Pramedikasi
Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi, pemeliharaan dan pemulihan anestesia.[1] Kebanyakan orang yang pergi kerumah sakit untuk menjalani operasi atau pembedahan diberi pramedikasi untuk membuat mereka rileks sebelum dibawa masuk ke kamar operasi.[2] Pramedikasi diberikan pada penderitaan tepat sebelum operasi atau sebelum pemeriksaan lain, seperti sinar-x khusus, yang membutuhkan pembiusan..[2]
Pramedikasi memakai dua kelompok obat utama obat.[2] Pertama adalah obat opiate seperti fentanil yang secara kimiawi terkait dengan morfin.[2] Obat ini bekerja pada sistem saraf pusat, menekan kesadaran akan rasa sakit dan membuat penderita merasa senang dan santai.[2] Kelompok kedua mencakup senyawa seperti atropin dan skopolamin.[2] Ini serupa dengan substansi yang ada dalam tanaman mematikan, nightshade.[2] Obat ini bekerja pada perifer tubuh di ujung saraf tertentu, dan menyebabkan penurunan aktivitas kelenjar kecil yang melapisi mulut dan saluran udara, dan kelenjar ludah.[2] Sebelum obat-obatan ini dipakai secara rutin, penderita menghasilkan jumlah besar dalam mulutnya dan saluran udara untuk merespons efek iritasi dari bius yang dihirup.[2] Cairan ini menyebabkan masalah serius karena menghalangi saluran udara dan membuat penderita tercekik.[2] Obat penenang lain yang digunakan untuk pramedikasi adalah diazepam (valium) dan promazine (Sparine).[2] Obat pramedikasi biasanya diberikan melalui suntikan intramuskular sekitar satu jam sebelum operasi.[2] Obat kadang-kadang menghasikan efek samping yang tidk diinginkan.[2] Beberapa penderita yang mendapat opiate mungkin berhalusinasi.[2] Atropine dan senyawa terkaitnya dapat menyebabkan mulut kering yang tidak mengenakkan dan adakalanya ruam erah terang dileher dan dada, kendati ini akan hilang dalam beberapa jam.[2] Ada tiga tujuan utama pramedikasi:[2]
- untuk mengalihkan kecemasan pada penderitaan yang cemas dan ketakutan sebelum prosedur pembedahan;
- untuk mengurangi skresi yang normalnya dihasilnya dinding saluran udara dan kelenjar ludah shingga tugas ahli anestesi menjadi lebih mudah dan lebih aman
- untuk mengurangi jumlah bius yang dibutuhkan pada bagian pertama operasi karen sudah diberikan obat pereda sakit
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Obat premedikasi". Diakses tanggal 18 Juni 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p David Arnot, dkk (2009). Pustaka Kesehatan Populer Mengenal Pemeriksaan Laboratorium, volume 8. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hlm. 166. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "buku" didefinisikan berulang dengan isi berbeda