Portal:Pertanian/Berita terkini/Juli/2015
Tampilan
- 31 Juli 2015
- "Peternak sapi perah di Irlandia Utara melakukan protes di Komplek Stormont, Belfast. Mereka menginginkan intervensi di tingkat Uni Eropa karena kerugian akibat rendahnya harga susu yang sudah berlangsung dalam waktu lama. Harga yang mereka terima saat ini adalah 16 pence, dan mereka menginginkan harga di atas 20 pence per liter untuk menutupi kerugian yang telah mereka alami dan mencegah peternak meninggalkan bisnis peternakan susu. Larangan impor yang dikenakan Rusia terhadap negara-negara sekutu menjadikan tingkat permintaan menurun sehingga menurunkan harga." (BBC) (Irish Farmers Journal)
- 30 Juli 2015
- "Ilmuwan dari University of Wisconsin-Madison menemukan bahwa evolusi dari teosinte ke jagung tidak membutuhkan banyak mutasi. Satu mutasi yang menjadi lompatan besar yaitu hilangnya protein yang membentuk pembungkus pada bijinya. Sehingga bijinya tidak terlindungi oleh sekam seperti halnya serealia lainnya. Hilangnya protein ini membawa reaksi berantai, menjadikan fisiologi jagung berubah secara signifikan. Hilangnya sekam juga menjadikan jagung dibudidayakan oleh peradaban terdahulu dan menjadi jagung seperti sekarang." (Tech Times) (The Weekly Observer)
- 28 Juli 2015
- "Sebuah proyek berbasis crowdfunding di Amerika Serikat, Isabel, direncanakan akan hadir dalam festival Burning Man di California. Isabel adalah rumah tanaman yang dapat ditarik ala trailer, menjadikannya rumah tanaman mobile. Ide ini terpancar dari betapa pentingnya produksi pangan di lokasi yang sempit dan sulit namun harus dilakukan di berbagai wilayah, dan Isabel akan mendidik pengunjung festival mengenai hal tersebut. Isabel juga direncanakan mengunjungi berbagai tempat di pantai barat Amerika Serikat." (Grist) (Gizmag)
- 27 Juli 2015
- "Penelitian yang dilakukan oleh University of Louisville menemukan bahwa konsumsi bahan pangan dengan kadar asam amino methionine tinggi secara terus menerus meningkatkan risiko hilangnya memori di dalam otak. Asam amino ini banyak terdapat pada telur, ikan, dan daging. Mekanisme yang menyebabkan hal tersebut adalah metilasi dari netrin, protein yang berperan dalam mempertahankan plastisitas sinaptik serta berperan dalam neurogenesis." (Financial Express) (Business Standard)
- 25 Juli 2015
- "Sebuah perusahaan berbasis di Amerika Serikat, WaterFX mengklaim memiliki teknologi yang dapat mengubah air limbah menjadi air bersih untuk digunakan kembali di dalam usaha pertanian secara efisien. Distilasi selama ini dianggap tidak ramah lingkungan karena membutuhkan banyak energi, namun mereka menggunakan cahaya matahari untuk mendidihkan air dan memisahkannya dari zat pengotor. Uap air kemudian diembunkan sambil diambil kembali panasnya, dan siklus pun berlanjut. California, meski dekat dengan pantai, tidak menginginkan untuk memurnikan air laut demi menjaga kelestarian laut sehingga memilih untuk memurnikan air limbah." (Yahoo News) (Nasdaq)
- 24 Juli 2015
- "DPR Amerika Serikat telah meloloskan UU yang akan mencegah pemerintah negara bagian mengeluarkan kebijakan wajib label untuk produk yang mengandung GMO. Pelabelan kini bersifat sukarela. Musyawarah terbilang cukup alot di dalam DPR. Pendukung UU ini menyatakan bahwa bahan pangan GMO sama amannya dengan bahan pangan non-GMO. Penentang UU ini menyatakan bahwa setiap warga Amerika Serikat memiliki hak untuk tahu, sebuah hak asasi yang dilindungi UUD. Termasuk hak untuk mengetahui apa yang mereka makan." (Agri-pulse) (Agriculture.com)
- "Tim peneliti internasional dari China, Swedia, dan Amerika Serikat melalui Jurnal Nature mengumumkan bahwa mereka elah membuat padi GMO yang memproduksi lebih banyak pati namun mengeluarkan lebih sedikit gas metana, saah satu gas rumah kaca terkuat. Mereka menggunakan gen dari barley yang berfungsi mengurangi eksudat dari akar sehingga mikroba penghasil metana di dalam tanah tidak mendapatkan nutrisi dari padi. Sawah merupakan penghasil gas metana terbesar di dunia, menyumbang sampai 17 persen atau setara 100 juta ton per tahun." (Nature) (Bioscience Technology)
