Lompat ke isi

Prasasti Candi Cebongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Prasasti Candi Cebongan berasal dari wilayah Yogyakarta yakni desa Cebongan, Kecamatan Mlati yang ditemukan sekitar tahun 1914-1920M. Prasasti Candi Cebongan kini berada di koleksi Kern Institute, Leiden dengan nomor inventaris B-79-I. [1]Prasasti Candi Cebongan merupakan satu-satunya prasasti yang terbuat dari logam dari masa Jawa Kuna sekitar abad 9M yang di dalamnya digambarkan seorang figur wanita menggendong bayi atau juga disebut Bhagawatimah Cidyā Dewi yang merupakan seorang mahkluk semi-dewa ‘lokal’ yang menjadi objek pemujaan bagi kesuburan. Prasasti Candi Cebongan berisi mantra fertilitas pengharapan keturunan anak.[2]

Isi Prasasti Candi Cebongan

[sunting | sunting sumber]
Tabel Alih Aksara dan Alih Bahasa
No. Alih Aksara Alih Bahasa
1. || tad yathā om wimula gargā wimula wimale jaya gargā wajra jwalaga Inilah salam penghormatan (bagi) kemenangan Garga (yang telah) mencabut/menghilangkan (hingga) bersih tanpa noda (bagai) cahaya guntur
2. bhreg gati gahane gagana wiśodhane sarbwap pawiśoyane om gu penghuni yang menguasai kegelapan yang terdalam, langit, aliran air (ombak), guntur. Salam penghormatan (bagi)
3. nawati gaganawicāriņi giri giri gama ri gama gama ri gaha gaha pemilik kesempurnaan yang datang dari langit, gunung-gunung serta dari kedalaman
4. bhreg ri gabbh ri gabha ri gabha ri gabha ri gam ga ri gam ga ri, gati gati, ga kemaluan wanita, kemaluan wanita ri gam ga ri gam ga ri, berjalan, berjalan
5. ni gama re gubha dhubha (gga)bha ni gubha ni wale wimale mu bergerak gubha dubha ke dalam kemaluan wanita, gubha datang dari dalam (dengan) tanpa noda
6. cě le jaye wijayo sarba bhaya wigate terbebas dari rasa, malu, (dipenuhi) kemenangan (serta) dibebaskan dari segala penderitaan (ketakutan)
7. gam ga samgaraņi siri siri miri mi gam ga bertarung ke dalam, siri, bercampur dengan
8. ri piri piri ghiri ghiri samga pi ri pi ri ghiri ghiri bersama-sama
9. ntā kamāņi sawisatra prama(…)(…) saling birahi, bersama-sama (menjadi) pemberi kehidupan
10. rakşa rakşa masa pariwara satwisatwa lindungi lindungi ketika Pariwara Satwisatwasca
11. śca, wiri wiri wiri dhādha raņi wena wi ri wi ri wi ri meletakkan kebahagiaan yang dirindukan (diharapkan)
12. śini muri ma(…) mili mili, ka Śini Muri menyatukan
13. male wimale jaye wi teratai (air) bersih yang mempunyai kemenangan
14. jaye jayo(…) tejayā kemenangan, jayo…, kekuatan
15. wati bhaga gati ratumaku milik bhaga gati ratu yang bermahkota
16. ţa malradhari wahawidha cicitra wema(la) malradhari memakai perhiasan bercahaya dan bersih
17. rini, bhagawatimah cidyā dewi rakşa berasal dari Bhagawatimah Cidyā Dewi yang memelihara
18. rakşa masa pariwara satwaśca samantāt parbat memelihara ketika Pariwara Satwasca semuanya
19. pawino (ya)ni hu ru hu ru, rakşa rakşa māsa menyucikan yani hu ru hu ru lindung lindungi ketika
20. pariwara sarwca satwaśca anāthā natrā ņasa pa (sedang) tidak terlindungi, dalam bahaya dan kehancuran
21. bhayaņa niśaraņān parimocaya saba (dari) ketakutan. Jagalah, bebaskan jasad
22. duh legya ca om caņdi caņdi ni wegawatī sarda oh! Teruskan, lanjutkan dengan bersama-sama dengan sepenuh tenaga hingga om menjadi sesuatu berbentuk candi candi
23. duşpani wāraņi wijaya hahinī tu ru hu ru ma keburukan orang kikir (dengan) harta kekayaan, kemenangan bagi yang telah memimpin dan menghancurkannya tu ru hu ru
24. ru mu cu ru cu ru ayumpalanī sara wara mathanī paduan (antara) daging dan air (sebagai) pemberian yang menyenangkan
25. saba dewaśaņa swajite wi ri dhi ri samanta wada pemberian dari Saba Dewāśana berupa kebijaksanaan yang merata
26. l kite prare praña supraga wiśuddhe sa berbicara, prare, bernafas, mempunyai banyak anak
27. rba ppawisodhani dhara dhara dharani semua mensucikan Dhara, Dhara, Dharani
28. dhare dhare şunu munu sumu sumu Dhare, Dhare, anak laki-laki munu sumu sumu
29. pu mu wu mu ru ru ru ru cale pu mu wu mu ru ru ru ru
30. talaya duşpansā heśaśrī wapu berasal dari luka tercela pada tubuh yang indah…
31. jaya kamale kşiņi kşiņi wara kemenangan, rusaknya pemberian/anugerah air (hujan?)
32. (…) i je om wadwa wasuddhe gara gara giri giri kuru kuru ma i lawiśuddhe … i je om para penduduk bumi, istri istri
33. (pa)(wi)tra mu(wai) lidga ni wedga nila rawe rajwali taśila resbamanta pranā sesuatu untuk mensucikan… untuk bisa terbiasa memberikan sejumlah hasil panen setiap (musim)
34. ri ta weñasita suddhe jwala jwala sarba (..)wa gana samā kapaņi sitya(wa) …penyucian dengan api api
35. te ta(ra) tara tā yasa (ba) satwantā (śa)wirle kite lapālśa tuhu tuhu emua mahkluk hidup bisa menyeberangi penderitaan, melawan lapar dan lelah dengan sebenar-benarnya
36. turu turuh ghirī ghirī haņi haņih kşaņi kşaņi sarba prahara kşiņi rusak rusak takut takut bunuh bunuh hancur hancur berbagai macam bencana hancur

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Herni Pramastuti, dkk (2007). Pusara Aksara Yogyakarta: Alih Aksara dan Alih Bahasa Prasasti Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta (PDF). Yogyakarta: BP3Y. ISBN 9789791642828. 
  2. ^ Hardani, Kayato (2009). "Bhagawatimah Cidya Dewi: Identifikasi Figur Wanita Menggendong Bayi dalam Prasasti Cebongan". Berkala Arkeologi. XXIX: 27–45.