Pilgrim at Tinker Creek

Pilgrim at Tinker Creek adalah buku nonfiksi naratif tahun 1974 karya pengarang Amerika Annie Dillard. Dikisahkan dari sudut pandang orang pertama, bukunya memerinci penjelajahan Dillard di sekitar kediamannya, dan berbagai renungan mengenai alam dan kehidupan. Judulnya mengacu pada Antasan Tinker yang terletak di luar Roanoke di Pegunungan Blue Ridge. Dillard memulai Pilgrim pada musim semi tahun 1973, menggunakan jurnal pribadinya sebagai inspirasi. Terdiri atas empat bagian yang menandakan tiap-tiap musim, kisahnya berlangsung dalam kurun waktu setahun.
Buku ini merekam pemikiran sang narator tentang kesendirian, penulisan, dan agama, serta pengamatan ilmiah terhadap flora dan fauna yang ia temui. Mengangkat tema keimanan, alam, dan keawasan, bukunya juga dikomentari atas telaahnya mengenai teodisi dan kekejaman dunia alamiah. Dillard menggambarkan bukunya sebagai "buku teologi", dan ia menampik label penulis alam. Ia menganggap kisahnya sebagai satu "naratif nonfiksi berkesinambungan tunggal", meskipun beberapa bab telah diterbitkan secara terpisah dalam majalah dan antologi. Rancangan dan genre bukunya analog dengan Walden (1854) karya Henry David Thoreau, yang menjadi bahasan tesis magister Dillard di Kolese Hollins. Para kritikus kerap membandingkan Dillard dengan para pengarang anggota gerakan transendentalisme; Edward Abbey secara khusus memanggilnya sebagai "ahli waris tulen" dari Thoreau.
Pilgrim at Tinker Creek diterbitkan oleh Harper's Magazine Press pada tahun yang sama dengan buku pertama Dillard, jilid puisi yang berjudul Tickets for a Prayer Wheel. Sejak penerbitan pertama, Pilgrim telah dipuji oleh para kritikus. Bukunya memenangkan Penghargaan Pulitzer untuk Nonfiksi Umum tahun 1975, dan pada tahun 1998 diikutsertakan dalam daftar 100 Buku Nonfiksi Terbaik versi Modern Library.
Latar belakang dan penerbitan
[sunting | sunting sumber]Dillard adalah putri seorang eksekutif perusahaan minyak dan dibesarkan di kediaman kelas menengah atas di Pittsburgh.[1] Ia banyak membaca; salah satu buku kegemarannya adalah The Field Book of Ponds and Streams karya Ann Haven Morgan, yang ia bandingkan dengan Book of Common Prayer. Dalam perincian menjelimet, buku Morgan menginstruksikan tentang pengkajian dan pengumpulan tumbuhan dan serangga.[2] Dillard menghadiri Kolese Hollins di County Roanoke, Virginia, dan meraih gelar sarjana (pada tahun 1967) dan magisternya (1968) di sana.[3] Di Hollins ia belajar di bawah bimbingan penyair dan profesor penulisan kreatif Richard Henry Wilde Dillard, yang ia nikahi pada tahun 1965. Dillard kelak menyatakan bahwa Richard mengajarinya segala hal yang ia ketahui tentang menulis.[4] Tesis magisternya, yang berjudul Walden Pond and Thoreau, mengkaji Kolam Walden sebagai peranti penstrukturan bagi Walden (1854) karya Henry David Thoreau.[5] Pengetahuan Dillard akan karya Thoreau jelas merupakan salah satu inspirasi baginya,[6] meskipun para kritikus telah banyak menunjukkan perbedaan di antara karya keduanya.[7] Namun, dalam mengilatkan pengaruhnya, Dillard menyebutkan bahwa ia menamai mas kokinya Ellery Channing, salah seorang sahabat karib Thoreau.[8]
