Lompat ke isi

Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo
Alamat

,
Informasi
JenisPondok pesantren
AfiliasiNahdlatul Ulama (NU)
Didirikan1890
PendiriK.H. Hasan Muchyi
PengasuhK.H. Mochammad Hamdani Bik
Lain-lain
Moto


Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo adalah salah satu pesantren tertua di Kabupaten Kediri, Jawa Timur yang didirikan oleh KH Hasan Muchyi pada abad 20 atau akhir tahun 1800 dan terdaftar serta diakui oleh Kemenag Tahun 1919. Pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Salafiyah yang didirikan oleh KH Hasan Muchyi seorang tokoh masyarakat yang pada waktu penjajahan Belanda ikut berjuang menghadapi penjajah.

Unit pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Unit pendidikan di pondok pesantren :

  1. Madrasah Islam Salafiyah
  2. Tarbiyah Islam Muta'allimin
  3. MTs Hasan Muchyi
  4. MA Hasan Muchyi

Daftar pengasuh

[sunting | sunting sumber]

Berikut pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo :

  1. K.H. Hasan Muchyi
  2. K.H. Ilyas
  3. K.H. Muhammad Yasir
  4. K.H. Mahfud
  5. K.H. Muhammad Shodiq
  6. K.H. Achmad Najmuddin
  7. K.H. Mochammad Hamdani Bik

Ekstrakurikuler

[sunting | sunting sumber]

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti para santri, antara lain sebagai berikut:[1] Ekstrakurikuler

  1. Tahfidz Al-Qur’an
  2. Salat Dhuha Berjemaah
  3. Pengajian Kitab Kuning
  4. Musyawarah Ma’hadiyah
  5. Pendidikan Baca Al-Qur’an
  6. Hadrah/Rebana
  7. Pengembangan Berbagai Olahraga
  8. Keterampilan Wirausaha
  9. Drumb Band
  10. Pengembangan Jurnalistik dan Publish
  11. Bahasa Asing
  12. Pramuka, PMR, PKS, OSIS
  13. Latihan berpidato
  14. Diskusi dan Penelitian Ilmiah

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Beberapa fasilitas Pondok pesantren, antara lain sebagai berikut:[1] Fasilitas

  1. Masjid
  2. Asrama
  3. Gedung Sekolah
  4. Perpustakaan
  5. Gedung Balai Pengobatan
  6. Laboratorium Soal Madrasah
  7. Laboratorium Bahasa
  8. Ruang tamu
  9. Kopontren
  10. Klinik Kesehatan
  11. Aula
  12. Lapangan

Kesepuhan peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Rumah ini, jelas dia, dibuat dengan bentuk limasan. Terdiri dari separuh tembok dan separuh batu bata. Sedangkan atapnya terbuat dari kayu. Sepeninggal K.H. Hasan Muchyi, Ndalem (rumah) juga menjadi tempat tinggal keluarga K.H. Hasyim Asy'ari bersama Nyai Masruroh dan keempat anaknya.

K.H. Hasyim Asy'ari sebagai menantunya juga diamanahi untuk terus mengembangkan pondok pesantren yang saat ini terkenal dengan sebutan Pondok Kapu. Rumah itu menjadi Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu dan sudah direnovasi K.H. Hasyim Asy'ari pada masa itu.

Sejak itu hingga sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Mbah Hasyim Asy'ari, Ndalem Kasepuhan pertama di Pondok Kapu. karena beliau yang membangun, memperbaiki atau merenovasi pada saat itu. Jejak Pesantren Kapu di Kediri Peninggalan Pendiri NU K.H. Hasyim Asy'ari.

Di area pondok pesantren, juga terdapat Ndalem Kasepuhan (rumah lawas) kedua, yang berada di sebelah timur Masjid An-Nur Pondok Kapu. Secara bangunan, Ndalem Kasepuhan kedua tersebut memang lebih tua dari Ndalem Mbah Hasyim Asy'ari. Rumah itu menjadi tempat tinggal dari K. Muhammad Yasir (Kakak dari Nyai Masruroh) bersama keluarganya.

Jejak pendiri NU

[sunting | sunting sumber]

Dalam sejarahnya pesantren ini pernah mendapat sentuhan tangan dingin dari ulama besar pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) yaitu K.H. Hasyim Asy'ari. Diceritakan dalam sejarah pesantren ini, K.H. Hasyim Asy'ari menikah dengan Nyai Masruroh, salah seorang putri Mbah Hasan Muchyi dari pernikahannya dengan Nyai Khodijah.

Pada masa Nyai Masruroh dengan K.H. Hasyim Asy’ari inilah, Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo mulai memiliki lembaga pendidikan Madrasah. Dengan kata lain, pemrakarsa pendirian madrasah Pondok Pesantren Salafiyah Kapurejo adalah K.H. Hasyim Asy’ari. Berkat ketelatenan dan kesungguhan Mbah Hasan (demikian keluarganya memanggil beliau) beserta putra-putrinya, Pondok Pesantren Salafiyah ini semakin berkembang pesat. Sepeninggal Mbah Hasan, estafet kepemimpinan pesantren selanjutnya diteruskan oleh putra-putri, cucu-cucu dan cicit-cicitnya sampai sekarang (sekarang memasuki generasi ke 3 dan ke 4).

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Laduni