Palinivor
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Februari 2014) |
Dalam ilmu hewan, palinivor, palinivora, atau polenvora, yang berarti "pemakan serbuk sari" (dari bahasa Yunani παλύνω palunō, "bertaburan, menaburkan", dan bahasa Latin, vorare, yang berarti "melahap") adalah binatang herbivora yang memakan serbuk sari kaya akan nutrisi secara selektif yang dihasilkan oleh tumbuhan berbunga dan tumbuhan berbiji terbuka. Kebanyakan palinivora sejati adalah serangga atau tungau. Dalam penerapannya, kategori yang paling ketat mencakup sebagian besar lebah, dan beberapa jenis tawon,[1] karena serbuk sari sering kali merupakan satu-satunya makanan padat yang dikonsumsi oleh semua tingkat kehidupan serangga ini. Namun, kategori tersebut dapat diperluas untuk mencakup spesies yang lebih beragam. Misalnya, tungau dan trip palinivora biasanya memakan kandungan cairan dari serbuk sari tanpa benar-benar mengonsumsi eksin, atau bagian biji yang padat. Selain itu, daftar ini bertambah banyak jika seseorang mempertimbangkan spesies, baik tingkat larva, maupun dewasa yang memakan serbuk sari, tetapi bukan keduanya. Terdapat tawon lain yang termasuk dalam kategori ini, serta banyak kumbang,[2] lalat, kupu-kupu, dan ngengat. Salah satu contoh spesies yang hanya mengonsumsi serbuk sari pada tingkat larva adalah Apis mellifera carnica.[3] Terdapat berbagai macam serangga yang akan memakan serbuk sari secara oportunistis, begitu juga dengan berbagai-bagai burung, laba-laba penenun bola[4] dan nektarivora lain.
Serbuk sari, yang merupakan komponen penting diet palinivora, adalah gametofit jantan[5] yang terbentuk dalam kepala sari, atau bagian jantan bunga. Serbuk sari diperlukan untuk membuahi bagian betina bunga, atau putik, dan memiliki sejarah konsumsi yang panjang oleh berbagai spesies. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa palinivora setidaknya berasal dari kurun waktu Perem.[6] Kemungkinan telah terjadi koevolusi antara tumbuhan dan palinivora dalam suatu bentuk mutualisme, atau proses ketika dua spesies mendapat manfaat dari kegiatan spesies lain secara individu. Misalnya, palinivora mendapat manfaat dengan menerima nutrien dari serbuk sari. Dengan demikian, struktur mata palinivora berevolusi untuk menafsirkan isyarat visual yang diberikan oleh serbuk sari dengan lebih baik. Serbuk sari mendapat manfaat dari interaksi tumbuhan-binatang dengan disebarkan saat binatang membawanya dari bunga ke bunga, meningkatkan keberhasilan perkembangbiakan bunga masing-masing. Dengan demikian, serbuk sari telah berevolusi menjadi lebih menarik secara visual bagi palinivora, dan mengubah tekstur permukaannya agar lebih mudah dikenali oleh penerima sensoris sentuhan palinivora.[6]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Hunt, J H, Brown, P A, Sago, K M, and Kerker, J A (April 1991). "Vespid Wasps Eat Pollen (Hymenoptera: Vespidae)". Journal of the Kansas Entomological Society. 64(2): 127-130. .
- ^ Samuelson, G A (1994). "Pollen Consumption and Digestion by Leaf Beetles" in Novel Aspects of the Biology of Chrysomelidae. Series Entomologica, 50. https://doi.org/10.1007/978-94-011-1781-4_10.
- ^ Szolderits, M J, Crailsheim, K (1993). "A Comparison of Pollen Consumption and Digestion in Honeybee (Apis mellifera carnica) Drones and Workers." Journal of Insect Physiology, 39(10): 877-881. doi:10.1016/0022-1910(93)90120-g.
- ^ Eggs B, Sanders D (2013). "Herbivory in Spiders: The Importance of Pollen for Orb-Weavers". PLoS ONE 8(11): e82637. doi:10.1371/journal.pone.0082637.
- ^ McCormick S (2013) "Pollen". Current Biology 23(22): R988-90. doi:10.1016/J.CUB.2013.08.016.
- ^ a b Krassilov V A, Rasnitsyn A P, Afonin S A (2007). "Pollen eaters and pollen morphology: co-evolution through the Permian and Mesozoic". African Invertebrates 48(1): 3-11.