Pembunuhan Tsar Aleksander II dari Rusia
![]() Lukisan Alexander II setelah kematian oleh Konstantin Makovsky | |
Tanggal | 13 Maret 1881 |
---|---|
Lokasi | Dekat Kanal Catherine, St. Petersburg |
Koordinat | 59°56′24″N 30°19′43″E / 59.94000°N 30.32861°E |
Tewas | Alexander II dari Rusia, Ignacy Hryniewiecki, Alexander Maleichev, Nikolai M. Zakharov, dan lain-lain |
Terhukum | Komite Eksekutif Narodnaya Volya |
Tuntutan | Pembunuhan Raja |
Senjata | Bom nitroglycerin dan piroxylin |
Pada 13 Maret [K.J.: 1 Maret] 1881, Alexander II, Tsar Rusia, dibunuh di Saint Petersburg, Rusia saat berjalan menggunakan kereta kencara dari Mikhailovsky Manège ke Istana Musim Dingin. Organisasi politik Narodnaya Volya ("Kehendak Rakyat") merancang pembunuhan tersebut, dengan Andrei Zhelyabov sebagai dalang utamanya, Sophia Perovskaya sebagai koordinator, dan empat orang lainnya sebagai eksekutor. Dari semua orang itu, dua orang yang yang terlibat secara langsung: Nikolai Rysakov melemparkan bom yang kereta kencana, dan Ignacy Hryniewiecki melempar bom kepada Tsar ketika turun untuk memeriksa kerusakan sehingga tewas di tempat.
Bukan sekali ini Alexander II mendapat serangan pembunuhan. Namun, pembunuhan itu secara populer dianggap sebagai tindakan paling sukses yang dilakukan oleh gerakan nihilis Rusia pada abad ke-19.
Konspirator
[sunting | sunting sumber]Ketika hari peringatan penobatan Tsar pada 25–26 Agustus 1879, Komite Eksekutif Narodnaya Volya yang beranggotakan 22 orang memutuskan untuk membunuh Alexander II agar revolusi dapa terpicu.[1][2] Satu setengah tahun berikutnya diisi dengan berbagai upaya pembunuhan yang gagal. Komite kemudian merancang pembunuhan Alexander II mengikut rute kunjungan mingguannya ke Mikhailovsky Manège. Kelompok tersebut telah mengamati rutinitas Tsar selama beberapa bulan. Dari pengamatan itu, Tsar biasa pulang dengan melewati Jalan Malaya Sadovaya, atau dengan berkendara sepanjang Kanal Catherine. Apabila Tsar melewati Malaya Sadovaya, mereka berencana meledakkan ranjau dinamit yang ditanam di bawah jalan rutenya. Untuk lebih memastikan keberhasilan rencana tersebut, empat pelempar bom akan berkeliaran di sudut-sudut jalan; setelah ranjau meledak, mereka semua akan mendekati Tsar dan melempar bom jika perlu. Namun, jika Tsar melewati kanal, hanya para pelempar bom yang dapat diandalkan. Andrei Zhelyabov merupakan kepala pengorganisir rencana tersebut, sedangkan Ignacy Hryniewiecki (Ignaty Grinevitsky), Nikolai Rysakov, Timofey Mikhailov, dan Ivan Yemelyanov telah mengajukan diri sebagai pelempar bom.[3][1]
Kelompok tersebut membuka toko keju di Eliseyev Emporium di Jalan Malaya Sadovaya, dan menggunakan salah satu ruangan untuk menggali terowongan yang memanjang hingga ke tengah jalan, tempat mereka akan meletakkan dinamit dalam jumlah besar. Bom lempar dirancang dan diproduksi terutama oleh Nikolai Kibalchich . Malam sebelum serangan, Perovskaya bersama Vera Figner (juga salah satu dari tujuh perempuan di Komite Eksekutif) membantu merakit bom.[1][2] Zhelyabov ditugaskan untuk mengarahkan pengeboman, dan juga untuk menyerang Alexander II dengan belati atau pistol apabila ranjau dan bom tidak berhasil. Ketika Zhelyabov ditangkap dua hari sebelum serangan, istrinya, Sophia Perovskaya, mengambil alih kendali.[4]
-
Andrei Zhelyabov (dihukum gantung)
-
Sophia Perovskaya (dihukum gantung)
-
Nikolai Rysakov (dihukum gantung)
-
Ignacy Hryniewiecki (meninggal karena luka dari ledakan kedua)
-
Ivan Yemelyanov (20 tahun penjara; diampuni)
-
Nikolai Kibalchich (dihukum gantung)
-
Timofey Mikhailov (dihukum gantung)
-
Hesya Helfman (meninggal di penjara setelah melahirkan tahun 1882)
-
Nikolai Sablin (bunuh diri)
-
Vera Figner (20 tahun penjara; diampuni)
Kejadian
