Lompat ke isi

Pasui, Buntu Batu, Enrekang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
kepala desa pasui periode 1966-2023

Susunan kepala desa pasui

Pasui
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenEnrekang
KecamatanBuntu Batu
Kode Kemendagri73.16.10.2001 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 3°26′23.64″S 119°53′35.09″E / 3.4399000°S 119.8930806°E / -3.4399000; 119.8930806


Pasui adalah nama sebuah desa di Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

ASAL MULA NAMA DESA PASUI adalah          Suatu waktu pemimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda dari Toraja yang bernama PONG TIKU mendengar bahwa saudara mereka di Buntu Batu telah mendapatkan tekanan keras dari imperealis Belanda/ NICA, maka mereka pun bergegas ke buntu Batu membawa pasukan nya dengan maksud membantu melawan belanda dan memcari cela mendapatkan kopi untuk bisnis Pong Tiku. Disaat pasukan dari toraja sudah berada di buntu batu pasukan tersebut  tidak menginap di lokasi yang disediakan oleh raja buntu batu, akan tetapi mereka mencari lokasi lain yang agak jauh dari lokasi rencana awal, mereka pun menumukan lokasi yang masih penuh dengan semak dan agak berbukit serta tidak berpenghuni kemudian mmbuat basecame sederhana dari ranting dan daun daun. Pada malam pertama mereka istirahat di lokasi tersebut, mereka di serang oleh penyakit gatal yang melepuh dan terasa di tubuh mereka seperti di tusuk tusuk . Mereka pun berteriak teriak dalam bahasa toraja denagn kata “PASUI, PASUI, PASUI” sambil menunjuk nunjuk daun daun yang meraka jadikan alas isirahat (Kata Pasui adalah bahasa Toraja yg artinya MENUSUK). Nah sejak saat itu lokasi yang tak berpenghuni terkenal dengan nama Pasui.

Awal Muhammadiyah masuk di Pasui Pada Tahun 1946, tokoh-tokoh atau pengurus Muhammadiyah Sebagai perintis dan sekaligus sebagai pengurus ranting Muhammadiyah Buntu Batu yang diutus untuk belajar agama islam (Muhammadiyah) di Rappang yaitu :

1. Palangi  aliyas Iyekna Lahi sebagai ketua merangkap sekertaris

2. Malang aliyas ambe’ Lahuseng sebagai ketua I

3. Sialla’ aliyas ambe’ Marahiba sebagai penasehat

Untuk yang datang dari ujung pandang untuk meresmikan ranting Muhammadiyah Buntu Batu yaitu : BS BARANTIK dan HJ. SAINI

Pengurus pimpinan cabang muhammadiyah :

1.     Lahuseng Ambe’ Uca 3 (periode)

2.     H. Ilyas (2 periode)

3.     Adnan Sabil (1 periode)

4.     Pammana (3 periode)

5.     Rahmat.D (sekarang)

Awal mula Muhammadiyah Berasal dari Rappang, Kab. Sidrap, yang di ketuai oleh Almarhum K.H.Jabbar Asiri anak kandung HJ.Saini, perkembangan Muhammadiyah dari awal hingga sekarang, dari tahun ke tahun mulai dari tahun 1946 sampai sekarang 2023 karena adanya dukungan dan partisipasi oleh Masyarakat Pasui dan karna Masyarakat buntu batu pada saat itu kehidupan beragamanya memang bagus hingga ajaraan muhammadinya dapat di terima di pasui dan sekitarnya hingga muhammadiya tidak pernah surut .walaupun sekarang tidak semuanya muhammadinya tapi bisa di katakana bahwa ajaran muhammadiya bisa di terima oleh Masyarakat,

penyebab Muhammadiyah masuk di Pasui,Di awali dengan rentetan peristiwa yang pernah terjadi d(i indonesia umumnya dan daerah duri hususnya diantaranya :

1.Gerakan revolusi fisik

2.Gerakan darul islam ( DI/TII)

3. G.30.S/PKI.

Muhammadiyah masih bertahan sampai sekarang,Karena memang awalnya Muhammadiyah mempunyai aspirasi keagamaan yang memang kental dari DI/TII

Pada tahun 1946 terbentuklah ranting Muahammadiyah di Pasui, dengan nama ranting Muhammadiyah Buntu-Batu, cabang Muhammadiyah pada masa itu berkedudukan di Rappang yang di ketuai oleh Almarhum K.H.Jabbar Asiri anak kandung HJ.Saini.

Sebagai perintis dan sekaligus sebagai pengurus ranting Muhammadiyah Buntu Batu yang diutus untuk belajar agama islam (Muhammadiyah) di Rappang yaitu :

1.    Palangi  aliyas Iyekna Lahi sebagai ketua merangkap sekertaris

2.    Malang aliyas ambe’ Lahuseng sebagai ketua I

3.    Sialla’ aliyas ambe’ Marahiba sebagai penasehat

Untuk yang datang dari ujung pandang untuk meresmikan ranting Muhammadiyah Buntu Batu yaitu : BS BARANTIK dan HJ. SAINI

Pengurus pimpinan cabang muhammadiyah :

1.    Lahuseng Ambe’ Uca 3 (periode)

2.    H. Ilyas (2 periode)

3.    Adnan Sabil (1 periode)

4.    Pammana (3 periode)

5.    Rahmat.D (sekarang)

Perkembangan Muhammadiyah di Pasui berkembang dari tahun ke tahun mulai dari tahun 1946 sampai sekarang 2023 karena adanya dukungan dan partisipasi oleh Masyarakat Pasui dan karna Masyarakat buntu batu pada saat itu kehidupan beragamanya memang bagus hingga ajaraan muhammadinya dapat di terima di pasui dan sekitarnya hingga muhammadiya tidak pernah surut .walaupun sekarang tidak semuanya muhammadinya tapi bisa di katakana bahwa ajaran muhammadiya bisa di terima oleh Masyarakat.

Di awali dengan rentetan peristiwa yang pernah terjadi d(i indonesia umumnya dan daerah duri hususnya diantaranya :

1. Gerakan revolusi fisik, mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamirkan, Sulawesi Selatan khususnya Tentara Nika dengan korbannya 4o jiwa yang pernah tercatat.

2. Daerah duri sempat dikotak-kotakkan oleh Gerakan darul islam ( DI/TII)

f3. Dan puncak semua kekacauan dan keresahan dari setiap peristiwa yang terjadi setelah meletusnya G.30.S/PKI.

Dan memang awalnya Muhammadiyah mempunyai aspirasi keagamaan yang memang kental dari DI/TII.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]