Artikel ini berada dalam lingkup ProyekWiki Indonesia, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Indonesia dan topik yang berkaitan dengan Indonesia di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
Artikel ini berada dalam lingkup ProyekWiki Geografi, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Geografi di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
Setiap wilayah dan daerah rata – rata mempunyai sejarah, begitu pula dengan sejarah Desa Sitirejo dan menurut cerita dari sesepuh di Desa yang tahu sejarah Desa menyebutkan bahwa pada awal lahirnya Desa Sitirejo yakni sebelum masa kemerdekaan yang sebelumnya telah bernama ”Sitinggil” yang artinya ”Lemah Duwur” atau Tanah Tinggi, yang karenakedudukandari segala arah,dan setelah Indonesia merdeka nama desa lebih disempurnakan dan dibagi menjadi 4 Perdukuhan yaitu:
Dukuh Candi
Yang karena di wilayah ini dimulai dari seorang tokoh “Mbah Gobongso” yang diatas pemakamannya ada gundukan batu disebut seperti patung yang diyakini sangat sakral. Dahulu pernah ada salah satu warga yang tidak sengaja menyerempet batu yang ada atas makam tersebut, makanya warga tersebut jadi sakit. Dan kemudian diyakini ada sebuah candinya, di dukuh Candi ini meliputi 2 (Dua) RT dan kemudian menjadi wilayah RW 02 Desa Sitirejo.
Dukuh Klopokerep
Yang sejarahnya menyebutkan bahwa dulu didaerah ini banyak terdapat pohon kelapa diwilayah dukuh ini ( yang meliputi 7 RT ) yang sekarang menjadi Wilayah RW 02. Dan cikal bakal dukuh ini adalah “Mbah Sedo Mulyo” (adalah salah satu tokoh terdahulu yang paling disegani pada masa itu).
Dukuh Kadean
Ada sebuah cerita dari salah satu sesepuh yang berdomisili di dukuh ini, menjelaskan bahwa dukuh Kadean ini dulunya adalah dukuh sebagai perdukuhan yang paling istimewa dan menjadi istilahnya ibu kota desa Sitirejo ini. Dan lebih lanjut sesepuh itu menjelaskan bahwa dukuh Kadean ini penduduknya rata-rata orangnya adalah pekerja keras, oleh karena itu disebut Kadean ( istilah orang jawa “Nek Ora Nekat Ora Kedadean” ). Dan dukuh ini meliputi 5 (Lima) RT yang terletak diwilayah RW 01. Dukuh Kadean ini juga memiliki cikal bakal tersendiri yaitu “Mbah Den Danang” yang terkenal dengan sebutan “Mbah Mester” dan “Mbah Potro Bongso”.
Dukuh Gabusan
Dukuh ini terletak di sebelah paling utara desa Sitirejo yang mayoritas penduduknya kebanyak adalah petani tulen. Yang meliputi 4 ( Empat ) RT yang terletak diwilayah RW 01. Sesepuh Dukuh Gabusan ini ada dua yaitu : “Mbah Ki Rante” dan “Mbah Ki Ageng Brojo”.