Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum Orde Baru. Sesuai dengan namanya, pelajaran ini upaya mendalami nilai-nilai sejarah.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pelajaran PSPB ini sebenarnya berawal dari masalah internal ABRI yang diangkat menjadi masalah nasional. Momen lahirnya PSPB ini dicetuskan oleh Jenderal M. Jusuf yang mendapati kenyataan bahwa taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia saat itu memiliki pengetahuan yang dangkal mengenai sejarah perjuangan bangsa. Fakta ini oleh M. Jusuf disampaikan kepada Soeharto yang sudah sejak lama menginginkan juga penanaman nilai perjuangan bangsa ke dalam hati siswa tidak hanya sebagai pelajaran belaka.
Pemberlakukan PSPB sebagai salah satu mata pelajaran secara spesifik diatur dalam TAP MPR No II/MPR/1982 tentang GBHN. "Dalam rangka meneruskan & mengembangkan jiwa, semangat & nilai-nilai 1945 kepada generasi muda, maka di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta, wajib diberikan pendidikan sejarah perjuangan bangsa."
Dalam perjalanannya, pelajaran PSPB ini banyak dikritisi karena sangat menonjolkan peranan tentara dan terkesan mengecilkan kontribusi pihak lainnya. Menurut sejarawan senior LIPI, Asvi Warman Adam, tujuan pengajaran sejarah tersebut jelas bermuatan politis yang sesuai dengan pandangan rezim Orba. Tahun 1985, Nugroho Notosusanto, arsitek sejarah orba ini meninggal dan sejak tahun 1994 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Fuad Hassan, pelajaran PSPB ditiadakan.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Adam, Asvi Warman. Pelurusan Sejarah Indonesia.