Setelah lulus pada tahun 1986, ia terus menetap di Virginia, di dekat Pegunungan Blue Ridge,[9] dan menulis penuh waktu. Pada awalnya ia berkonsentrasi pada puisi semata,[10] yang ia sebelumnya tekuni selama menjadi mahasiswa sarjana.[11] Ia mulai menulis jurnal pada tahun 1970, yang berisi catatan mengenai perjalanannya di sekitar Antasan Tinker. Jurnalnya kelak mencapai 20 jilid. Pada tahun 1971, setelah menderita pneumonia parah, ia memperbanyak menghabiskan waktu di alam, dan memutuskan untuk menulis sebuah buku.[12] Dillard menulis paruh pertama Pilgrim di rumahnya pada musim semi tahun 1973, dan setengah sisanya pada musim panas berikutnya di sebuah meja belajar "yang menghadap sebuah atap aspal dan kerikil" di perpustakaan Kolese Hollins.[13] Ia menjelaskan bahwa ia memilih menulis di sana karena keinginannya untuk menghindari "tempat kerja yang menarik ... Seseorang ingin ruangan tanpa pemandangan, sehingga angan dapat menjumpai kenangan dalam gelap."[14] Ketika mulai menggarap bukunya, Dillard hanya memperuntukkan satu atau dua jam sehari untuk menulis. Namun, pada dua bulan terakhir, ia menulis hampir 15–16 jam sehari.[12]
Pembaca utama Dillard untuk Pilgrim ialah dosen pembimbing tesisnya, John Rees Moore. Setelah merampungkan satu bab, ia menunjukkannya kepada Moore untuk meminta arahan. Moore secara khusus menyarankannya untuk memperluas bab pertamanya "untuk menerangkan, dan menyatakan dengan tegas, apa yang sedang [ia] lakukan". Dillard menyanggah, tetapi tetap melaksanakannya dan mengakui bahwa usulan tersebut berguna.[15] Sebelum terbit, beberapa bab dari bukunya timbul dalam majalah seperti Harper's Magazine dan The Atlantic.[16] Pilgrim at Tinker Creek diterbitkan oleh Harper's Magazine Press pada tahun 1974, dan dipersembahkan untuk suami Dillard. Penyunting penyelia Larry Freundlich berkomentar setelah pertama kali membaca bukunya: "Saya tidak pernah menyangka akan melihat naskah sebaik ini ... Para penerbit ada di sini untuk mendapat kesempatan menerbitkan buku seperti ini."[17]
Ringkasan
[sunting | sunting sumber]
Bukunya berlatar di Pegunungan Blue Ridge dekat Roanoke, Virginia, dan berisikan serangkaian monolog internal dan renungan. Dalam kurun waktu setahun, ia mengamati dan menimbang perubahan musim serta flora dan fauna di dekat kediamannya. Pilgrim terbagi secara tematik menjadi empat bagian, masing-masing mewakili satu musim, yang terdiri dari bab-bab terpisah yang berjudul: "Heaven and Earth in Jest", "Seeing", "Winter", "The Fixed", "The Knot", "The Present", "Spring", "Intricacy", "Flood", "Fecundity", "Stalking", "Nightwatch", "The Horns of the Altar", "Northing", dan "The Waters of Separation".
Dalam bab pembuka, "Heaven and Earth in Jest", sang narator menggambarkan hubungannya dengan tempat tersebut:
Saya tinggal di sebelah sungai, Antasan Tinker, di sebuah lembah di Blue Ridge, Virginia. Beberapa pertapaan para zahid merupakan bangsal sederhana yang menempel pada sisi sebuah gereja bagaikan teritip atau batu. Saya menganggap rumah yang menempel pada sisi Antasan Tinker sebagai sebuah pertapaan. Ia membuat saya terjangkar pada dasar sungai itu sendiri dan menjaga saya agar kukuh di dalam arus, sama seperti jangkar di laut, menghadap aliran cahaya yang mencurah turun. Tempatnya baik untuk tinggal; ada banyak hal untuk dipikirkan.[18]
Dalam epilog untuk edisi peringatan 25 tahun bukunya, Dillard menyatakan bahwa struktur lain Pilgrim, yang membagi dua bukunya, mencerminkan dua jalan menuju Tuhan menurut kekristenan neoplatonis: via positiva dan via negativa. Paruh pertamanya, via positiva, yang dimulai dari bab kedua, "menghimpun kebaikan dunia dan Tuhan". Tengah kedua, via negativa, berakhir dengan bab "Northing", yang dicatat oleh Dillard sebagai pendamping bab kedua, "Seeing".[19] Bab pertama dan terakhir bukunya bertindak sebagai pengantar dan kesimpulan. Naratifnya terdiri dari vinyet yang memerinci pengembaraan sang narator di sekitar antasan. Dalam "The Present", sang narator mendapati seekor anak anjing di pom bensin di jalan bebas hambatan, dan menepuk perutnya selagi memenungkan pemandangan pegunungan di sekitar; tindakan reflektif "membelai anak anjing" disindir dalam beberapa bab lain. Dalam "Stalking", sang narator mengejar segerombolan tikus kesturi di antasan selama musim panas. Salah satu bagian paling terkenal berasal dari awal bukunya, ketika sang narator menyaksikan seekor katak dikuras dan dilahap seekor kumbang air raksasa.[20]
