Penangkapan dan penyimpanan karbon pasca-pembakaran
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Penangkapan dan penyimpanan karbon pasca-pembakaran merupakan salah satu teknik penangkapan dan penyimpanan karbon. Teknik ini dijadikan standar penangkapan karbon yang paling umum digunakan. Jenis karbon yang ditangkap adalah karbon dioksida. Sebelum penangkapan, karbon dioksida dipisahkan terlebih dahulu dari gas hasil pembakaran. Cara yang umum untuk memisahkan gas ialah dengan menggunakan larutan amina. Jenis larutan yang umum digunakan adalah monoetanol amina. Larutan amine berfungsi sebagai larutan penyerap karbon dioksida. Sirkulasi amine sangat besar karena volume gas hasil pembakaran sebagian besar mengandung nitrogen. Penangkapan karbon dengan larutan amine ini termasuk boros energi. Metode lain dalam penangkapan karbon dioksida pasca-pembakaran ialah teknologi membran dan adsorpsi.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Cahyadi, ed. (2015). PLTU Batubara Superkritikal yang Efisien (PDF). Tangerang Selatan: Balai Besar Teknologi Energi. hlm. 8. ISBN 978-602-1124-94-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-11-01. Diakses tanggal 2021-04-11.