Pianggu, IX Koto Sungai Lasi, Solok
Pianggu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Solok | ||||
Kecamatan | IX Koto Sungai Lasi | ||||
Kodepos | - | ||||
Kode Kemendagri | 13.02.09.2003 | ||||
Luas | - km² | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
|
Pianggu adalah sebuah nagari di kecamatan IX Koto Sungai Lasi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Nagari Pianggu merupakan salah satu dari 9 Nagari yang ada di Kecamatan IX Koto Sei Lasi. Pianggu terdiri atas 4 jorong (dusun) yaitu Jorong Sungai Lasi, Batang Pamo, Pianggu dan Cubadak. Pianggu daerah perbukitan dan lembah yang berbatas dengan Lumindai (utara), Tarung-tarung (selatan), Sungai Jambu dan Indudua (Barat), Silungkang dan Taratak Bancah (Timur).
Masyarakat Pianggu pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Disamping itu juga bergerak dibidang transportasi (sopir), pedagang, dan Wiraswasta. Nagari Pianggu secara umum terbagi atas 2 wilayah, yaitu wilayah perbukitan (pianggu dan cubadak) serta daerah lembah aliran sungai (sungai lasi dan batang pamo). Sebagaimana masyarakat Minangkabau terdiri suku-suku (klan), masyarakat adat Pianggu menganut 5 suku (klan) yaitu suku Supanjang, Panai, Dalimo, Caniago, dan Malayu. Setiap suku dipimpin oleh 3 orang pangulu yang berfungsi sebagai pangulu pucuak, manti dan dubalang. Ketiga orang inilah yang memakai gelar Datuak pada masing-masing suku.
Pusat adat dan pemerintahan Nagari terletak di Jorong Pianggu, lebih kurang 3 km dari jalan lintas sumatera (Solok-Sawahlunto) kearah bukit sebelah barat. Di Pianggu terdapat sebuah bangunan wali nagari, Balai-balai adat serta sebuah mesjid tua yang bernama mesjid Raya Babussalam Pianggu. Selain itu dalam bidang agama masyarakat Pianggu terkenal cukup fanatik, hal ini terbukti dengan banyaknya surau-surau yang berfungsi tempat mengaji bagi anak-anak nagari. Surau ini telah terbukti melahirkan para generasi muda yang taat dan memahami agama. Terutama dahulu sebagai pusat kajian-kajian tarekat (tarikek).
Dalam bidang pendidikan di Pianggu terdapat 4 sekolah dasar yang terletak di pianggu, cubadak, sungai lasi dan batang pamo. Selain itu juga terdapat sebuah MTsN yang sudah cukup tua di Sungai Lasi. SMP dan MA yang juga terletak di sungai lasi.
Sungai Lasi sebagai sebuah jorong sangat dikenal dengan makanan khasnya yaitu Pisang rebus (masyarakat menyebutnya pisang bobuih). Pisang ini terkenal dengan warnanya yang merah serta rasanya yang manis, sehingga sering menimbulkan pertanyaan tentang campuran saat memasak pisang tersebut. Makanan lain cukup dikenal namun saat ini juga sudah mulai sulit ditemukan adalah Lemang Putih (Lomang Putiah) serta kare-kare.
Alamnya yang kurang menjanjikan, memaksa masyarakat Pianggu lebih tertarik untuk merantau. Rantau masyarakat yang terbanyak adalah Jakarta sekitarnya, Malaysia, Pekanbaru, Jambi, Tanjung Pinang/Batam dan daerah Sumbar lainnya. Perantau Pianggu membentuk paguyuban yang disingkat dengan nama IKAPI (Ikatan Keluarga Pianggu). Salah seorang tokoh Pianggu yang pernah dikenang adalah Syamsi Hasan, pelantun lagu Minang yang cukup terkenal dimasanya.
Hasil alam Pianggu adalah beras dan buah-buahan. Jika tiba musim Durian dan manggis, nama pianggu kembali sering disebut. Hal ini karena dua buahan tersebut cukup terkenal pada musimnya. Durian yang masak dibatang merupakan ciri khas enaknya durian pianggu. Selain itu daerah ini jga banyak menghasilkan kopi, coklat, kulit manis, dan cengkeh.
Sungai yang jernih sangat terkenal dengan ikannya yang manis. Ikan yang masih banyak ditemui disungai di sepanjang jalan lintas ini adalah mansai, bawuang, tilan, dan paweh.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]