Gaya dan genre
[sunting | sunting sumber]Pilgrim at Tinker Creek merupakan karya nonfiksi kreatif yang menggunakan peranti puitis seperti metafora, repetisi, dan inversi untuk menyampaikan pentingnya tema-tema rekuren.[21] Meskipun kerap kali digambarkan sebagai serangkaian esai, dan bab-babnya dijuduli dengan terpisah dan pernah terbit secara terpisah dalam majalah dan antologi, Dillard berkukuh dalam sebuah wawancara tahun 1989 bahwa bukunya merupakan "naratif nonfiksi berkesinambungan tunggal".[22] Dillard juga menyebut Pilgrim sebagai sebuah "buku teologi",[23] dan menolak label "penulis alam". Ia menyatakan, "Sering kali ada sedikit alam dalam apa yang saya tulis, tetapi saya tidak menganggap diri sendiri seorang penulis alam."[24]
Bukunya kerap mengutip dan mengilatkan Walden, meskipun Dillard tidak secara tersurat menyatakan minatnya atas karya Thoreau. Kritikus Donna Mendelson mencatat bahwa "kehadiran [Thoreau] sedemikian ampuh dalam bukunya sehingga Dillard dapat meminjam dari[nya] baik secara terang-terangan maupun jenaka".[25] Kendatipun kedua karya sering diperbandingkan, Pilgrim tidak mengomentari dunia sosial seperti halnya Walden; justru, ia sepenuhnya berlandaskan pengamatan atas dunia alamiah. Lain daripada Thoreau, Dillard tidak mempertalikan sejarah sosial dengan segi-segi alam,[26] juga ia tidak meyakini sebuah alam semesta yang teratur. Sementara Thoreau menyebutkan semesta yang bagaikan mesin, dengan sang pencipta yang menyerupai pandai jam, Dillard mengakui ketaksempurnaan penciptaan, yang di dalamnya "sesuatu ada di mana-mana dan senantiasa keliru".[27]
Dalam resensi untuk The New York Times, Eudora Welty mencatat narator Pilgrim selaku "satu-satunya orang dalam buku [Dillard], sesungguhnya seorang diri dalam dunianya ... Sering sekali membicarakan alam semesta, tetapi ia tetap tersisih."[28] Dillard tampak menyindir gagasan seorang "narator takkasatmata" dalam bab keenam Pilgrim at Tinker Creek; selagi menyebutkan "kekuasaan takterbatas" Tuhan, sang narator mencatat bahwa "ketakkasatmataan adalah 'selubung' terhebat sepanjang masa".[29] Nancy C. Parrish dalam bukunya pada tahun 1998 mencatat bahwa meskipun tertulis dalam sudut pandang orang pertama, Pilgrim bukan sepenuhnya autobiografis. Sang narator, "Annie Dillard", oleh karenanya menjadi suatu pribadi yang menjadi sarana bagi sang pengarang untuk mengalami dan menggambarkan "pikiran dan peristiwa yang sebelumnya hanya dapat didengar atau dipelajari atau dibayangkan oleh Annie Dillard yang sejati".[30] Kritikus Suzanne Clark juga menunjukkan "ketaksaan istimewa" dari Dillard sang pengarang, mencatat bahwa "ketika kita membaca Annie Dillard, kita tidak mengetahui siapa yang menulis. Terdapat kesenyapan di tempat yang di sana mungkin terdapat citra atas diri yang sosial—atas kepribadian, tabiat, atau ego."[31] Meskipun sebagian besar kritikus mengasumsikan sang narator adalah perempuan, kebanyakan karena unsur autobiografis bukunya dan asumsi bahwa sang narator adalah Dillard sendiri, Clark mempertanyakan apakah sang narator merupakan laki-laki. Menyatakan bahwa Dillard mempergunakan "beraneka suara laki-laki, gaya laki-laki" dalam sepanjang bukunya, Clark bertanya, "Ketika Dillard berhenti menulis Pilgrim at Tinker Creek dalam pribadi seorang pria berumur 50 tahun, apa ia lantas mulai menulis sebagai wanita?"[32]
