Parahyena
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Parahyena | |
---|---|
Nama lain | Cucu The Tangkal Nangka |
Asal | Bandung, Indonesia |
Genre |
|
Tahun aktif | 2014 | –sekarang
Situs web | parahyena |
Anggota | Sendy Novian Radi Tajul Arifin Saipul Anwar Iman Surya Fariz Alwan Fajar Aditya |
Mantan anggota | Hendri Ekek |
Parahyena adalah grup musik akustik asal Bandung. Grup musik ini berdiri sejak 11 Juli 2014.[1] Berawal dari pertemanan sekampus di Bandung, dari ketidaksengajaan para mahasiswa yang sering bertemu ini, tiba-tiba tercetus sebuah ide untuk membuat sebuah band dengan format akustik sederhana namun menyenangkan. Adapun line-up parahyena terdiri dari Sendy Novian (vokal, guitalele), Radi Tajul (gitar), Saipul Anwar (kontrabas), Iman Surya (violin), Fajar Aditya (cajon), dan Fariz Alwan (bangsing).[2]
Beberapa musisi/band seperti AulagaFolk, bella flex adalah inspirasi musik mereka. Namun kesukaan terhadap karya musisi Indonesia seperti Gamelan, Sweaty Family, dan sebagainya tetap digarisbawahi.[3]
Diskografi
[sunting | sunting sumber]Single
[sunting | sunting sumber]Penari
[sunting | sunting sumber]Dalam single perawan, berjudul Penari yang dirilis pada tahun (2014), Parahyena meramu dan mengemas musik accoustic dengan sentuhan warna etnik, hal itu dimaksudkan untuk memberi ruang pilihan yang lain bagi banyak kawula muda saat ini yang memilih dan mendengar musik folk sebagai identitas barunya. Lagu Penari, bercerita tentang ketertarikan manusiawi mata lelaki/perempuan apabila melihat alunan gerak, kerlingan mata, lentikanya jemari, gemulai tubuh, seakaan ada makna yang ingin penari tawarkan disana, walau terkadang tak tahu apa arti dari maksudnya.
Ayakan
[sunting | sunting sumber]Single Ayakan ini lirik dan musiknya diramu oleh Parahyena yang dirilis pada tahun 2015.[4] Lirik dalam lagu ayakan ini menggunakan ‘Paparikan’ yaitu salah satu puisi dalam sastra Sunda yang dibangun oleh cangkang yang tidak mengandung arti, dan diikuti oleh isi yaitu arti sesungguhnya, yang dikompromikan dengan sastra inggris alakadarnya. Lagu ayakan ini sarat dengan kasih sayang, pembelajaran dan guyonan, dan tidak menutup kemungkinan disalahsatu bagian liriknya menjadi multi tafsir. Dalam single Ayahen ini Parahyena berfeaturing dengan Dimas Wijaksana yang merupakan mesin cengkok dari band bernama Mr. Sonjaya.
Dibawah Rembulan
[sunting | sunting sumber]Single ini di rilis pada tahun (2016) yang bercerita tentang sepasang manusia yang sedang menikmati ketertarikan satu sama lain, rembulan di analogikan sebagai sosok perempuan dambaan yang memiliki daya tarik tinggi, menenangkan, menerangi dan menonjol di antara hiasan langit lainnya. Suasana malam dibawah sinar bulan membuat kedua insan yang jatuh cinta ini seketika membisu, dan keduanya hanya bisa menatap langit sambil menghitung bintang membuat kenangan yang tak begitu saja dapat dilupakan.
Pada lagu ini parahyena memasukan unsur beluk dan diselipi lirik berbahasa sunda. Beluk adalah seni vokal tanpa iringan instrumen, khas masyarakat sunda yang sekarang ini sudah langka untuk kita temui. Kesenian ini tersebar di wilayah agraris dan terutama di dataran-dataran tinggi, mulai dari Banten, Sumedang dan Tasikmalaya. Parahyena mencoba untuk mengkompromikan unsur tradisi dengan instrumen lain sehingga menjadikannya sebuah karya baru.
