Penaklukan Hispania oleh Baraq
Penaklukan Hispania oleh Baraq | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tingkat kendali Kartago di Iberia pada 218 SM | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Kartago |
Orang Iberia Orang Keltiberia | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Hamilcar Barca † Hasdrubal yang Adil Hannibal |
Istolatios † Indortes † Orissus |
Di bawah kepemimpinan keluarga Baraq, Kartago Kuno memperluas wilayah jajahannya di Semenanjung Iberia dari tahun 237 hingga 218 SM. Perang Punik Pertama dan Perang Tentara Bayaran mengakibatkan berhentinya ekspansi Kartago ke utara (Sisilia) dan di Afrika; dihadang dari wilayah ekspansi yang biasanya, mereka sekarang beralih untuk menaklukkan Semenanjung Iberia.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Semasa Perang Punik Pertama, anggota keluarga Baraq, terutama Hamilcar Barca, memainkan peran penting dalam memerangi Romawi. Seusai perang, Hamilcar memimpin pasukan Punik yang sudah mengalahkan bekas tentara bayaran Kartago, yang melakukan pemberontakan terhadap Kartago dalam Perang Tentara Bayaran.
Setelah pemberontakan ditekan, Hamilcar Barca mengerti bahwa Kartago perlu memperkuat ekonomi dan basis militernya untuk menghadapi Roma, negara yang telah menaklukkan Sardinia dan Korsika dari tangan Kartago. Roma juga menyuruh Kartago membayar indemnitas sebanyak 1.200 talenta perak untuk melumpuhkan kemampuan Kartago dalam hal berperang.[1] Romawi dengan demikian telah melanggar Perjanjian Lutatius yang telah mengakhiri Perang Punik Pertama.[1]
Seusai Perang Punik Pertama, wilayah kekuasaan Kartago di Spanyol terbatas pada segelintir kota pesisir yang kaya: Gades, Malaca, Abdera dan Sexi.[2] Pada 237 SM, Spanyol di sebelah selatan Sungai Tagus adalah lahan pertanian yang berkembang dengan baik, tambang perak dan permukiman berbenteng.[2]
Hamilcar berusaha menciptakan Kekaisaran Kartago yang baru di Spanyol yang akan menambal kerugian pulau-pulau yang dikuasainya di Laut Tengah dan menjadi negara yang lebih kuat.[2] Sebelum berangkat, Hamilcar menunjuk menantu laki-lakinya, Hasdrubal yang Adil sebagai komandan laut dan meminta putranya, Hannibal, untuk menemani Hamilcar ke Spanyol.[3][4] Ketika Hannibal setuju, Hamilcar menyuruh Hannibal bersumpah di altar pengorbanan bernama Baal Hammon untuk jangan pernah berteman dengan Roma.[4] Hannibal akan menemani ayah dan iparnya di Spanyol selama 16 tahun berikutnya.[4]
Menurut Polibios, Kartago, sangat lemah seusai perang melawan Republik Romawi, tidak mampu menyediakan Hamilcar armada yang dibutuhkan untuk perjalanan panjang melintasi lautan, dan maka dari itu Hamilcar bersama pasukannya berjalan menuju Selat Gibraltar.[5] Yang lebih mungkin adalah kisah dari Diodorus Siculus, bahwa Hamilcar mengerahkan pasukannya yang mungkin berjumlah 20.000 orang dan berlayar di sepanjang pesisir Afrika melalui Selat Gibraltar dan mendarat Gades pada 237 SM.[5] Kartago memiliki kapal pengangkut yang siap sedia dan stasiun perdagangan di sepanjang pesisir untuk persediaan ulang.[5]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Hoyos 2015, hlm. 77.
- ^ a b c Hoyos 2015, hlm. 80.
- ^ Hoyos 2003, hlm. 50.
- ^ a b c Hoyos 2003, hlm. 53.
- ^ a b c Hoyos 2003, hlm. 55.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Hoyos, Dexter (2003). Hannibal's Dynasty: Power and politics in the western Mediterranean, 247–183 BC. London: Routledge. ISBN 0-203-41782-8.
- Hoyos, Dexter (2015). Mastering the West: Rome and Carthage at War. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-986010-4.