Tema
[sunting | sunting sumber]Agama dan alam
[sunting | sunting sumber]
Bukunya berisi pembelaan atas teodisi, yakni kebaikan Tuhan di hadapan kejahatan. Sang narator berupaya mendamaikan dunia alamiah yang keras, beserta "moralitasnya yang tampak mengerikan", dengan keyakinan dalam Tuhan yang pengasih. Kematian disebutkan berulang kali sebagai perjalanan yang alami sekalipun kejam: "Evolusi", kata sang narator, "mencintai kematian lebih dari ia mencintai kau atau saya."[33] Sebagian bab dua bukunya menggambarkan seekor katak "terisap kering" oleh seekor "kumbang air raksasa" selagi sang narator mengawasi; kekejaman yang perlu ini menunjukkan keteraturan dalam hidup dan mati, tidak peduli seberapa menyeramkan kelihatannya.[34] Sang narator khususnya melihat kekejaman yang melekat pada dunia serangga: "Ikan harus berenang dan burung harus terbang; serangga, tampaknya, harus melakukan hal jahat berkali-kali. Saya tidak bertanya mengapa kalau itu seekor burung bangkai atau seekor hiu, tetapi saya bertanya mengapa hampir dengan setiap serangga yang saya jumpai. Lebih dari seekor serangga ... adalah serbuan terhadap segala kebajikan manusia, segala harapan akan satu tuhan yang adil."[35] Walaupun tetap terpikat dengan dunia alamiah yang menyinggung dan amoral, ia juga mempertanyakan kedudukannya di dalamnya. Sang narator menyatakan, "Saya menggagaskan tinggal di sebelah antasan dalam upaya membentuk kehidupan saya mengikuti arusnya nan bebas. Namun, saya tampaknya menemui titik tempat saya harus menetapkan batas. Tampak seolah-olah antasannya bukan mengapungkan saya dan justru menyeret saya ke dalam."[36]
Meskipun judul bukunya menyebutkan penziarahan, sang narator tidak menyimpang jauh dari kediamannya di dekat antasan: perjalanannya metafisis.[37] Margaret Loewen Reimer, dalam salah satu kajian kritis pertama tentang bukunya, mencatat bahwa perlakuan Dillard atas yang metafisis menyerupai Herman Melville. Sementara "Mata Melville melihat kebanyakan kegelapan dan kengerian" dunia alamiah, mungkin berasal dari latar belakangnya di kalangan Puritan New England, pandangan "jahat" Dillard atas dunia "lebih berasal dari rancangan alam yang tampak ceroboh dibandingkan dengan dari indra yang menyeluruh dan mendalam atas kejahatan".[38] Namun, lain daripada Melville, Dillard tidak memoralisasi dunia alamiah atau berusaha menemukan kiasan dalam tindakan budaya manusia; berpusat sebagian besar pada pengamatan serta analisis ilmiah, Dillard meneladan contoh Charles Darwin dan sejarawan alam lainnya.[39]
Sang narator "peziarah" berupaya memandang yang sakral, bertekad akan menemukannya dengan "menguntit" atau "melihat". Pada satu titik, ia melihat sebuah pohon aras di dekat rumahnya "tersengat dan berubah bentuk, setiap sel membara karena api" selagi cahaya menimpanya; penglihatan terbakar tersebut, mengingatkan akan "api" suci penciptaan, "datang dan pergi, kebanyakan pergi, tetapi saya hidup karenanya".[40] Kritikus Jenny Emery Davidson meyakini bahwa tindakan "menguntit" Dillard membolehkannya untuk menuliskan kembali mitos perburuan, sebuah tema populer dalam karangan alam yang mengantarai ruang antara alam dan manusia. Walaupun tradisi lama penulis alam laki-laki—antara lain James Fenimore Cooper, Jack London, dan Richard Nelson—telah menggunakan tema tersebut sebagai "ritual simbolis kekerasan", Dillard "memberanikan diri ke dalam medan perburuan, mempergunakan retorikanya sembari menantang tatanannya".[41]
