Portal:Pertanian/Berita terkini/Februari/2016
Tampilan
- 29 Februari 2016
- "Aktivitas manusia di dalam instagram dapat menunjukkan kondisi kesehatan penggunanya. Ilmuwan dari Georgia Institute of Technology menjelajah kiriman gambar di instagram yang tertaut secara geografis, dan menemukan bahwa orang yang tinggal jauh dari pasar sayur dan buah cenderung mengirim gambar berupa makanan berkadar gula dan lemak tinggi. Sedangkan orangyang tinggal dekat pasar dan lahan usaha tani akan cenderung mengirim gambar makanan berserat tinggi. Karena sudah menjadi kebiasaan orang-orang untuk mengambil gambar dari apa yang ia makan dan mengirimnya ke instagram, yang juga dapat membantu peneliti untuk mengkaitkannya dengan kondisi kesehatan masyarakat per kawasan." (ScienceAlert) (Business Standard)
- 28 Februari 2016
- "Setelah dilegalkan, industri ganja menjalar di penjuru Amerika Serikat dan kini bernilai 3.5 miliar USD. Namun seperti halnya industri pada umumnya, industri ganja tidak ramah lingkungan. Karena harganya yang mahal, produksi ganja dilakukan di dalam ruangan dengan lampu grow light, pengkondisi udara, dan ventilasi aktif yang menyala selama 24 jam untuk mempercepat pertumbuhannya. Emisi karbon dioksida selama setahun dari industri ini setara dengan emisi 3 juta mobil yang dinyalakan sepanjang tahun." (The Guardian) (Raw Story)
- 26 Februari 2016
- "Kekeringan di Afrika Selatan dalam beberapa tahun terakhir memicu perlambatan ekonomi dan peningkatan pengangguran. PHK dan penurunan rekrutmen tenaga lepas terjadi di sektor pertanian yang mengalami kerugian. Inflasi di sektor produksi dan manufaktur juga meningkat akibat peningkatan harga. Afrika merupakan produsen jagung terbesar di Afrika, namun untuk tahun ini harus mengimpor demi menutupi defisit." (Bloomberg) (Reuters Africa)
- "PBB merilis laporan yang sangat tebal dan menunjukkan hasil peninjauan terhadap spesies hewan yang terlibat dalam penyerbukan. Setidaknya 40% spesies lebah dan kupu-kupu yang bergerak sebagai serangga penyerbuk berada dalam ancaman kepunahan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa perubahan cara bercocok tanam, penggunaan pestisida neonicotinoida, kerusakan habitat, dan pemanasan global sebagai pemicu utama. Sedangkan berbagai komoditas pertanian sangat bergantung pada serangga dalam melakukan penyerbukan, mulai dari sayuran sampai coklat dan kopi." (Washington Times) (Daily Mail)
- 25 Februari 2016
- "Sebuah riset dari Chalmers University of Technology dan SP Technical Research Institute menyimpulkan bahwa jika warga Uni Eropa melakukan pengurangan konsumsi daging sapi akan menjadikan Uni Eropa mencapai setengah dari target pencegahan perubahan iklim yang ditetapkan dalam UE sendiri. Termasuk jika warga beralih dari daging sapi ke daging ayam dan babi, karena keduanya mengeluarkan emisi yang relatif lebih rendah terhadap massa daging yang dihasilkannya." (Phys.org) (RT)
- 24 Februari 2016
- "Tren pencegahan "sampah makanan" berlebih berlanjut di Uni Eropa. Sebuah supermarket di Denmark, WeFood, kini membukan stand khusus untuk menjual makanan yang kerap kali dibuang oleh supermarket, meski sebenarnya masih layak untuk dimakan, diantaranya adalah makanan yang kemasannya rusak atau yang telah melewati tanggal kadaluarsanya. Semua itu dijual dengan harga 30 hingga 50 persen lebih murah." (Independent) (RT)
- 23 Februari 2016
- "Legislatif New York akan melarang warganya menggunakan bantuan dari Supplemental Nutrition Assistance Program untuk membeli makanan mewah dan makanan berkadar gula tinggi. Makanan yang dilarang untuk dibeli dengan bantuan tersebut diantaranya adalah lobster, steak, dan permen. Berulang kali legislatif menyampaikan keluahnnya terhadap kebiasaan warga miskin membeli "makanan yang tidak seharusnya" dengan menggunakan program bantuan tersebut." (Huffington Post) (Independent)
- 22 Februari 2016
- "Dengan demam pertambangan yang tidak lagi seperti dulu, Australia kini memfokuskan perekonomiannya pada sektor pertanian. Diawali dengan investasi China di sektor peternakan sapi pedaging Australia. Namun sektor ini diperkirakan tidak akan berkembang secepat pertambangan dulu, karena nilai hasil yang akan didapatkan investor tidaklah sebesar yang diharapkan. Kondisi ini disebabkan berbagai faktor, diantaranya peraturan mengenai kepemilikan lahan usaha tani dan struktur manajemennya." (BBC) (Blue Notes)