Tidak hanya pada single DI BAWAH REMBULAN, pada album pertama yang diberi judul ROPEA, Parahyena pun menawarkan musik yang diperoleh dari unsur-unsur tradisi yang ditransformasikan kedalam bentuk karya musik yang unik.[5]
Album
[sunting | sunting sumber]Ropea
[sunting | sunting sumber]Dua tahun merupakan waktu yang dirasa tepat bagi Parahyena untuk melahirkan album perawannya. Setelah merilis 3 single pada tahun-tahun sebelumnya yakni, Penari (2014) lalu Ayakan (2015) yang mendaulat Dimas Wijaksana menjadi teman duet. Hingga yang teranyar Di bawah Rembulan pada 1 Juli 2016, single ketiga tersebut merupakan penanda akan diluncurkannya album perdana yang diberi judul ROPEA.
Ropea mempunyai arti memperbaiki atau memperbaharui dalam bahasa sunda. Musik yang Parahyena tawarkan pada album ini adalah musik yang diperoleh dari beberapa unsur tradisi yang ditransformasikan menjadi sebuah karya yang unik. Kata Ropea dipilih sebagai judul album karena beberapa lagu yang berada di album ini telah dibuat sebelum Parahyena berdiri dan kemudian diperbaharui dengan ciri khas Parahyena.
Ropea pun diambil dari asal kata rope yang berarti tali (dalam bahasa inggris), tali yang sifatnya mengikat. Dalam harapan, album ini dapat mengikat para personil menjadi satukesatuan sebagai Parahyena itu sendiri. 3 Agustus 2016 kemarin Parahyena resmi meluncurkan albumnya dalam bentuk awal yakni boxset dengan jumlah yang terbatas, ini diberikan sebagai wujud penghargaan Parahyena terhadap 50 orang pendengar pertama album perawan mereka.
Sebagai wujud rasa syukur atas kelahiran album perawannya, Parahyena memutuskan untuk membuat sebuah mini showcase pada tanggal 16 September 2016. Showcase tersebut merupakan buah dari kerjasama Parahyena dengan Lawangwangi Creative Spaces dalam kesempatan Music Chamber #12. Dengan harapan, teman, keluarga dan khalayak umum bisa ikut merasakan kebahagian atas lahirnya album pertama tersebut.
Album perawan ini terlahir sebagai tanda kenal dari Parahyena kepada khalayak umum sebagai wujud eksistensi Parahyena dalam bermusik. Total 9 lagu dituangkan dengan nuansa khas yang menjadikan karakter parahyena itu sendiri.
Ropea dilahirkan oleh PARAHYENA dan dibalut oleh kerjasama yang membahagiakan bersama Dimas Wijaksana ( Mr Sonjaya ), Rahul Sharma dari India, Luthfi Nurkamal, Gita Suara Choir, Hendri Ekek dan juga Yogi Arighi bersama dengan Ismah yang menggambar cover album Ropea.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Djarum Coklat
- ^ Konser "Ropea" Parahyena Gabungkan Musik, Teater, dan Tari, Pikiran Rakyat, 17 September 2016, diakses 15 Maret 2017
- ^ "Profil Parahyena". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-08. Diakses tanggal 2017-03-07.
- ^ Parahyena Rilis Single Kedua Bertajuk “Ayakan” Diarsipkan 2017-03-19 di Wayback Machine. di Jakarta Beat, 12 Juli 2015, diakses pada 18 Maret 2017
- ^ Single Ketiga Parahyena “DI BAWAH REMBULAN”, Bandung Magazine, 2 Juni 2016, diakses 15 Maret 2017
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Situs web resmi Diarsipkan 2017-03-07 di Wayback Machine.
Daftar lagu di YouTube
[sunting | sunting sumber]Seluruh lagu ditulis oleh Parahyena , kecuali catatan.
No. | Judul | Pencipta | Durasi |
---|---|---|---|
1. | "Kembali" | Parahyena | 2:50 |
2. | "Berlalu" | 3:47 | |
3. | "Cibaduyut" | Efiq Zulfikar dan Deden Sutris | 3:15 |
4. | "Dibawah Rembulan" | Parahyena | 4:25 |
5. | "Penantian Di Parapatan Tiongkok" | Dimas Wijaksana | 4:19 |
6. | "Lebih Senang" | Yolanda christianti | 3:11 |
7. | "Sindoro Sumbing" | Ade Suntara | 4:23 |
8. | "Penari" | Parahyena | 4:59 |
9. | "Ayakan" | 4:02 | |
Durasi total: | 31:59 |