Penglihatan dan keawasan
[sunting | sunting sumber]Meskipun beberapa kritikus menggambarkan bukunya lebih dikhususkan bagi pendugaan atas dunia ilahiah dan alamiah alih-alih penelusuran diri, beberapa lainnya mendekati buku ini sehubungan dengan perhatian Dillard terhadap keawasan diri. Misalnya, kritikus Mary Davidson McConahay menunjukkan "komitmen akan keawasan" yang bernapaskan Thoreau dalam karangan Dillard.[42]
Sang narator awas diri dan waspada akan setiap detail di sekitarnya. Bab kedua Pilgrim memaknakan dua jenis penglihatan: sebagai "verbalisasi" (aktif) dan sebagai "melepaskan" (pasif). Sang narator mengibaratkan perbedaan antara kedua metode dengan "perbedaan antara berjalan dengan dan tanpa kamera". Dengan kamera, berjalan mengharuskan "menganalisis dan mengintai", sedangkan, tanpa kamera, berjalan hanya membutuhkan perhatian bergairah.[43] Tindakan melihat adalah melelahkan, sebagaimana dikisahkan salah satu bab: "Saya memandang air: ikan minnow dan shiner. Kalau memikirkan minnow, ikan emas akan mengisi benak saya sampai saya berteriak. Saya memandang permukaan air: anggang-anggang, buih, dan dedaunan berjatuhan. Mendadak wajah saya, yang terpantul, membuat saya takut setengah mati. Siput-siput itu sudah melacak wajah saya! Akhirnya, dengan pembelitan kehendak yang gemetar, saya melihat awan, awan sirus. Saya pening. Saya terjatuh ke dalam. Urusan memandang ini riskan."[44] Sandra Humble Johnson menyebut struktur bukunya sendiri menuntun menuju pencerahan keawasan diri, atau suatu "pengalaman mistis"; selagi sang narator mengawasi samara yang jatuh, ia merasa "tersesat, tenggelam ... melirik Gunung Tinker dan merasakan bumi tergulung ke bawah".[45]
Sambutan
[sunting | sunting sumber]
Bukunya sukses baik di kalangan kritikus maupun pembaca, dengan lebih dari 37.000 salinan terjual dalam waktu dua bulan. Dalam dua tahun, bukunya dicetak sebanyak delapan kali dan hak atas penerbitannya dalam sampul kertas lekas dibeli.[46] Dillard terusik oleh hantaman perhatian tersebut; beberapa waktu setelah bukunya terbit, ia menulis, "Saya mulai memimpikan Antasan Tinker. Terbaring tertelungkup di dalamnya, berlumpur dan mengering dan saya tenggelam di dalamnya." Ia khawatir ia telah "memangkas habis sisa hidupnya. Pilgrim bukan hanya kebijakan 28 tahun saya, justru saya pikir ialah kebijakan sepanjang hayat saya."[47]
Konsensus awal di antara peresensi adalah bahwa bukunya merupakan "risalah tidak lazim mengenai alam".[48] Bukunya terbit tidak lama setelah jilid puisinya Tickets for a Prayer Wheel (1974, University of Missouri Press).[16] Meresensi kedua buku dalam America, John B. Breslin mencatat keserupaan di antaranya: "Bahkan jika buku puisi pertamanya tidak diterbitkan serentak, bahasa yang ia pergunakan dalam Pilgrim akan membeberkan jati dirinya."[49] The Saturday Evening Post juga menyanjung kemampuan puitis Dillard dalam Pilgrim at Tinker Creek, mencatat bahwa "jiwa penyair dalam dirinya hadir di mana-mana dalam prosa-puisinya ini: perhatian sang pembaca tidak hanya tertawan oleh kesegaran wawasannya, tetapi oleh keindahan pelukisannya pula".[50] Melvin Maddocks, mengulas untuk Time, mencatat niatan Dillard akan pengaruh subtil: "Pembaca, waspadalah akan gadis pengecoh ini, membicarakan kesalehannya tentang 'rahasia penglihatan' sebagai 'mutiara bernilai besar', dengan bersahaja bersikeras, 'Saya bukan ilmuwan. Saya menjelajah lingkungan.' Di sini bukan pusingan romantis halus seorang dara, bukan pengukir 365 prosa puisi inspiratif. Sembari ia menuntun perhatian terhadap tikus kesturi, kupu-kupu raja, kuntul atau mandar, Nona Dillard menguntit sang pembaca sebagaimana pemangsa menguntit buruannya."[51]