- 23 Juli 2015
- "Lembaga aktivis perlindungan laut Oceana mengirimkan petisi ke FDA untuk memberikan nama ke setiap spesies produk perikanan tangkap yang dipasarkan. Sejauh ini, FDA mengelompokkan berbagai jenis hasil laut pada nama yang umum di pasar, sehingga banyak spesies bisa masuk ke dalam satu nama. Oceana mencontohkan apa yang dijual sebagai ikan "grouper" (kerapu) sebenarnya terdiri dari 64 spesies ikan. Dan dari 64 spesies ikan tersebut, ada ikan langka yang terancam punah seperti kerapu warsawa (Epinephelus nigritus). Dengan satu nama untuk satu spesies, distributor maupun konsumen dapat mengetahui dan menghindari jual beli spesies ikan langka." (Business Wire) (Washington Post)
- "Sebuah situs arkeologi di pesisir Danau Galilea menunjukkan tanda-tanda usaha budi daya tanaman pertama yang dilakukan oleh komunitas pemburu pada 23 ribu tahun yang lalu. Pada lokasi tersebut, selain ditemukan sedikit biji-bijian yang dapat dimakan, juga ditemukan fosil gulma dalam jumlah yang signifikan. Gulma sebanyak itu, menurut peneliti hanya dapat tumbuh di tanah yang "terganggu" (dicangkul). Peneliti juga menemukan alat batu yang memiliki partikel serealia, kemungkinan digunakan untuk memproses hasil buruan dan juga hasil tani." (Phys.org) (Haaretz)
- 22 Juli 2015
- "Peneliti dari James Cook University dan King Abdullah University of Science and Technology mengidentifikasi gen dari ikan laut tropis yang diketahui mampu bertahan pada temperatur air yang meningkat. Ikan ini dipercaya mampu hidup pada iklim yang berubah drastis melebihi makhluk lainnya. Gen ini membuat ikan menyesuaikan diri (aklimatisasi) dan sifat ini kemudian diwariskan ke generasi berikutnya sehingga mereka mampu bertahan pada temperatur yang senantiasa meningkat hingga batas tertentu. Aklimatisasi yang diwariskan ada pada penyesuaian produksi energi yang lebih efisien." (Sydney Morning Herald) (Nature World News)
- "Sebagai tumbuhan yang baru saja dilegalkan, mariyuana belum memiliki metode budi daya yang dianggap tepat. Tidak pernah ada penelitian yang dilakukan untuk membasmi hama maupun optimasi hasil. Sehingga pada panen raya dan pemrosesan pertama, banyak ditemukan produk kering maupun minyak mariyuana yang mengandung pestisida dengan kadar di atas batas ambang. Berbagai negara bagian di Amerika Serikat kini merilis panduan yang masih bias terkait penggunaan pestisida yang aman bagi budi daya mariyuana." (The Advocate) (Daily Record)
- 21 Juli 2015
- "Fungi dapat menjadi penyelamat hutan di iklim yang menghangat. Penelitian yang dilakukan Northern Arizona University terhadap 1000 lebih pohon pinus dan juniper di Arizona, awalnya mencari hubungan antara ketahanan pohon terhadap serangan serangga di musim kering, justru menemukan hasil yang terbalik. Setelah meneliti sampel jaringan dari pohon-pohon tersebut didapatkan perbedaan bahwa pohon yang selamat dari kekeringan memiliki hifa fungi yang menjalin dari bawah tanah. Antara fungi dan pohon tersebut membentuk simbiosis, karena hifa fungi meningkatkan luas bidang penyerapan air dan nutrien dari dalam tanah." (Big News Network) (Phys.org)
- 20 Juli 2015
- "Para peternak sapi dan sapi perah di Prancis menggelar protes di jalanan karena rendahnya harga susu dan daging yang membuat penghasilan mereka turun. Hampir 10% dari total peternak di Prancis hampir menyatakan kebangkrutannya. Menurunnya harga karena jumlah permintaan menurun yang diakibatkan embargo oleh Rusia, perlambatan ekonomi China, dan harga yang lebih murah di negara lain." (Reuters) (Bloomberg)
- 19 Juli 2015
