Pontus
Pontus adalah sebuah wilayah bersejarah yang terletak di pesisir utara Anatolia, di sepanjang Laut Hitam, yang sekarang menjadi bagian dari wilayah timur laut Turki. Nama "Pontus" berasal dari kata Yunani Πόντος (Pontos), yang berarti "laut", merujuk pada Laut Hitam yang menjadi ciri geografis utama wilayah ini. Selama berabad-abad, Pontus memainkan peran penting dalam sejarah sebagai bagian dari berbagai kekaisaran, pusat perdagangan, serta medan perang kekuatan-kekuatan besar.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Pontus membentang di wilayah pesisir Laut Hitam hingga ke pegunungan Anatolia bagian utara. Wilayah ini terkenal dengan medan yang sulit berupa pegunungan yang tertutup hutan lebat dan lembah sungai yang subur. Beberapa sungai utama seperti Iris (sekarang Yeşilırmak) dan Lycus (sekarang Kelkit) mengalir melalui Pontus menuju Laut Hitam. Kondisi geografis ini mendukung berkembangnya agrikultur, perdagangan, dan aktivitas perikanan.
Secara historis, wilayah Pontus berbatasan dengan:
- Barat: Bitinia
- Selatan: Kapadokia dan Armenia Kecil
- Timur: Kolkhis (sekarang Georgia barat)
- Utara: Laut Hitam
Kota-Kota Penting
[sunting | sunting sumber]Beberapa kota kuno yang penting di Pontus antara lain:
- Amasya: Ibu kota kerajaan Pontus pada masa awal.
- Sinope: Kota pelabuhan penting di pesisir Laut Hitam.
- Trapezus (sekarang Trabzon): Kota dagang utama yang menghubungkan Anatolia dengan Timur.
- Amaseia: Pusat kebudayaan dan intelektual di wilayah Pontus.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Era Awal
[sunting | sunting sumber]Wilayah Pontus pada awalnya dihuni oleh suku-suku Het dan Frigia sebelum jatuh ke tangan bangsa Kimmeria pada abad ke-8 SM. Kemudian, pengaruh Yunani mulai berkembang seiring dengan pendirian koloni-koloni di pesisir Pontus, terutama oleh kota Miletus. Koloni ini membawa pengaruh budaya Hellenistik yang bertahan selama berabad-abad.
Kerajaan Pontus (302–63 SM)
[sunting | sunting sumber]Kerajaan Pontus didirikan oleh Mithridates I Ktistes sekitar tahun 302 SM setelah runtuhnya kekuasaan Kekaisaran Aleksander Agung. Kerajaan ini mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Mithridates VI Eupator (120–63 SM), yang dikenal sebagai "Mithridates Agung".
Perang Mithridatik
[sunting | sunting sumber]Mithridates VI terkenal karena perlawanan sengitnya terhadap ekspansi Republik Romawi. Konflik ini dikenal sebagai Perang Mithridatik yang berlangsung dalam tiga tahap:
- Perang Mithridatik I (88–84 SM)
- Perang Mithridatik II (83–81 SM)
- Perang Mithridatik III (75–63 SM)
Meskipun awalnya berhasil mengalahkan Roma dan menaklukkan banyak wilayah, Mithridates VI akhirnya kalah oleh pasukan Romawi di bawah pimpinan Lucullus dan Pompeius Magnus. Setelah kekalahan Mithridates VI, wilayah Pontus dimasukkan ke dalam Provinsi Bitinia et Pontus milik Republik Romawi pada tahun 63 SM.
Masa Kekuasaan Romawi dan Bizantium
[sunting | sunting sumber]Setelah menjadi bagian dari kekuasaan Romawi, Pontus berkembang menjadi wilayah yang relatif makmur berkat lokasinya yang strategis di jalur perdagangan antara Laut Hitam dan Asia Kecil. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium setelah pembagian Kekaisaran Romawi pada tahun 395 M.
Selama periode Bizantium, Pontus menjadi pusat keagamaan Kristen dan rumah bagi banyak biara terkenal, seperti Biara Sumela yang terletak di pegunungan dekat Trabzon. Namun, wilayah ini juga sering diserang oleh bangsa Goth, Arab, dan Turki Seljuk.
Era Kekaisaran Trebizond (1204–1461)
[sunting | sunting sumber]Setelah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Tentara Salib pada tahun 1204, wilayah Pontus menjadi bagian dari Kekaisaran Trebizond, yang didirikan oleh keturunan Dinasti Komnenos. Trebizond bertahan sebagai kekuatan independen selama dua setengah abad sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kesultanan Utsmaniyah di bawah Sultan Mehmed II pada tahun 1461.
Budaya dan Agama
[sunting | sunting sumber]Pengaruh Yunani
[sunting | sunting sumber]Sebagai wilayah dengan banyak koloni Yunani, budaya Pontus memiliki pengaruh Hellenistik yang kuat. Bahasa Yunani menjadi lingua franca di wilayah ini selama berabad-abad.
Kristen Ortodoks
[sunting | sunting sumber]Wilayah Pontus menjadi pusat Kristen Ortodoks pada era Bizantium. Banyak gereja dan biara dibangun, termasuk Biara Sumela yang terkenal karena arsitektur spektakulernya.
Musik Pontus
[sunting | sunting sumber]Budaya Pontus memiliki tradisi musik khas yang dikenal sebagai musik Pontik. Musik ini menggunakan instrumen tradisional seperti kemençe (rebab) dan sering diiringi tarian rakyat yang energik, seperti Horon.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Perekonomian Pontus berfokus pada:
- Perdagangan: Pontus menjadi pusat perdagangan penting karena letaknya di jalur perdagangan antara Laut Hitam dan Asia.
- Agrikultur: Wilayah ini terkenal dengan hasil pertanian seperti biji-bijian, anggur, dan buah-buahan.
- Perikanan: Perairan Laut Hitam kaya akan ikan dan menjadi sumber ekonomi utama bagi masyarakat pesisir.
Warisan
[sunting | sunting sumber]Wilayah Pontus meninggalkan warisan budaya yang kaya, terutama bagi diaspora Yunani Pontus yang melestarikan tradisi, bahasa, dan musik mereka di seluruh dunia. Pada awal abad ke-20, terjadi pengusiran besar-besaran penduduk Yunani Pontus selama Perang Dunia I dan periode pasca-perang.
Biara Sumela
[sunting | sunting sumber]Salah satu simbol paling terkenal dari Pontus adalah Biara Sumela, sebuah biara yang dibangun di tebing pegunungan pada abad ke-4 M.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Anderson, J.G.C. The Kingdom of Pontus. Oxford University Press, 1906.
- Mayor, Adrienne. The Poison King: The Life and Legend of Mithridates, Rome's Deadliest Enemy. Princeton University Press, 2009.
- Vryonis, Speros. The Decline of Medieval Hellenism in Asia Minor. University of California Press, 1971.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- History of Pontus Diarsipkan 2013-06-01 di Wayback Machine.