Meskipun laris terjual, Pilgrim menerima sedikit atensi akademis sampai lebih dari lima tahun setelah penerbitannya.[48] Peresensi awal Charles Nicol dan J. C. Peirce menautkan Dillard dengan gerakan transendentalisme, membandingkannya dengan Thoreau dan Ralph Waldo Emerson.[52] Pengarang dan environmentalis Edward Abbey menyatakan bahwa Dillard adalah "ahli waris tulen sang Master". Ia menulis hanya Dillard "seorang yang sanggup menyusun, dan berhasil, dengan cara Thoreau yang muluk dan transendental".[53] Dalam buku tahun 1992 Scott Slovic menulis bahwa Pilgrim at Tinker Creek akhirnya "mengatapel [Dillard] menjadi prominensia di antara penulis nonfiksi Amerika kontemporer—terlebih di antara penulis alam—dan menggiatkan kelimpahan resensi dan badan kritik yang terus bertambah".[54] Gary McIlroy meyakini bahwa karya Dillard khas karena "penemuan kembali hutan secara berseri" di dalamnya. Menurut McIlroy, "[Ia] mengkaji sisa-sisa terliar padang tiah Virginia, menggugah misteri kelam dan menjanjikan dari sempadan Amerika."[55]
Pilgrim at Tinker Creek memenangkan Penghargaan Pulitzer untuk Nonfiksi Umum pada tahun 1975, kala Dillard berumur 29 tahun. Para juri mencatat dalam pengusulan mereka bahwa "Dillard adalah pengamat pakar yang di dalam karyanya ilmu tidak memucatkan ketakjuban ... Bukunya merupakan perpaduan pengamatan dan wawas diri, misteri dan pengetahuan. Kami serempak merekomendasikannya untuk penghargaan."[56] Sejak pertama terbit, bagian-bagian bukunya telah disertakan dalam lebih dari tiga puluh antologi.[26] Edisi-edisi berikutnya antara lain terbitan Bantam Books (1975) dan Harper Colophon (1985, 1988). Merayakan 25 tahun peringatan penerbitan bukunya, Harper Perennial menerbitkan edisi berisikan epilog dari sang pengarang. Edisi Britania Raya pertama dikeluarkan tahun 1976. Bukunya telah diterjemahkan menuju beragam bahasa, antara lain bahasa Jepang, Jerman, Prancis, dan Swedia.[57] Pada tahun 1998, bukunya terdaftar dalam 100 Buku Nonfiksi Terbaik versi Modern Library.[58]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Scheese 1996, hlm. 121.
- ^ Scheese 1996, hlm. 121; Dillard 1987, hlm. 81–82.
- ^ Smith 1991, hlm. xiii.
- ^ Smith 1991, hlm. 6–7.
- ^ Parrish 1998, hlm. 149.
- ^ Smith 1991, hlm. 16.
- ^ Parrish 1998, hlm. 153–156.
- ^ McIlroy 1986, hlm. 115.
- ^ Scheese 1996, hlm. 122.
- ^ Smith 1991, hlm. 7.
- ^ Parrish 1998, hlm. 141–146.
- ^ a b Smith 1991, hlm. 8.
- ^ Dillard 1989, hlm. 27.
- ^ Dillard 1989, hlm. 26.
- ^ Parrish 1998, hlm. 138.
- ^ a b Smith 1991, hlm. 9.
- ^ Smith 1991, hlm. 1.
- ^ Dillard 1998, hlm. 4.
- ^ Dillard 1998, hlm. 279–280.
- ^ Hanegraaff 1998, hlm. 29.
- ^ Kitchen 2011, hlm. 117.
- ^ Matiko 1997, hlm. 224.
- ^ Parrish 1998, hlm. 157.
- ^ Scheese 1996, hlm. 120.
- ^ Mendelson 1995, hlm. 51.
- ^ a b McIlroy 1986, hlm. 111.
- ^ Papa 1997, hlm. 107.
- ^ Welty 1974.
- ^ Hardack 2008, hlm. 83; Dillard 1998, hlm. 91.
- ^ Parrish 1998, hlm. 126.
- ^ Slovic 1992, hlm. 66.
- ^ Clark 1991, hlm. 168–169.
- ^ Scheese 1996, hlm. 128.
- ^ Dockins 2003–2004, hlm. 637–638.
- ^ Dockins 2003–2004, hlm. 642.
- ^ Scheese 1996, hlm. 128–129.
- ^ Marshall 1998, hlm. 88–89.
- ^ Reimer 1983, hlm. 183.
- ^ Chénetier 1990, hlm. 167.
- ^ Radaker 1997, hlm. 123–124.
- ^ Davidson 2001, hlm. 218.
