Lompat ke isi

Palalakkang, Galesong, Takalar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Palalakkang adalah sebuah desa di Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Wilayahnya merupakan daerah pesisir yang lahannya digunakan untuk permukiman dan lahan fungsi pantai. Penduduk di Desa Palalakkang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan sebagian kecil sebagai petani. Di kawasan pesisir pantainya dikembangkan kawasan wisata kuliner. Wilayah Desa Palalakkang sangat rawan terkena tsunami.

Letak Desa Palalakkang berada di Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.[1] Sebelum menjadi bagian dari Kecamatan Galesong, Desa Palalakkang merupakan bagian dari Kecamatan Galesong Utara.[2]

Wilayah Desa Palalakkang merupakan daerah pesisir.[3]

Pemanfaatan lahan

[sunting | sunting sumber]

Lahan seluas 139,31 hektar di Desa Palalakkang termasuk bagian dari Daerah Aliran Sungai Jeneberang.[4] Lahan yang ada di Desa Palalakkang secara umum dibedakan menjadi lahan fungsi dan lahan pantai. Lahan fungsi digunakan untuk permukiman, perdagangan, jasa, dan untuk keperluan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan. Sementara lahan pantai dibuat untuk menjaga kelestarian fungsi pantai. Lahan pantai ditandai dengan garis sempadan.[5]

Mata pencaharian

[sunting | sunting sumber]

Penduduk di Desa Palalakkang bekerja sebagai nelayan dengan menangkap ikan demersal untuk dijual ke Kota Makassar. Wilayah penangkapan ikannya berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713 dengan menggunakan kapal. Jenis ikan yang ditangkap adalah ikan demersal laut dalam. Alat penangkapan ikan yang digunakan adalah jaring insang. Ukuran kapal penangkapan ikan di Desa Palalakkang ada yang kecil dan ada yang sedang. Kapasitas penampungannya sekitar 9,3–18 tonase kotor.[1]

Penangkapan ikan menggunakan kapal jaring insang untuk ikan demersal laut dalam dilakukan pada bulan Oktober hingga April. Nelayan kemudian beralih jenis pekerjaan pada bulan Mei hingga Desember. Pekerjaan mereka yaitu menangkap telur ikan terbang. Hasil tangkapan ikan dibawa ke darat menuju ke logistik di Pelabuhan Perikanan Beba. Penangkapan ikan dialihkan ke kanal sekitar sungai jeneberang selama musim angin barat karena ombak yang tinggi.[1]

Sementara itu, nelayan di Desa Palalakkang menggunakan kapal dengan alat tangkap berukuran kecil untuk penangkapan ikan demersal perairan dangkal. Ada dua jenis alat yang digunakan yaitu pancing rawai dan pancing ulur. Ukuran kapal untuk alat pancing rawai dan pancing ulur hanya berukuran sangat kecil. Kapal pancing rawai memiliki kapasitas ruang kurang dari 1 tonase kotor. Sedangkan kapal untuk alat pancing ulur berukuran kecil dan sedang. Kapasitas ruangnya antara 5–115 tonase kotor.[1]

Penduduk Desa Palalakkang yang bekerja sebagai nelayan telah mengembangkan usaha-usaha perikanan. Usaha ini antara lain usaha telur ikan terbang, pembuatan cantrang, dan pembibitan benur untuk usaha tambak udang. Khusus untuk usaha telur ikan terbang, kegiatannya berubah-ubah. Pada periode 1980-an hingga 1990-an. usaha ini tidak diadakan sama sekali. Setelah permintaan telur ikan terbang meningkat di pasar ekspor dan harga jualnya meningkat sejak tahun 2000, nelayan kembali memulai usaha telur ikan terbang. Produk telur ikan terbang diekspor ke Hong Kong, Jepang, Singapura, Korea, Taiwan dan Tiongkok. Sementara jenis usaha lainnya semakin jarang dilakukan.[6]

Penduduk di Desa Palalakkang ada juga yang bekerja sebagai petani. Persentase pertanian di Desa Palalakkang sebesar 22%. Namun, lahan pertanian di Desa Palalakkang masuk dalam kategori buruk akibat tekanan penduduk. Tekanan penduduk membuat kebutuhan penduduk akan produk pertanian terus meningkat hingga tidak mampu terpenuhi lagi.[7] Tingkat tekanan penduduk di Desa Palalakkang merupakan yang terburuk kedua di Kecamatan Galesong bersama dengan Desa Galesong Kota dan setelah Desa Campagaya.[8]

Kawasan pengembangan

[sunting | sunting sumber]

Kawasan wisata kuliner

[sunting | sunting sumber]

Wisata kuliner mulai dikembangkan di desa-desa sepanjang pesisir pantai Kecamatan Galesong sejak tahun 2017. Pada tahun 2019, sebuah gedung khusus sebagai kawasan kuliner dibangun di Dusun Palalakkang, Desa Palalakkang.[9] Akses jalan menuju kawasan wisata kuliner di Desa Palalakkang terbagi menjadi dua jenis jalan, yaitu jalan kabupaten dan jalan lingkungan. Jalan kabupaten ditandai dengan bahan pembuatannya dari aspal. Lebar jalan adalah 3,5 meter dengan bahu jalan antara 0,5–1 meter. Sementara jalan lingkungan selebar 1,2-1,9 meter yang terbuat dari paving block. Jalan lingkungan tidak memiliki bahu jalan.[10]

Kerawanan bencana

[sunting | sunting sumber]

Desa Palalakkang memiliki tingkat kerawanan bencana tsunami dalam kelas bahaya.[11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Padja, P. M., dkk. (27 Juni 2022). Survei Perikanan Kakap, Kerapu dan Lencam di Sulawesi (PDF). Denpasar: Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan People and Nature Consulting International. Lembar ke-57, poin 22. 
  2. ^ Bupati Takalar (2007). "Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 05 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Galesong" (PDF). Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Pasal 2. Diakses tanggal 11 November 2022. 
  3. ^ Rasulong, I., Asdi, dan Setiadi, M. A. "Model Pengembangan Wirausahawan Muda bagi Masyarakat Pesisir Kabupaten Takalar" (PDF). Prosiding Penelitian Seminar Nasional Seri 6: Menuju Masyarakat Madani dan Lestari: 173. 
  4. ^ Takwim, Supriadi (2022). Efendi, Ahmad Sudiyono, ed. DAS Jeneberang: Kawasan Lindung, Penyangga dan Budi Daya. Bantul: Jejak Pustaka. hlm. 102. ISBN 978-623-8007-15-8. 
  5. ^ Syafri, Hamzah dan Syarif 2022, hlm. 23025.
  6. ^ Tahara, T., dan Rismawidiawati (2020). "Strategi Usaha Perikanan Nelayan Engbatu-batu Kabupaten Takalar" (PDF). Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. 6 (2): 192. 
  7. ^ Nyompa, dkk. 2019, hlm. 630.
  8. ^ Nyompa, dkk. 2019, hlm. 629.
  9. ^ Syafri, Hamzah dan Syarif 2022, hlm. 23022.
  10. ^ Syafri, Hamzah dan Syarif 2022, hlm. 23024.
  11. ^ Yunus, R., dkk. (2019). Wartono, ed. Katalog Desa/Kelurahan Rawan Tsunami (Kelas Bahaya Tinggi dan Sedang) (PDF). Badan Nasional Penanggulangan Bencana. hlm. 141. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-11-25. Diakses tanggal 2022-11-11. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]