Pasu tanur
Pasu tanur, atau dikenal pula sebagai tandoor dalam bahasa Inggris, adalah sejenis tungku pemanggang berbentuk pasu besar yang biasanya terbuat dari tanah liat yang dibakar (gerabah). Sejak jaman kuno, pasu atau tempayan pemasak ini telah digunakan untuk memanggang roti, roti pipih, dan bahkan juga daging. Pasu tanur populer digunakan untuk memasak di wilayah Asia Selatan, Tengah, Barat, serta Kaukasus Selatan.[1] Dan juga di kawasan Tanduk Afrika.
Penggunaan pasu tanur serupa ini dapat dirunut balik hingga ke masa Peradaban Lembah Indus, salah satu peradaban tertua di dunia, lebih dari 5.000 tahun yang silam. Panas untuk tanur tradisional ini dihasilkan oleh arang atau kayu api yang dinyalakan di dasar pasu, sementara adonan roti atau daging yang dimasak dilekatkan pada dinding dalam tanur sebelah atas. Dengan cara ini, bahan makanan dimatangkan oleh panasnya nyala api atau bara, dan juga asap panas, yang dipajankan secara langsung oleh sumber api. Temperatur di dalam pasu tanur semacam ini dapat mencapai 480 °C (900 °F; 750 K), dan biasanya tanur pemasak ini dibiarkan terus menyala untuk waktu yang cukup lama.
Dalam penggunaannya, pasu tanur ini dapat diletakkan di atas tanah atau sebagiannya tertanam dalam tanah. Tinggi pasu ini dapat lebih dari semeter. Di masa sekarang, pasu tanur tradisional ini sebagiannya telah digantikan dengan tanur-tanur logam dengan variasi yang menggunakan bahan bakar gas atau pemanas listrik sebagai sumber panasnya.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Tanur berasal dari bahasa Arab, تَنُّوْرٌ tannūr;[2] sedangkan tandoor asalnya adalah perkataan Hindustani (tandūr). Kedua kata itu pada gilirannya dipinjam dari bahasa Persia tanur, dan selanjutnya dari bahasa Akkadia tinūru (𒋾𒂟), di mana tin berarti 'lumpur' dan nuro/nura berarti 'api'.[3]
Masakan
[sunting | sunting sumber]Pasu tanur adalah peranti memasak yang penting, terutama untuk menyiapkan aneka variasi roti pipih yang menjadi makanan harian di pelbagai wilayah sebarannya. Misalnya roti chapati (di India), khubz (Jazirah Arab), lahoh (Somalia Utara, Jibuti, dan Yaman), lavash (Armenia), naan (Pakistan) dan lain-lain.
Di samping itu pasu tanur juga digunakan untuk memanggang daging seperti halnya pada masakan ayam tandoori dari wilayah Punjabi, ayam tikka, dan kebab. Di Turkmenistan, tanur ini dipakai di antaranya untuk memasak somsa (samosa).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Raichlen, Steven (10 Mei 2011). "A Tandoori Oven brings India's heat to the backyard". New York Times. Diakses tanggal 9 Mei 2011.
- ^ KBBI Daring: tanur, diakses tgl. 18/xi/2024
- ^ Achaya K. T. (1994). Indian Food Tradition A Historical Companion. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-562845-6. Diakses tanggal 6 February 2019.
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Curry Club Tandoori and Tikka Dishes, Piatkus, London — ISBN 0-7499-1283-9 (1993)
- Curry Club 100 Favourite Tandoori Recipes, Piatkus, London — ISBN 0-7499-1491-2 & ISBN 0-7499-1741-5 (1995)
- India: Food & Cooking, New Holland, London — ISBN 978-1-84537-619-2 (2007)