Keuskupan Tanjung Selor
Keuskupan Tanjung Selor Dioecesis Tanjungselorensis | |
---|---|
Katolik | |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Wilayah | |
Samarinda | |
Dekanat |
|
Kantor pusat | Jl. Jelarai, Kel. Tanjung Selor Hilir, Kec. Tanjung Selor, Kab. Bulungan 77212 |
Koordinat | 2°50′25″N 117°21′52″E / 2.840145°N 117.364497°E |
Statistik | |
Luas | 96.630 km2 (37.310 sq mi)[1] |
Populasi - Total - Katolik | (per 2021) 959.000 55.000 (5,7%) |
Paroki | 15 |
Imam | 30 (13 Imam Diosesan) |
Informasi | |
Denominasi | Gereja Katolik |
Gereja sui iuris | Gereja Latin |
Ritus | Ritus Roma |
Pendirian | 9 Januari 2002 |
Katedral | Santa Maria Assumpta, Tanjung Selor |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Kepemimpinan kini | |
Paus | Fransiskus |
Uskup | Paulinus Yan Olla, M.S.F. |
Vikaris jenderal | R.P. Dominikus Paretta, O.M.I. |
Sekretaris jenderal | R.P. Agustinus Mamming, M.S.C. |
Ekonom | R.D. Yohanes Meak |
Peta | |
Keuskupan Tanjung Selor adalah salah satu keuskupan Gereja Katolik di Indonesia, serta menjadi keuskupan sufragan dari provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Banjarmasin, dan Keuskupan Palangka Raya.[2] Wilayah geografis keuskupan ini mencakup seluruh wilayah Kalimantan Utara dan wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Pada tahun 2021, keuskupan ini tercatat terdiri dari 15 paroki, dilayani oleh 30 imam, dan memiliki 55 ribu umat dengan persentase 5,7% terhadap seluruh penduduk.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perkembangan misi
[sunting | sunting sumber]Bernardus Winokan adalah salah satu tokoh perintis keberadaan Paroki St. Maria Assumpta yang kemudian hari akan berkembang sebagai Katedral St. Maria Assumpta. 1954 adalah tahun di mana Bernardus Winokan bertugas sebagai Sekretaris Kepala Daerah Bulungan, kehadiran selaku umat katolik menggembirakan beberapa orang perantau katolik di wilayah Bulungan, Bpk. Winokan sejak kedatangannya di Bulungan mulai giat mengumpulkan para perantau katolik yang kebanyakan berasal dari Nusa Tenggara Timur dan kemudian membentuk sebuah persekutuan kecil umat katolik yang secara rutin mengadakan berbagai kegiatan di rumahnya. Seiring perjalanan waktu maka jemaat kecil itu akhirnya menjadi sebuah stasi dari paroki Tarakan setelah mengundang Pastor Padberg dari paroki Tarakan. Setelah dirasakan bahwa iman mulai tumbuh di wilayah Bulungan dirasakan perlu untuk memulai karya pewartaan di wilayah sekitar, maka dimulailah karya kerasulan itu, mula-mula Bpk. Winokan di dampingi Bpk Paulus melakukan perjalanan ke hulu sungai Kayan di daerah Long Lembu, di wilayah ini bertemu dengan Bpk. Laing, dari wilayah ini benih iman ditaburkan dan kemudian menyebar. Perkembangan luar biasa terjadi di daerah hulu Sungai Kayan yang kemudian justru lebih dulu berkembang menjadi sebuah paroki yaitu Paroki St. Petrus Mara Satu, Stasi Tanjung Selor menjadi salah satu stasi dari paroki baru tersebut. 1978-1979 stasi Tanjung Selor membangun gedung gereja yang sampai sekarang ini (2007) masih dipergunakan.
Pembentukan keuskupan
[sunting | sunting sumber]Hampir enam tahun kemudian tepatnya 22 Desember 2001 Bapa Suci Yohanes Paulus II memutuskan untuk membentuk Keuskupan baru di Provinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, keputusan ini kemudian diumumkan pada tanggal 9 Januari 2002, Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF adalah uskup pertama untuk keuskupan ini dan Tanjung Selor ditunjuk sebagai pusat keuskupan, dengan ditunjuknya Tanjung Selor sebagai pusat keuskupan maka dengan demikian Paroki St. Maria Assumpta menjadi Paroki Katedral Wilayah Keuskupan Tanjung Selor yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara meliputi lima kabupaten dan satu kota yaitu Kab. Bulungan, Kab. Berau, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kab. Tana Tidung dan Kota Tarakan, dengan jumlah umat katolik kurang lebih 32.500 jiwa.
Garis waktu
[sunting | sunting sumber]- Didirikan sebagai Keuskupan Tanjung Selor pada tanggal 9 Januari 2002, memisahkan diri dari Keuskupan Samarinda
- Perpindahan metropolit dari Keuskupan Agung Pontianak ke Keuskupan Agung Samarinda pada tanggal 29 Januari 2003
Waligereja
[sunting | sunting sumber]Ordinaris
[sunting | sunting sumber]- Uskup Tanjung Selor
- Yustinus Harjosusanto, M.S.F.[3] (9 Januari 2002 s.d. 16 Februari 2015, pindah tugas)
- Paulinus Yan Olla, M.S.F. (sejak 22 Februari 2018)
Prelat tituler
[sunting | sunting sumber]- Administrator Apostolik Keuskupan Tanjung Selor
- Yustinus Harjosusanto, M.S.F. (16 Februari 2015 s.d. 22 Februari 2018, jabatan selesai)
Paroki
[sunting | sunting sumber]Dekanat Tengah
[sunting | sunting sumber]- Kabupaten Bulungan
- Paroki Katedral Tanjung Selor – Santa Maria Assumpta
- Paroki Sekatak – Santo Carolus
- Paroki Sungai Kayan – Santo Petrus
- Kota Tarakan
- Kabupaten Tana Tidung
- Paroki Tidung Pale – Santo Paulus
Dekanat Utara
[sunting | sunting sumber]- Kabupaten Malinau
- Kabupaten Nunukan
- Paroki Nunukan – Santo Gabriel
- Paroki Mansalong – Santa Maria Bunda Karmel
- Paroki Sekikilan – Santo Yosef
Dekanat Selatan
[sunting | sunting sumber]- Kabupaten Berau (Kalimantan Timur)
- Paroki Tanjung Redeb – Santo Eugenius de Mazenod
- Paroki Dumaring – Santo Yoseph
- Paroki Segah – Hati Kudus Yesus
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Diocese of Tanjung Selor, Indonesia 🇮🇩". GCatholic. Diakses tanggal 2024-01-21.
- ^ "Pembagian provinsi gerejawi di situs kawali.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2012-10-08.
- ^ "Paus Fransiskus Tunjuk Mgr Yustinus Harjosusanto Jadi Uskup Agung Samarinda". Tribunnews.com. Tribun Kaltim.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Data Keuskupan Tanjung Selor di catholic-hierarchy.org
- (Indonesia) Jadwal Misa Keuskupan Tanjung Selor