Peulebat
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Peulebat berasal dari katakhubat yakni suatu perkelahian yang menunjukkan keperkasaan dan kelihaian seseorang menggunakan senjata berupa benda tajam.[1] Dulunya alat bantu dalam pelebat adalah mekhemu (pedang khas suku Alas), tetapi setelah Belanda menguasai Tanoh Alas dimulai pada tahun 1904 penggunaan mekhemu dilarang dikarenakan sangat berbahaya bagi pelaku yang memainkannya, jadi digantilah penggunaan mekhemu dengan sepotong bambu yang sudah diraut.
Peulebat sendiri biasanya dilakukan pada saat keluarga mempelai pria hendak mau menjemput ke rumah mempelai wanita yang mana rumah tersebut biasanya di sebut dengan "Ni pengembunan". kedua keluarga mempelai baik pria maupun wanita sama-sama menurunkan dua orang pemuda dari kalangan keluarganya masing-masing, sebelum adu tangkas ini dimulai biasanya akan ada yang namanya pengukuran bambu agar tidak terjadi yang namanya beda bulu.
Peulebat juga sering dihelat pada saat menjamu tamu-tamu kehormatan yang datang dari luar. akan tetapi pelebat dewasa ini sudah sangat jarang dihelat, entah apa sebabnya walaupun setiap tahunnya ada saja yang melaksanakan pernikahan tetapi jarang sekali masyarakat Alas melaksanakannya, mungkin jika ditanya pada generasi muda saat ini di Aceh tenggara mereka banyak yang tidak tahu kesenian ini, ironis memang.
Tata Cara Peragaan[2]
[sunting | sunting sumber]Dalam langkah ningcini, mata mencari kelengahan lawan dengan gerak cepat melompat dengan langkah menerkam, memukul lawan seirama dengan pemukulan canang (Alat Musik Suku Alas), yang ditabuh dengan posisi duduk dan berdiri, sepak pemain, memukul dan menangkis, sedangkan peserta terbanyak melakukan pukulan dianggap menang begitu juga sebaliknya dan dibarengi dengan sorak sorai para hadirin penonton. Dalam langkah ningcini, mata mencari kelengahan lawan dengan gerak cepat melompat dengan langkah menerkam, memukul lawan seirama dengan pemukulan canang, yang ditabuh dengan posisi duduk dan berdiri, sepak pemain, memukul dan menangkis, sedangkan peserta terbanyak melakukan pukulan dianggap menang begitu juga sebaliknya dan dibarengi dengan sorak sorai para hadirin penonton.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Pelebat Kesenian Alas
- ^ Aceh serambi