- 19 Februari 2016
- "Sebuah perusahaan rintisan asal Massachusetts, Indigo, merintis produksi benih yang dilapisi dengan mikroba. Pendiri perusahaan tersebut menyebutkan bahwa mikroba memiliki peran penting bagi tumbuhan, mulai dari penyerapan air hingga mencegah serangan hama. Jika sukses, benih berlapis mikroba tersebut diperkirakan dapat mengurangi jumlah permintaan terhadap benih GMO dan pestisida, dan mampu mengubah wajah pertanian komersial." (Tech Crunch) (Fortune)
- 17 Februari 2016
- "George Institute for Global Health meneliti 229 jajanan dari seluruh Australia dan menemukan bahwa jajanan dengan total kalori tertinggi bukanlah BigMac maupun French Fries, melainkan nacho daging babi dari Zambrero, dengan energi mencapai 5005 kJ per porsi. Sedangkan seperempat dari seluruh sampel dilaporkan memiliki energi lebih dari 3000 kJ per porsi. Lembaga ini menyatakan bahwa rata-rata orang Australia hanya menghabiskan kurang dari 30 menit sehari untuk melakukan aktivitas fisik, sedangkan butuh waktu 2 jam aktivitas fisik untuk menghabiskan 2500 kJ energi. Risiko obesitas menghantui jika aktivitas fisik tidak mengikuti konsumsi makanan cepat saji." (Sydney Morning Herald) (Yahoo News)
- 16 Februari 2016
- "Keengganan pemuda Malaysia bekerja di bidang pertanian dapat mendorong negara tersebut menuju krisis pangan. Menteri Pertanian dan Agroindustri Malaysia Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman memperingatkan bahwa 60% orang yang bekerja di bidang pertanian sudah berusia di atas 60 tahun. Jika masalah ini terus berlanjut, Malaysia akan terus-menerus bergantung pada impor pangan yang mampu memberatkan anggaran negara." (The Malay Mail Online) (The Star)
- 15 Februari 2016
- "Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh University of Twente menyebutkan bahwa setidaknya 2/3 dari warga dunia mengalami kelangkaan air parah dalam durasi sebulan selama setahun. Setengah dari warga yang terdampak bertempat tinggal di India dan China. Air tanah di banyak tempat mulai berkurang secara drastis, dan mengakibatkan suplai ke alam melalui sungai dan danau, serta suplai menuju petani dan industri semakin berkurang." (Dispatch Tribunal) (The Weather Network)
- 13 Februari 2016
- "Pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) di Washington D.C. membahas salah satunya tentang semakin meningkatnya frekuensi cuaca ekstrim di kawasan penghasil bahan pangan. Dengan semakin kuatnya hubungan antara berbagai wilayah dan ketergantungan yang terjadi, cuaca ekstrim tersebut dapat mengganggu produksi dan menyebabkan kelangkaan pangan di kawasan lain. Pertemuan ini menekankan pentingnya pemahaman geografi produksi pangan terhadap meteorologi dan dampaknya bagi produksi di area tertentu." (Phys.org) (EurekAlert)
- "Ratusan petani Yunani bersama traktor mereka melakukan demonstrasi di Syntagma Square, Athena, memprotes tingginya pajak dan perubahan kebijakan pensiun. Keduanya menyebabkan ekonomi biaya tinggi tidak hanya bagi petani tapi juga wirausahawan. Polisi tidak mampu menghalau laju traktor petani; bangunan kementerian pertanian Yunani dirusak oleh petani yang marah akibat hal tersebut." (Yahoo News) (VOA News)
- 12 Februari 2016
- "Sebuah riset yang dipimpin Universitas Cambridge menunjukkan bahwa asupan nutrisi yang dimakan manusia mungkin dapat mempengaruhi kondisi genetiknya. Riset ini dilakukan terhadap ragi, makhluk mikroskopik yang sering menjadi model metabolisme di tingkat sel. DNA di dalam sel menentukan jalannya metabolisme di dalam sel, namun hal tersebut sangat ditentukan dari ketersediaan nutrisi yang diserap sel tersebut. Perubahan arah metabolisme tersebut ditentukan dari sebuah 'tombol molekuler' di DNA yang berubah ketika ketersediaan nutrisi juga berubah. Perubahan tersebut dapat terlihat dengan sangat drastis." (Phys.org) (Daily Mail)
- 11 Februari 2016
- "Masalah kekebalan bakteri terhadap antibiotik mendapat perhatian dari FAO, dan mereka segera meminta tindakan secara global dan terkoordinasi terkait hal ini. Penggunaan antibiotik terhadap hewan ternak merupakan penyebab utama karena hewan ternak seringkali diberikan antibiotik melebihi dosis. Sedangkan jumlah hewan ternak yang melimpah menyebabkan penggunaan antibiotik sejenis sangat luas. Sehingga risiko munculnya bakteri yang kebal terhadap antibiotik tersebut juga besar. Masalah pada manusia akan muncul jika bakteri yang tahan antibiotik tersebut menjangkiti manusia." (UN News Centre) (Prensa Latina)