- "Peneliti dari Oxitec, perusahaan bioteknologi asal Inggris, telah mengembangkan hama Plutella xylostella yang telah dimodifikasi kode genetiknya sehingga mampu menghasilkan keturunan yang tidak dapat berkembang hingga usia kawin. Dengan cara ini, generasi berikutnya dari hama tersebut tidak dapat berkembang biak sehingga populasi akan menurun drastis. Mereka ingin meniru metode yang sama dalam menurunkan populasi nyamuk di Panama dan Brazil. Hama ini merusak tanaman sayuran dan diperkirakan telah memberikan kerugian sebesar 5 miliar USD setiap tahun. Metode ini juga dapat menjadi alternatif pengganti pestisida yang telah dituding menjadi penyebab keruntuhan populasi lebah." (Sentinel Republic) (Pioneer News)
- 16 Juli 2015
- "Sebuah analisis terbaru mengenai pertanian organik menunjukkan bahwa pertanian organik skala besar semakin menjauh dari konsep pertanian berkelanjutan yang direkomendasikan. Pertanian organik skala besar justru menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca per luas area karena banyak hal, seperti praktek monokultur (bukan rotasi tanaman seperti yang direkomendasikan), importasi kotoran hewan untuk pupuk, dan penggunaan pestisida organik berlebihan. Praktek semacam ini karena untuk memenuhi kebutuhan terhadap bahan pangan organik yang semakin tinggi." (Daily Mail) (Phys.org)
- 15 Juli 2015
- "Beberapa studi dari UC Davis memperlihatkan alasan mengapa probiotik yang dihasilkan dari produk susu lebih baik ketimbang probiotik dari produk nabati. Faktornya terdapat pada nutrisi penunjang probiotik yang ada pada produk susu dan perlakuan yang diberikan pada produk. Karbohidrat yang didapatkan probiotik seperti Lactobacillus casei dari produk susu membuat L.casei mampu membentuk pelindung yang dapat melindunginya selama perjalanan menuju usus. Selain itu, perlakuan penyimpanan dingin yang umum memelihara L.casei strain tertentu yang dapat bertahan pada kondisi tidak umum sehingga dapat bertahan pada kondisi ekstrim di dalam lambung." (Phys.org) (Futurity Research News)
- 12 Juli 2015
- "Sebuah survey yang dilakukan Federated Farmers and Dairy of New Zealand mendapatkan bahwa sejak lima tahun terakhir, total pengeluaran seluruh peternakan susu untuk menyelamatkan lingkungan mencapai lebih dari 1 miliar NZD. Hampir semuanya merupakan investasi teknologi bersih untuk digunakan dalam peternakan mereka, seperti manajemen limbah, pengecualian penggembalaan (stock exclusion), penghijauan wilayah riparian, hingga pengembangan lahan basah. Di tengah perdebatan bahwa peternakan sapi merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca, peternak ingin mengubah pandangan tersebut dan "menghijaukan" peternakan susu." (Scoop News) (3News Radio Live)
- 11 Juli 2015
- "Food and Agriculture Organization bersama dengan International Fund for Agriculture Development dan World Food Programme memaparkan laporan bahwa 267 miliar USD dibutuhkan setiap tahunnya untuk perlindungan sosial dan peningkatan akses pangan bagi 800 juta warga miskin di berbagai negara di dunia, atau hanya 160 USD per orang per program. Meskipun PBB berhasil mendapatkan dana tersebut setiap tahunnya sampai 2030, masih ada 650 juta jiwa yang membutuhkan bantuan sehingga skenario yang digunakan adalah kombinasi perlindungan sosial dan investasi di pedesaan yang dapat meningkatkan pendapatan orang miskin menjadi setidaknya 1.25 USD per hari, yang merupakan batas kemiskinan menurut Bank Dunia." (UN News Centre) (Economic Times)
- 10 Juli 2015
- "Sebuah peternakan ayam di Dagsboro, Delaware yang terafiliasi dengan Tyson Foods tertangkap kamera menjalankan praktik peternakan yang tidak manusiawi. Sebuah video dirilis oleh organisasi pelestari hak hewan dari Los Angeles, Mercy for Animals, mengungkap hal tersebut. Disebutkan bahwa ayam-ayam tersebut terlalu gemuk hingga tidak sanggup berdiri dengan kedua kakinya. Pekerja peternakan tidak ragu untuk menendang dan memukul ayam. Seluruh ayam yang hidup di dalam kandang tersebut tidak pernah melihat cahaya matahari dan menghirup udara segar." (Delaware Online) (Market Watch)
- 9 Juli 2015
