Pengepungan Sevilla
Pengepungan Sevilla dilakukan oleh pasukan Fernando III dari Kastilia pada Juli 1247 – November 1248 terhadap kota Sevilla yang ketika itu dikuasai Muslim Spanyol. Pengepungan ini berakhir dengan kemenangan Fernando dan jatuhnya Sevilla, salah satu kota besar Muslim yang tersisa di Spanyol, ke tangan Kerajaan Kristen Kastilia. Walaupun secara simbolis pengepungan ini tak sebesar jatuhnya Kordoba pada tahun 1236, secara logistik, serangan terhadap Sevilla merupakan operasi paling rumit yang dilakukan Fernando hingga saat itu.[1]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pengepungan ini dilakukan tak lama setelah jatuhnya Jaén pada 1246, kota Muslim besar lain di Spanyol, ke tangan Fernando. Pada 20 tahun sebelumnya, Sevilla mengalami banyak pergantian kekuasaan antara pembesar-pembesar Muslim seperti Ibnu Hud, Ibnu Al-Ahmar, Al-Rasyid. Akhirnya pada 1246 Sevilla mengakui kekuasaan Sultan Abu Zakaria Al-Hafsi di Tunisia. Lalu terjadi konflik antara gubernur yang ditunjuk Abu Zakaria dengan warga Sevilla, yang berakibat pada tewasnya seorang pemuka kota yang juga merupakan teman Fernando. Hal ini dijadikan Fernando sebagai alasan untuk menyerang Sevilla.[1]
Ketika serangan terjadi, kerajaan-kerajaan Muslim Afrika Utara, seperti Tunisia dan kekhalifahan Muwahidun, tidak dapat memberi bantuan berarti. Malah Muhammad I, Sultan Granada dan pemimpin terkuat Muslim di Spanyol, mengirimkan pasukan untuk membantu Fernando. Hal ini disebabkan perjanjian antara Muhammad dan Fernando pada 1246, yang menyatakan bahwa Muhammad I menjadi vasal Fernando dan diharuskan membantunya dalam peperangan.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Joseph F. O'Callaghan (August 1983). A history of medieval Spain. Cornell University Press. hlm. 352–. ISBN 978-0-8014-9264-8. Diakses tanggal 12 October 2011.