- ^ Slovic 1992, hlm. 62.
- ^ Ireland 2010, hlm. 25–27.
- ^ Parrish 1998, hlm. 155.
- ^ Johnson 1992, hlm. 4–7.
- ^ Smith 1991, hlm. 10; Parrish 1998, hlm. 124.
- ^ Parrish 1998, hlm. 124–125.
- ^ a b Reimer 1983, hlm. 182.
- ^ Breslin 1974, hlm. 314.
- ^ The Saturday Evening Post 1974, hlm. 74.
- ^ Maddocks 1974, hlm. 92.
- ^ Reimer 1983, hlm. 183. Lihat Nicol 1974 dan Peirce 1974.
- ^ McClintock 1994, hlm. 88.
- ^ Slovic 1992, hlm. 61.
- ^ McIlroy 1987, hlm. 71.
- ^ Fischer 1996, hlm. xxxiii.
- ^ "Bibliographical Data". Annie Dillard Official Website (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Januari 2025.
- ^ "100 Best Nonfiction" (dalam bahasa Inggris). Modern Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Februari 2025.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Breslin, John B. (20 April 1974). "Let Us Now Praise Famous Women". America (dalam bahasa Inggris). Vol. 130 no. 15. hlm. 312–314.
- Chénetier, Marc (Musim semi 1990). "Tinkering, Extravagance: Thoreau, Melville, and Annie Dillard". Critique: Studies in Contemporary Fiction (dalam bahasa Inggris). 31 (3): 157–172. doi:10.1080/00111619.1990.9934691.
- Clark, Suzanne (1991). "Annie Dillard: The Woman in Nature and the Subject of Nonfiction". Sentimental Modernism: Women Writers and the Revolution of the Word
(dalam bahasa Inggris). Indiana University Press. hlm. 155–181. ISBN 978-0-253-31374-4.
- Davidson, Jenny Emery (2001). "Stalking a Prayer: Crossings of the Hunter and the Shaman in Pilgrim at Tinker Creek". Dalam Edwards, Thomas S.; De Wolfe, Elizabeth A. Such News of the Land: U.S. Women Writers
(dalam bahasa Inggris). University Press of New England. hlm. 217–226. ISBN 978-1-58465-098-0.
- Dillard, Annie (1987). An American Childhood (dalam bahasa Inggris). Harper & Row. ISBN 978-0-06-015805-7.
- Dillard, Annie (1989). The Writing Life (dalam bahasa Inggris). Harper & Row. ISBN 978-0-06-016156-9.
- Dillard, Annie (1998). Pilgrim at Tinker Creek (dalam bahasa Inggris). Harper Perennial. ISBN 978-0-06-095302-7.
- Dockins, Mike (Musim dingin 2003–2004). "Stalking the Bumblebee: An Exploration of 'Cruelty' in Pilgrim at Tinker Creek". The Massachusetts Review (dalam bahasa Inggris). 44 (4): 636–648. JSTOR 25092005.
- Fischer, Heinz-Dietrich, ed. (1996). The Pulitzer Prize Archive: A History and Anthology of Award-Winning Materials in Journalism, Letters, and Arts. Part C: Nonfiction Literature. Volume 9: General Nonfiction Awards, 1962–1993: From the Election of John F. Kennedy to a Retrospect of Abraham Lincoln's Gettysburg Address (dalam bahasa Inggris). K. G. Saur. ISBN 978-3-598-30179-7.
- Hanegraaff, Wouter J. (1998). "Reflections on New Age and the Secularisation of Nature". Dalam Pearson, Joanne; Roberts, Richard H.; Samuel, Geoffrey. Nature Religion Today: Paganism in the Modern World (dalam bahasa Inggris). Edinburgh University Press. hlm. 22–32. ISBN 978-0-7486-1057-0.
- Hardack, Richard (Musim gugur 2008). "'A Woman Need Not Be Sincere': Annie Dillard's Fictional Autobiographies and the Gender Politics of American Transcendentalism". Arizona Quarterly (dalam bahasa Inggris). 64 (3): 75–108. doi:10.1353/arq.0.0012.
- Ireland, Julia A. (Musim dingin 2010). "Annie Dillard's Ecstatic Phenomenology". ISLE: Interdisciplinary Studies in Literature and Environment (dalam bahasa Inggris). 17 (1): 23–34. doi:10.1093/isle/isp149. JSTOR 44087622.
