Pengepungan Konstantinopel (1235)
Pengepungan Konstantinopel (1235) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Peperangan Bulgaria–Latin | |||||||
Peta Konstantinopel dan temboknya pada masa Romawi Timur | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Kekaisaran Bulgaria Kedua Kekaisaran Nikea | Kekaisaran Latin | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Ivan Asen II |
Pengepungan Konstantinopel (1235) adalah sebuah pengepungan yang dilancarkan oleh Bulgaria dan Nicaea terhadap ibu kota Kekaisaran Latin di Konstantinopel. Pengepungan ini tidak berhasil mencapai tujuannya.
Sebelum kejadian
[sunting | sunting sumber]Setelah kematian Kaisar Latin Robert I pada tahun 1228, didirikan sebuah perwalian yang dipimpin oleh John dari Brienne. Sementara itu, Bulgaria berhasil mengalahkan Kedespotan Epirus dalam Pertempuran Klokotnitsa,[1] sehingga Epirus tidak lagi mengancam Kekaisaran Latin. Namun, ancaman baru datang dari Kekaisaran Nikea yang mulai memperoleh wilayah di Yunani. Kaisar Ioannis III Doukas Vatatzes dari Nikea lalu bersekutu Bulgaria dan pada tahun 1235 memulai kampanye militer bersama melawan Kekaisaran Latin.
Pengepungan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1235, Adipati Naxos Angelo Sanudo mengirim satu skuadron laut untuk mempertahankan Konstantinopel, karena Kaisar Latin Yohanes dari Brienne sedang dikepung oleh Ioannis III Doukas Vatatzes, Kaisar Nikea, dan Ivan Asen II dari Bulgaria. Pengepungan yang dilancarkan oleh Bulgaria-Nicaea tidak berhasil.[2] Mereka mundur pada musim gugur akibat musim dingin yang akan datang. Ivan Asen II dan Vatatzes sepakat untuk melanjutkan pengepungan pada tahun berikutnya, tetapi pada akhirnya Kaisar Bulgaria menolak untuk mengirim tentara. Setelah kematian Yohanes dari Brienne pada tahun 1237, Bulgaria membatalkan perjanjian dengan Vatatze.
Berkat intervensi yang dilakukan oleh Angelo, kedua belah pihak menyepakati sebuah gencatan senjata yang berlaku selama dua tahun.
Setelah kejadian
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1247, pasukan Nikea telah mengepung Konstantinopel dan hanya terhadang oleh Tembok Konstantinopel. Kemenangan Nikea dalam Pertempuran Pelagonia pada tahun 1258 mengakhiri dominasi Latin di Yunani. Kemudian, pada 25 Juli 1261, ketika pasukan Latin sedang berperang di tempat lain, jenderal Nikea Alexios Strategopoulos[3] menemukan pintu masuk yang tidak dijaga dan kemudian memasuki Konstantinopel bersama dengan pasukannya. Mereka berhasil mengembalikan Kekaisaran Romawi Timur untuk penguasa Nikea, Mikhael VIII Palaiologos.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ "Battle of Klokonista". badley.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-21. Diakses tanggal 2008-12-29.
- ^ "John III Ducas Vatatzes". NNDB.com. Diakses tanggal 2009-05-18.
- ^ Nicol (1993), hlm. 34.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Langdon, John S. (1985). "The Forgotten Byzantino-Bulgarian Assault and Siege of Constantinople 1235-1236 and the Breakup of the 'Entente Cordiale' Between John III Ducas Vatatzes and John Asen II in 1236 as Background to the Genesis of the Hohenstaufen-Vatatzes alliance of 1242". Byzantine Studies in Honor of Milton V. Anastos. Malibu. hlm. 105–136.