[sunting | sunting sumber]Pada hari kejadian, Tsar Alexander II pulang pergi dari Istana Musim Dingin ke Manège dengan sebua kereta kencana tertutup yang ditarik oleh sepasang kuda. Ia ditemani oleh lima tentara Cossack, seorang bangsawan Polandia bernama Franciszek Joseph Jackowski, dan seorang Cossack yang duduk di sebelah kiri kusir. Kereta kaisar diikuti oleh tiga kereta luncur yang membawa, antara lain, kepala polisi Kolonel Dvorzhitzky dan dua perwira Gendarmerie.[3] Setelah menyaksikan manuver militer di Manège, kereta Tsar berbelok ke Jalan Bolshaya Italyanskaya, sehingga menghindari ranjau di Malaya Sadovaya. Perovskaya memberi sinyal berupa sapu tangan dan meniup hidungnya, sehingga komplotan berpindah ke Kanal. Dalam perjalanan pulang, Tsar juga memutuskan untuk mengunjungi sepupunya, Grand Duchess Catherine, sehingga memberi waktu bagi komplotan untuk mengambil tempat di Kanal, selain Mikhailov.[5]


Pada pukul 14.15, kereta Tsar telah melaju 150 yard menuruni dermaga. Saat itulah Rysakov melemparkan bom yang terbungkus sapu tangan di arah belakang kereta kencana tersebut, dan bom meledak. Alexander Maleichev, seorang Cossack yang berkuda di belakang, terluka parah dan meninggal pada hari itu juga. Bom itu juga melukai Nikolai Zakharov, seorang anak petani berusia empat belas tahun yang bekerja sebagai pengantar barang di sebuah toko daging. Ledakan bom itu merusak kereta antipeluru, sedangkan Tsar yang terguncang di dalam tidak terluka. Rysakov ditangkap segera setelah kejadian. Kepala polisi, Dvorzhitsky mendengar Rysakov berteriak kepada orang lain di antara kerumunan. Sang kusir memohon kepada Kaisar agar tidak turun, sedangkan Dvorzhitzky menawarkan untuk mengantar Tsar kembali ke Istana dengan kereta luncurnya. Tsar setuju, tetapi ia memutuskan untuk menemui pelakunya terlebih dahulu, memeriksa kerusakannya dan menghampiri korban terdampak. Tsar mengatakan kepada rombongannya yang sudah cemas, "Syukurlah, saya tidak tersentuh".[3][6][7]
Begitu Alexander II hendak berangkat, Hryniewiecki mendekat dan tiba-tiba melempar bom dari kakinya. Tsar dan Hryniewiecki sama-sama terlempar dari udara dan terluka parah. Alexander tersungkur di lengan kanan, bagian kaki di bawah lutut telah hancur dan berdarah, perutnya robek, dan wajahnya tersayat, sedangkan Hryniewiecki terbaring di sebelahnya dan sebelah Nikolai Zakharov. Ivan Yemelyanov bersiap-siap sambil mencengkeram tas kerja berisi bom cadangan, tetapi Tsar segera dilarikan dengan kereta luncur yang ada ke istana. Tsar dengan lirih berkata, "Bawa aku ke istana... di sana... aku akan mati."[7][8] Alexander dibawa dengan kereta luncur ke ruang kerjanya di Istana Musim Dingin, tempat ia menandatangani Dekret Emansipasi budak 20 tahun lalu pada hari yang hampir sama. Tsar yang sedang sekarat diberikan komuni dan ritus terakhir. Dokter yang menjaga Tsar, Sergey Botkin, ditanya berapa lama waktu yang tersisa dan ia menjawab, "lima belas menit lagi." Pada pukul 3:30 siang hari itu, panji Alexander II diturunkan untuk terakhir kalinya.[9]
Penangkapan tersangka
[sunting | sunting sumber]Pelempar bom kedua, Hryniewiecki, langsung dibawa ke rumah sakit militer terdekat. Ia meninggal pada malam harinya, dalam keadaan tutup mulut dari berbagai interogasi.[6] Rysakov, pengebom pertama, berusaha melarikan diri tetapi tertangkap di tempat kejadian dan mengungkapkan diri kepada para penyelidik. Kesaksiannya dan saksi-saksi lainnya memungkinkan polisi untuk menggerebek markas kelompok tersebut. Penggerebekan itu terjadi pada tanggal 15 Maret, dua hari setelah pembunuhan. Helfman ditangkap sedangkan Sablin melepaskan beberapa tembakan ke polisi dan kemudian menembak dirinya sendiri. Mikhailov ditangkap di gedung yang sama keesokan harinya setelah baku tembak singkat. Polisi menangkap Sophia Perovskaya pada 22 Maret, Nikolai Kibalchich pada 29 Maret, dan Ivan Yemelyanov pada 14 April.[3][10]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Yarmolinsky 2016, hlm. 273.
- ^ a b Kirschenbaum 2014, hlm. 12.
- ^ a b c d Kel'ner 2015.
- ^ Yarmolinsky 2016, hlm. 276.
- ^ Yarmolinsky 2016, hlm. 278.
- ^ a b Yarmolinsky 2016, hlm. 280.
- ^ a b Hartnett 2001, hlm. 251.
- ^ Yarmolinsky 2016, hlm. 281.
- ^ Radzinsky 2005, hlm. 419.
- ^ Yarmolinsky 2016, hlm. 283.