- Johnson, Sandra Humble (1992). The Space Between: Literary Epiphany in the Work of Annie Dillard
(dalam bahasa Inggris). Kent State University Press. ISBN 978-0-87338-446-9.
- Kitchen, Judith (Musim gugur 2011). "Grounding the Lyric Essay". Fourth Genre: Explorations in Nonfiction (dalam bahasa Inggris). 13 (2): 115–12. doi:10.1353/fge.2011.0028.
- Maddocks, Melvin (18 Maret 1974). "Terror and Celebration". Time (dalam bahasa Inggris). Vol. 103 no. 11. hlm. 92. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Maret 2025.
- Marshall, Ian (1998). Story Line: Exploring the Literature of the Appalachian Trail (dalam bahasa Inggris). University Press of Virginia. ISBN 978-0-8139-1798-6.
- Matiko, Beverly J. (1997). "Dillard, Annie". Dalam Chevalier, Tracy. Encyclopedia of the Essay (dalam bahasa Inggris). Fitzroy Dearborn Publishers. hlm. 224–225. ISBN 978-1-884964-30-5.
- McClintock, James I. (1994). Nature's Kindred Spirits: Aldo Leopold, Joseph Wood Krutch, Edward Abbey, Annie Dillard, and Gary Snyder (dalam bahasa Inggris). University of Wisconsin Press. ISBN 978-0-299-14170-7.
- McIlroy, Gary (Musim semi 1986). "Pilgrim at Tinker Creek and the Social Legacy of Walden". The South Atlantic Quarterly (dalam bahasa Inggris). 85 (2): 111–122. doi:10.1215/00382876-85-2-111.
- McIlroy, Gary (Maret 1987). "Pilgrim at Tinker Creek and the Burden of Science". American Literature (dalam bahasa Inggris). 59 (1): 71–84. doi:10.2307/2926485. JSTOR 2926485.
- Mendelson, Donna (Musim gugur 1995). "Tinker Creek and the Waters of Walden: Thoreauvian Currents in Annie Dillard's Pilgrim". The Concord Saunterer (dalam bahasa Inggris). 3: 51–62. JSTOR 23392882.
- Nicol, Charles (26 April 1974). "Looking Spring in the Eye". National Review (dalam bahasa Inggris). Vol. 26 no. 17. hlm. 489.
- Papa, James A., Jr. (Musim gugur 1997). "Paradox and Perception: Science and Narrative in Walden and Pilgrim at Tinker Creek". Weber Studies (dalam bahasa Inggris). 14 (3): 105–114. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Juni 2022.
- Parrish, Nancy C. (1998). Lee Smith, Annie Dillard, and the Hollins Group: A Genesis of Writers
(dalam bahasa Inggris). Louisiana State University Press. ISBN 978-0-8071-2434-5.
- Peirce, J. C. (Musim gugur 1974). "[Resensi Pilgrim at Tinker Creek]". The Dalhousie Review (dalam bahasa Inggris). 54 (3): 568–570. hdl:10222/59705
.
- Radaker, Kevin (Musim dingin 1997). "Caribou, Electrons, and the Angel: Stalking the Sacred in Annie Dillard's Pilgrim at Tinker Creek". Christianity and Literature (dalam bahasa Inggris). 46 (2): 123–143. doi:10.1177/014833319704600201
.
- Reimer, Margaret Loewen (Musim semi 1983). "The Dialectical Vision of Annie Dillard's Pilgrim at Tinker Creek". Critique: Studies in Modern Fiction (dalam bahasa Inggris). 24 (3): 182–191. doi:10.1080/00111619.1983.9937785.
- "The Post Recommends". The Saturday Evening Post (dalam bahasa Inggris). Vol. 246 no. 8. November 1974. hlm. 74.
- Scheese, Don (1996). Nature Writing: The Pastoral Impulse in America (dalam bahasa Inggris). Twayne Publishers. ISBN 978-0-8057-0964-3.
- Slovic, Scott (1992). Seeking Awareness in American Nature Writing: Henry Thoreau, Annie Dillard, Edward Abbey, Wendell Berry, Barry Lopez
(dalam bahasa Inggris). University of Utah Press. ISBN 978-0-87480-362-4.
- Smith, Linda L. (1991). Annie Dillard
(dalam bahasa Inggris). Twayne Publishers. ISBN 978-0-8057-7637-9.
- Welty, Eudora (24 Maret 1974). "Meditation on Seeing". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Januari 2025.