Pembantaian di Ayyadieh
Pembantaian di Ayyadieh terjadi pada masa Perang Salib Ketiga setelah jatuhnya kota Akko ke tangan Tentara Salib. Raja Richard I dari Inggris memerintahkan pembantaian 2.000-3.000 pasukan dan warga Muslim dari kota yang telah direbut di hadapan pasukan Salahuddin Ayyubi pada tanggal 20 Agustus 1191. Walaupun diserang oleh pasukan Muslim selama pembantaian ini, Tentara Salib dapat mundur dengan tertib.
Pembantaian
[sunting | sunting sumber]Setelah jatuhnya kota Akko, Raja Richard I ingin menukar tawanan Muslim dalam jumlah yang besar dengan Salib Sejati, tebusan dalam jumlah yang besar dan orang Kristen yang ditawan oleh Salahuddin Ayyubi.
Namun, pemimpin Muslim mencoba menunda waktu karena ia berharap agar bala bantuan dapat tiba untuk membantu merebut kembali kota Akko. Saat Raja Richard I meminta daftar orang Kristen penting yang ditawan oleh Muslim, Salahuddin Ayyubi menolak. Raja Richard lalu sadar bahwa ia sedang diakali, sehingga ia meminta agar pembayaran tebusan dan pertukaran tawanan dilakukan dalam waktu satu bulan.
Batas waktu ini tidak dipenuhi, sehingga Raja Richard I marah dan memerintahkan agar semua tawanan dari Akko dibawa ke sebuah bukit kecil yang disebut Ayyadieh. Kemudian, di depan mata pasukan Muslim, sekitar 3.000 pasukan, laki-laki, perempuan dan anak-anak dari kota Akko (menurut sumber Muslim) dibantai oleh pedang. Sementara itu, sumber Kristen sama sekali tidak menyebut keberadaan warga sipil dan memperkirakan terdapat 2.600 tawanan yang tewas.
Sebagian pasukan Muslim mengamuk setelah menyaksikan pembantaian ini dan mencoba menyerang Tentara Salib, tetapi mereka berulang kali dipukul mundur, sehingga Richard I dan pasukannya dapat mundur.