Lompat ke isi

Parodi dihidrogen monoksida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

Kebohongan dihidrogen monoksida merupakan pemberitaan palsu mengenai daftar pengaruh buruk air (dalam nama yang tidak umum), lalu mengajak seseorang untuk membantu menjaga diri dari zat berbahaya tersebut. Berita palsu ini dibuat untuk mengilustrasikan bagaimana kurangnya pengetahuan ilmiah dan analisis dapat menyebabkan ketakutan.[1] Dihidrogen monoksida, disingkat DHMO, adalah nama kimia dari air, tetapi hampir tidak pernah digunakan. Sejumlah nama kimia lain dari air juga digunakan pada parodi semacam ini seperti hidrogen hidroksida, dihidrogen oksida, asam hidroksat, asam hidrat dan oksidana.

Kebohongan populer mengenai dihidrogen monoksida adalah versi Eric Lechner, Lars Norpchen dan Matthew Kaufman ketika ketiganya menjalani studi di UC Santa Cruz tahun 1990,[2] direvisi oleh Craig Jackson tahun 1994,[3][4] dan disebarkan secara luas pada tahun 1997 ketika Nathan Zohner, seorang pelajar berusia 14 tahun, mengumpulkan petisi untuk melarang penggunaan "DHMO" sebagai dasar proyek sainsnya, berjudul "How Gullible Are We?"[5]

Edisi April Mop tahun 1983 pada Durand Express, surat kabar mingguan yang berbasis di Durand, Michigan, melaporkan bahwa "dihidrogen oksida" telah ditemukan di pipa air kota, dan memperingatkan bahwa zat tersebut bersifat fatal jika terhirup, dan dapat menghasilkan uap yang dapat membuat melepuh.[6] Kemunculan pertama di web dilakukan oleh Pittsburgh Post-Gazette yang disebut dengan Koalisi penolakan Dihidrogen Monoksida,[3][4] sebuah pemberitaan palsu terorganisasi yang dimulai oleh Craig Jackson di Universitas California, Santa Cruz menyusul diskusi newsgroup pertama pada 1990.[2]

Situs ini memiliki peringatan sebagai berikut:[7]

Dihydrogen monoxide:

  • is also known as hydroxyl acid, and is the major component of acid rain.
  • contributes to the "greenhouse effect".
  • may cause severe burns.
  • contributes to the erosion of our natural landscape.
  • accelerates corrosion and rusting of many metals.
  • may cause electrical failures and decreased effectiveness of automobile brakes.
  • has been found in excised tumors of terminal cancer patients.

Despite the danger, dihydrogen monoxide is often used:

  • as an industrial solvent and coolant.
  • in nuclear power plants.
  • in the production of styrofoam.
  • as a fire retardant.
  • in many forms of cruel animal research.
  • in the distribution of pesticides. Even after washing, produce remains contaminated by this chemical.
  • as an additive in certain "junk-foods" and other food products.

Terjemahan ke bahasa Indonesia:

Dihidrogen monoksida:

Walaupun berbahaya, dihidrogen monoksida masih sering digunakan:

  • sebagai pelarut dan pendingin industri.
  • dalam pembangkit listrik tenaga nuklir.
  • dalam produksi sterofoam.
  • sebagai pemadam kebakaran.
  • dalam banyak penelitian hewan yang kejam.
  • dalam distribusi pestisida. Kadang, walaupun telah dilakukan pembersihan, produk yang tersisa masih terkontaminasi oleh bahan kimia ini.
  • sebagai bahan tambahan dalam "makanan cepat saji" dan produk makanan lain.

Sebuah lembar data keselamatan bahan tiruan juga telah dibuat untuk H2O.[8][9]

Terminologi dan penamaan

[sunting | sunting sumber]
Tanda yang menunjukkan bahwa air mengandung hidrogen dengan level yang tinggi.

Molekul air memiliki rumus kimia H2O, artinya molekul air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Secara harfiah, istilah "dihidrogen monoksida" berarti "dua hidrogen, satu oksigen": awalan di- dalam dihidrogen berarti "dua", awalan mono- dalam monoksida berarti "satu", dan "oksida" merujuk pada oksigen dalam suatu senyawa (karena terdapat dua o pada "monooksida", o yang pertama luruh sehingga penamaannya menjadi "monoksida").[10] Menggunakan tata nama senyawa kimia, berbagai nama untuk air umum digunakan dalam komunitas ilmiah: hidrogen oksida; hidrogen hidroksida, yang mencirikannya sebagai suatu basa; dan beberapa penamaan yang mencirikannya sebagai asam, seperti asam hidrat, asam hidroksat, asam hidroksil, asam hidrohidroksat, dan asam hidroksilat. Istilah yang digunakan pada teks aslinya, asam hidroksil, adalah nama yang tidak standar.[11]

Di bawah tata nama kimia anorganik IUPAC revisi 2005, tidak ada nama tunggal yang benar untuk setiap senyawa.[12] Fungsi utama tata nama senyawa kimia adalah untuk memastikan bahwa setiap nama merujuk, dengan jelas, ke satu zat. Hal ini dianggap kurang penting untuk memastikan bahwa setiap zat harus memiliki satu nama yang jelas, meskipun jumlah nama yang dapat diterima terbatas.[12] Air adalah salah satu nama yang dapat diterima untuk senyawa ini, meskipun itu bukan nama sistematis atau internasional dan khusus untuk satu fase senyawa saja (keadaan cairnya). Rekomendasi IUPAC untuk senyawa ini adalah oksidana.[13]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Carder, L; Willingham, P.; Bibb, D. (2001), "Case-based, problem-based learning: Information literacy for the real world", Research Strategies, 18: 181–190, doi:10.1016/S0734-3310(02)00087-3 .
  2. ^ a b Lechner, Erich (23 Februari 1990). "Warning! Dangerous Contamination!". Usenet rec.humor.funny archive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2012. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  3. ^ a b Kruszelnicki, Karl S. (17 Mei 2006). "Mysterious killer chemical". Australian Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2008. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  4. ^ a b Roddy, Dennis B. (19 April 1997). "Internet-inspired prank lands 4 teens in hot water". Pittsburgh Post-Gazette. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Juni 2021. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  5. ^ Mikkelson, David (12 Desember 2017). "Is Dihydrogen Monoxide Dangerous?". Snopes.com. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  6. ^ "April Fool's Day, 1983". Museum of Hoaxes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2001. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  7. ^ Jackson, Craig (1994). "Ban Dihydrogen Monoxide!". Coalition to ban DHMO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Oktober 1996. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  8. ^ "DHMO Material Safety Data Sheet". Improbable Research. 24 Maret 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Juli 2018. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  9. ^ "Material Safety Sheet – DiHydrogen Monoxide" (PDF). DHMO.org. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Oktober 2017. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  10. ^ Van Bramer, S. E. (1996). "Chemical Nomenclature". Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Oktober 2018. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  11. ^ "About Water". Bluelake Technologies. Diakses tanggal 25 November 2018. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ a b "Nomenclature of Inorganic Chemistry: IUP Recommendations 2005" (PDF). 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Desember 2019. Diakses tanggal 25 November 2018. 
  13. ^ Leigh, G. J.; Favre, H.A.; Metanomski, W.V. (1998). Principles of Chemical Nomenclature: A Guide to IUPAC Recommendations (PDF). UK: Blackwell Science Ltd. hlm. 99. ISBN 0-86542-685-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 Juli 2011. Diakses tanggal 25 November 2018. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]