- "Peneliti dari University of Washington telah melakukan transplantasi bakteri dan fungi endofit dari tumbuhan Populus dan Salix ke padi di dalam rumah tanaman dan menghasilkan padi dengan perakaran yang luas dan dalam meski tanahnya minim nutrisi. Bakteri dan fungi endofit ini menjadikan perakaran padi meniru perakaran kedua tumbuhan tersebut yang meski hidup di lahan berbatu, namun dapat tumbuh dengan baik. Efisiensi penyerapan nitrogen yang dibantu oleh mikroorganisme endofit tersebut diperkirakan menjadi penyebabnya. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengurangi penggunaan pupuk urea berlebih di lahan pertanian yang telah diketahui dapat menyebabkan pencemaran lingkungan." (News Wise) (Phys.org)
- 8 Juli 2015
- "Peneliti dari Rothamsted Research berhasil memasukkan gen plankton ke dalam tumbuhan Camelina sativa sehingga tumbuhan ini menghasilkan minyak setara dengan minyak ikan dan mengandung omega-3. Penemuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan omega-3 untuk budi daya salmon dan konsumen secara lestari. Omega-3 bagi konsumen pun telah terbukti memiliki dampak positif bagi kesehatan." (Farmers Weekly) (Independent)
- 7 Juli 2015
- "Petani hazelnut di Oregon, Amerika Serikat mulai menggunakan feromon sebagai alternatif dari pestisida yang mencemari air tanah setempat. Ini merupakan penerapan hasil penelitian yang dilakukan Oregon State University yang dibiayai lembaga air dan serikat petani setempat. Hama yang dituju adalah larva dari ngengat, sedangkan feromon berfungsi mengganggu siklus kawin ngengat dewasa sehingga jumlah ngengat yang bertelur dan menghasilkan larva semakin sedikit." (Columbian) (Daily Journal)
- 6 Juli 2015
- "Penelitian Purdue University yang dibiayai oleh NASA mengemukakan hasil bahwa tumbuhan yang tumbuh di bawah cahaya LED yang presisi dengan rasio cahaya merah dan biru 95-5 memberikan hasil yang paling efisien. Setidaknya metode pencahayaan ini lebih hemat 50% dibandingkan metode pencahayaan LED menyeluruh yang banyak digunakan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan tanaman di luar angkasa yang sangat bergantung pada listrik dari cahaya matahari (fotovoltaik) yang akan digunakan pada ekspedisi luar angkasa berawak jarak jauh." (Nature World News) (EE Times India)
- 3 Juli 2015
- "Nestle berkomitmen membudidayakan chicory di Afrika Selatan yang dapat membuka ratusan lapangan kerja. Chicory merupakan tumbuhan yang akarnya dapat diolah untuk menghasilkan minuman serupa kopi namun tanpa kafein. Industri chicory merupakan salah satu dari program pembangunan nasional Afrika Selatan yang menargetkan satu juta lapangan kerja di bidang pertanian dan industri pengolahannya." (Independent Online) (BD Live)
- 2 Juli 2015
- "Pemerintah India telah menyetujui usulan pembuatan sistem yang memungkinkan petani dapat membeli dan menjual produk hasil pertanian dari dan ke seluruh negara bagian secara online. Sistem ini diharapkan dapat memberikan alternatif bagi petani yang ingin menghindari pajak pasar setempat, yang diberlakukan secara berbeda pada berbagai komoditas. Dengan kemudahan pemasaran seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan menurunkan harga di tingkat konsumen." (Hindu Business Line) (Economic Times)
- 1 Juli 2015
- "Perusahaan penerbangan United Airlines berinvestasi pada perusahaan penghasil bioenergi Fulcrum BioEnergy sambil memastikan suplai bahan bakar jet alternatif untuk perusahaan penerbangan tersebut. Bahan bakar tersebut terbuat dari sampah organik seperti kertas, tekstil, kayu, dan sebagainya yang selama ini masih dibuang ke TPA. Fulcrum bukanlah yang pertama bekerja sama dengan United Airlines dalam produksi bahan bakar jet alternatif. AltAir Fuels telah bekerja sama sejak tahun 2009, dan musim panas ini akan menjadi penerbangan perdana United Airlines menggunakan bahan bakar jet alternatif berbasis kotoran babi produksi AltAir." (DailyMail) (The Week Magazine)