Pertempuran Arawe
Pertempuran Arawe | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia II Perang Pasifik | |||||||
Tentara Amerika Serikat mendarat di Arawe. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Amerika Serikat Australia | Jepang | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Julian W. Cunningham | Masamitsu Komori | ||||||
Kekuatan | |||||||
4.750[1] | 1.000[2] | ||||||
Korban | |||||||
118 tewas 352 terluka 4 hilang |
304 tewas 3 ditangkap |
Pertempuran Arawe (sering juga disebut Operasi Direktur[3][4]) adalah pertempuran antara Sekutu dengan Jepang dalam Kampanye Britania Baru selama Perang Dunia II. Pertempuran ini merupakan bagian dari Operasi Cartwheel Sekutu yang bertujuan sebagai pengalih perhatian sebelum pendaratan yang lebih besar di Tanjung Gloucester pada akhir Desember 1943. Militer Jepang menduga Sekutu akan melakukan serangan di Britania Baru barat sehingga Jepang mengirim pasukan untuk memperkuat wilayah itu, padahal saat itu Sekutu melakukan pendaratan di daerah Arawe pada 15 Desember 1943. Sekutu berhasil mengamankan Arawe setelah bertempur secara terputus-putus sekitar satu bulan dengan pasukan Jepang yang kekurangan pasukan.
Awalnya, tujuan awal Sekutu untuk melakukan pendaratan di Arawe adalah membuat pangkalan untuk kapal patroli torpedo Amerika dan mengalihkan pasukan Jepang dari Tanjung Gloucester. Pangkalan kapal patroli torpedo akhirnya dianggap tidak perlu sehingga tidak jadi dibangun. Hanya sejumlah kecil pasukan Jepang yang ditempatkan di Arawe pada saat itu, meskipun bala bantuan sedang dalam perjalanan. Pendaratan utama Sekutu pada tanggal 15 Desember berhasil, meskipun pendaratan pasukan tambahan gagal karena masalah pengorganisasian pendaratan. Pasukan Amerika dengan cepat membuat tumpuan pantai. Unit udara Jepang melakukan serangan besar-besaran terhadap daerah Arawe setelah pendaratan Sekutu, tetapi pada akhir Desember pasukan kekaisaran Jepang tidak berhasil melakukan serangan balasan. Pada pertengahan Januari 1944, pasukan Amerika yang diperkuat dengan tambahan pasukan infanteri dan tank melancarkan serangan singkat dan mendesak Jepang. Akhirnya unit-unit militer Jepang di Arawe mundur dari daerah itu menjelang akhir Februari sebagai bagian dari penarikan mundur pasukan Jepang dari Britania Baru barat.
Tidak ada konsensus di antara para sejarawan tentang apakah ofensif Sekutu di Arawe diperlukan. Beberapa berpendapat bahwa pendaratan yang berfungsi sebagai pengalih perhatian sangat berguna sebelum operasi Tanjung Gloucester, sedangkan yang lainnya meyakini bahwa kekuatan yang digunakan di Arawe lebih baik digunakan di tempat lain.