Peter Dominggus Latuihamallo
Peter Dominggus Latuihamallo (11 Agustus 1918 – 9 Mei 2014) adalah seorang pendeta, dosen teologi Indonesia, dan anggota DPR. Ia juga pernah menjabat sebagai direktur Sekolah Teologia Gereja Protestan Maluku (GPM) dan menjadi pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Peter Dominggus lahir sebagai anak kedua (dengan empat saudara) dari E.J. Latuihamalo, pendeta dan guru yang berasal dari Maluku. Sampai lulus MULO-B, ia menjalani pola kehidupan yang secara ketat diatur ayahnya di Makassar.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Ia menempuh kuliah di Hoogere Theologische School (HTS) (belakangan menjadi Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jakarta (STFT Jakarta)). Kuliahnya sempat tertunda karena penyerbuan Jepang ke Indonesia yang pada akhirnya menutup sekolah itu. Dari perjalanannya selama enam bulan inilah ia juga turut mempelajari musik Barat dan akting opera Italia di sekolah musik di Jalan Jeruk, Jakarta.[1] Pada masa ini ia juga sempat menjadi centeng gedung sekolah. Seorang Belanda-Indo yang lolos dari interniran Jepang dan bersembunyi di kawasan Menteng memberinya uang 25 gulden yang dimanfaatkannya sebagai modal berdagang sayur dan buah-buahan. Sore harinya Dominggus mengayuh sepeda mencari dagangan di Pasar Minggu dan keesokan harinya ia mulai berjualan.
Selain bersekolah musik di Jakarta pada tahun 1945, ia sempat mengikuti pendidikan di Sekolah Islam Tinggi di bawah pimpinan Mohammad Natsir. Teman kuliahnya antara lain Mukti Ali, yang kemudian menjadi Menteri Agama Republik Indonesia. Pada tahun 1948, Ia menikah dengan Daisy Soselisa, rekan dalam aktivitas di Gereja Imanuel, Gambir, Jakarta. Pada tahun yang sama Dominggus meraih ijazah teologinya dan menjadi pendeta Gereja Protestan Maluku di Dobo. Ia dikenal dengan panggilan "Pak Latui".
Latui kemudian menempuh pendidikan di Union Theological Seminary, New York pada 1950. Di kampus ini ia menempuh studi magister ilmu teologi dan juga studi doktoral. Melalui disertasinya yang berjudul Church and World, A Critical Study about the Relation of Church in the World in the Writing of Hendrick Kraemer, Pak Latui meraih gelar Doktor di bidang teologi dan etika sosial dari Union Theological Seminary, New York, 1959.
Perjalanan karier
[sunting | sunting sumber]Ia kemudian menjadi pengajar dan pimpinan di Sekolah Teologi GPM (1949-1951). Selepas itu ia mengajar di HTS (1951-1988) dan merupakan pengajar pribumi pertama di sekolah yang kemudian berganti nama menjadi STT/STFT Jakarta itu. Latui kemudian juga mengajar di South East Asia Graduate School of Theology (SEAGEST) pada 1970-1997.
Selain sebagai pengajar, Latui juga terlibat di Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI, kemudian menjadi PGI), Dewan Gereja Sedunia (WCC), dan turut mendirikan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Ia juga pernah menjadi anggota DPR/MPR di Orde Lama maupun Orde Baru (1960-1971).
Akhir Hayat dan Kematian
[sunting | sunting sumber]Latui meninggal pada hari Jumat, 9 Mei 2014 di Rumah Sakit Cikini, Jakarta, pada usia 95 tahun.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471.
- ^ Para Teolog Melepas Kepergian Almarhum Pdt. Prof. Dr. P.D Latuihamallo