Lompat ke isi

Pembicaraan:Geografi Indonesia

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komentar terbaru: 1 tahun yang lalu oleh InternetArchiveBot pada topik External links found that need fixing (November 2023)

Sepertinya 18.108 yang data dari LAPAN lebih tidak uptodate (tertanggal 17 Februari 2003) dibandingkan 17.504 (data dari Depdagri - tahun 2004). borgx(kirim pesan) 10:07, 24 September 2006 (UTC)

Kalau anda tahu cara kerja BIROKRAT / Pejabat Indonesia, maka anda akan maklum. Mereka KERJA ASAL-ASALAN, pemalas dan tidak mencari data yang paling akhir. Mereka pakai data hasil survai Pusat Survei dan Pemetaan Tentara Nasional Indonesia (Pussurta ) tahun 1987.
Dari pembicaraan dengan bagian toponimi Badan koordinasi survai dan pemetaan nasional (Bakosurtanal): mereka mengakui adanya DATA BARU tahun 2003 dari LAPAN dan LIPI yang sedang diperiksa kebenarannya sampai sekarang. Data lama adalah lebih dari 13000 pulau pada tahun 1976 dari Pussurta, dan 17508 pulau pada tahun 1987, juga dari Pussurata. Karena banyak gempa yang disertai pergerakan permukaan tanah, letusan gunung berapi, pengikisan pantai (yang bisa menimbulkan pulau-pulau baru seperti Tanah lot di Bali), pengendapan/sedimentasi di muara sungai (seperti segara anakan di Cilacap), pertumbuhan karang, hutan bakau, maka bisa timbul pulau-pulau baru. Pulau juga bisa tenggelam saat ada gempa, hancur karena pengikisan oleh ombak ganas, hancur karena tanah/pasirnya diambil untuk bahan bangunan. Data pada tahun 2003 yang paling mendekati kebenaran karena sejak tahun 1987 sampai 2003 telah terjadi berbagai macam gempa, pengendapan dan hal-hal lain-lain. Jadi apakah data 18110 pulau bisa diterima?

Kenapa dibilang vandal?

[sunting sumber]

Kebakaran hutan permanen di Kalimantan/Sumatra Timur sebenarnya tidak ada karena akan padam saat musim hujan. Yang terjadi adalah kebakaran lahan gambut DI BAWAH TANAH, di bawah areal/kawasan perhutanan. Kenapa fakta ini dihapus? Apakah ini Vandalisme?

Sepertinya kurang relevansinya antara kebakaran hutan dengan topiknya ("Geografi Indonesia") apalagi sampai memaki-maki orang lain. borgx(kirim pesan) 08:49, 25 September 2006 (UTC)
TIDAK ADA RELEVANSI kebakaran hutan dengan geografi. Kalau begitu KENAPA masalah lingkungan hidup (pencemaran) dan lainnya DIMASUKKAN dalam halaman Geografi Indonesia? Kenapa tidak dihapus yang tidak berhubungan? Yang berhubungan dengan Geografi Indonesia cuma bahaya gunung berapi, bahaya Tsunami, bahaya gempa, bahaya gunung lumpur, bahaya tanah longsor (karena banyak perbukitan terjal)?
Karena tipe tanah yang khas di Kalimantan dan Sumatra Timur yaitu berupa tanah gambut, maka bisa terjadi kebakaran di bawah tanah, yang susah untuk diketahui dan susah dipadamkan dengan metoda biasa. Dari kompas: "Kebakaran bawah: Karena gambut merupakan bahan bakar yang terdapat di bawah permukaan, maka gambut juga merupakan salah satu bahan bakar yang menyusun bahan bakar bawah. Bahan bakar bawah memiliki kadar air yang tinggi daripada bahan bakar permukaan (serasah, ranting, log) dan bahan bakar tajuk (tajuk pohon, daun, lumut, dan efifit). Bila terjadi kebakaran pada bahan bakar bawah ini, yang biasa dikenal dengan istilah kebakaran bawah (ground fire), maka kebakarannya akan terjadi secara perlahan-lahan karena tidak dipengaruhi angin (berada di bawah permukaan) sehingga pola penyebarannya tidak menentu serta sukar pula untuk menentukan di mana kebakaran itu sesungguhnya terjadi karena yang tampak adalah hanya asap berwarna putih yang terdapat di atas permukaan. Pola pembakaran ini biasa dikenal dengan istilah smoldering combustion, pembakaran yang tanpa dibantu oleh oksigen (angin)."

Kalau Anda ingin menambahkan mengenai kebakaran hutan sudah ada artikel khususnya di Kebakaran liar. Mengenai kebakaran gambut saya buatkan artikel tersendiri di kebakaran bawah. borgx(kirim pesan) 00:25, 26 September 2006 (UTC)

Koreksi saya tentang kebakaran hutan PERMANEN kenapa dihapus? Kenapa tidak pakai istilah "berulang kali terjadi setiap tahun"? Yang masih terbakar sampai sekarang sejak 1997 adalah kebakaran bawah (yang bisa menyebabkan kebakaran hutan di atas tanah).
Bencana lain karena faktor geografis: banjir air pasang laut/rob di Semarang dan Jakarta Utara (Jl. Gunung Sahari, Jl. Martadinata dan sekitarnya). Turunnya permukaan tanah di tempat-tempat tersebut karena pemompaan air tanah dan sebab alami (pergerakan tanah). Karena hal ini, maka saat pasang/high tide maka daerah-daerah tersebut akan tergenang air laut. Ada yang sampai beberapa bulan (di Semarang Utara).
Kenapa kalimat tentang land bridge/daratan yang menjadi jembatan bagi penyebaran flora dan fauna dan sejarah pembentukan shelf dihapus?

Pemindahan Data ke Lingkungan Hidup

[sunting sumber]

Apakah boleh bagian tentang permasalahan Lingkungan hidup dipindahkan ke halaman baru berjudul "Lingkungan Hidup"? Saya bisa minta bantuan data dari Walhi, WWF, Menteri LH.

Yth pengguna tanpa nama, artikel mengenai lingkungan hidup sudah ada kok, baca: lingkungan hidup. borgx(kirim pesan) 23:37, 26 September 2006 (UTC)

Akan saya pindahkan segera. Harap data permasalahan Lingkungan hidup di halaman geografi dihapus.

Persetujuan Lingkungan Hidup yang belum diratifikasi: Protokol Kyoto. Dari Pelangi: http://www.pelangi.or.id/media.php?mid=164. ternyata sudah ada ratifikasi: Meskipun Indonesia telah meratifikasi Protokol Kyoto melalui UU No 17 /2004. Persetujuan soal Konvensi kehidupan mahluk laut 1958 ternyata sudah diratifikasi pemerintah Indonesia dengan UU 19/ tahun 1961. http://www.theceli.com/dokumen/produk/1961/19-1961.htm

Perbatasan Indonesia-Palau, Timor Timur, Filipina

[sunting sumber]

Apakah bisa ditambahkan tentang perbatasan Indonesia dengan Palau? Dari situs Dephan: http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=6602. Pulau Miangas dan Pulau Marore (Sulut) berbatasan dengan Filipina, Pulau Fani, Pulau Fanildo, Pulau Bras (Papua) berbatasan dengan Palau, Pulau Asutubun dan Pulau Wetar (Maluku Tenggara) berbatasan dengan Timor Timur dan Pulau Batek (NTT) berbatasan dengan Timor Timur.

[sunting sumber]

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Geografi Indonesia that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 2 November 2023 16.07 (UTC)Balas