- 10 Februari 2016
- "Pasca diangkatnya sanksi ekonomi, kini Iran berharap dapat menjadi pemain utama dalam perdagangan hasil tani dunia. Diangkatnya sanksi ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan arus kas investasi di bidang pertanian. Fokus utama ada pada gandum, tebu, dan buah-buahan termasuk hasil olahannya yaitu selai, pasta tomat, spagheti, dan makaroni. Tantangan terbesar ada pada suplai air di negara tersebut yang hanya menerima hujan 250 mm per tahun." (Reuters) (AG Week)
- 8 Februari 2016
- "Masyarakat di Inggris ingin hidup sehat. Sebuah survey yang dilakukan oleh Cancer Research UK mendapatkan bahwa 74% warga Inggris Raya menginginkan agar makanan cepat saji tidak diiklankan. 55% dari mereka juga menginginkan adanya pajak tambahan bagi makanan dan minuman berkadar gula tinggi. 85% dari mereka juga menyatakan bahwa obesitas pada anak-anak adalah masalah dan harus segera diakhiri." (Herald Scotland) (Daily Mail)
- 7 Februari 2016
- "Tren anti pembuangan makanan berlanjut di Eropa. Kini Asda, waralaba supermarket Inggris mencanangkan program Wonky Bag, yaitu penjualan paket berisi hasil tani yang 'tidak diinginkan', yaitu yang ketika dipanen memiliki bentuk tidak baik dan biasanya berakhir di pembuangan sampah. Satu kantong Wonky Bag dijual dengan harga yang lebih murah sehingga menghemat pengeluaran konsumen yang membelinya. Supermarket besar di Inggris kemungkinan akan melakukan jejak serupa." (Huffington Post) (Mirror.co.uk)
- 6 Februari 2016
- "Parlemen Prancis secara resmi melarang supermarket membuang makanan. Kini mereka mengharuskan menyumbang makanan yang tidak diinginkan tersebut ke lembaga sosial atau bank pangan, dan peraturan ini berlaku bagi supermarket dengan luas lantai minimum 400 meter persegi. Sebelumnya mereka membuang makanan sambil menuangkan klorin pemutih agar makanan yang terbuang tersebut tidak dipungut orang lain. Peraturan ini akan mendoorong supermarket untuk membuat perjanjian dengan lembaga sosial setempat." (Huffington Post) (Independent.co.uk)
- 5 Februari 2016
- "Sebuah metode baru untuk memodifikasi bahan pangan mulai digunakan oleh para ilmuwan. Metode bioteknologi konvensional dilakukan memasukkan gen organisme lain, namun metode baru cukup dengan menyunting gen tertentu yang dibutuhkan. Meski berbeda metode, para peneliti mengkhawatirkan penolakan di tingkat konsumen. Namun para peneliti tidak keberatan jika organisme yang dihasilkan dari metode ini melalui serangkaian tahap registrasi dan verifikasi seperti halnya produk bioteknologi lainnya, sebelum dilepas secara komersial." (Yahoo News) (Business Insider)
- 4 Februari 2016
- "Di tengah perdebatan apakah pertanian organik dapat memberi makan dunia atau tidak, sebuah penelitian dari Washington State University menyatakan iya. Mereka mengkaji ratusan studi terkait dan menemukan bahwa pertanian organik dapat memberikan produksi yang mencukupi, dapat menguntungkan petani, melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan, dan aman bagi buruh tani." (EurekAlert) (Inquisitr)
- 3 Februari 2016
- "ChemChina, sebuah perusahaan kimia nasional milik pemerintah China berencana membeli Syngenta, sebuah perusahaan kimia terbesar di dunia, dengan nilai tawaran mencapai 43 miliar USD. Jika berhasil, akuisisi ini dapat menjadikan ChemChina sebagai perusahaan pensuplai bahan kimia pertanian terbesar di dunia. Persetujuan ini juga dapat menjadikan China semakin diperhitungkan di dunia teknologi pertanian yang dibangun untuk membantu memberi makan satu miliar warganya." (Agriculture) (NY Times)
- 2 Februari 2016
- "Sebuah perusahaan pertanian dalam ruangan di Kyoto akan membangun sistem di mana robot akan mengelola seluruh aktivitas pertanian di tempat tersebut, mulai dari pemeliharaan bibit sampai pemanenan dan pasca panen, namun penyemaian masih membutuhkan bantuan manusia. Lahan usaha tani ini seluas 4400 meter persegi dan menanam secara vertikal. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED. Tanaman akan ditanam tanpa pestisida sehingga akan lebih sehat. Penggunaan robot akan memangkas biaya sampai sepertiganya jika dibandingkan dengan tenaga manusia." (Discovery Channel) (Gizmodo)