Prasasti Mandiwunga
Prasasti Mandiwunga adalah salah satu prasasti peninggalan Galuh.
Lokasi
[sunting | sunting sumber]Prasasti Mandiwunga dituliskan pada sebuah batu dan ditemukan pada tahun 1985 di desa Cipadung, kecamatan Cisaga, Ciamis. Kini prasasti ini disimpan di Museum Negeri Sri Baduga, di Bandung, Jawa Barat.
Jenis bahan
[sunting | sunting sumber]Prasasti Mandiwunga terbuat dari batu alam. Bagian atas prasasti ini patah dan ukuran yang ada sekarang (setelah patah) adalah tinggi 70 cm x lebar 14—26 cm dan tebal antara 4-5-10 cm.
Penemuan
[sunting | sunting sumber]Prasasti Mandiwungan pertama kali diumumkan oleh Dirman Surachmat dalam forum Seminar Sejarah Nasional IV di Yogyakarta pada tahun 1985. Tetapi transkripsi dan pembahasannya belum sempurna. Kemudian prasasti ini ditranskripsi ulang oleh Richadiana Kartakusuma pada tahun 1991. Hasil transkripsinya disampaikan langsung ke pihak museum setempat.
Isi
[sunting | sunting sumber]Prasasti Mandiwungan bertulisan lima baris beraksara dan berbahasa gaya Jawa Kuno dengan transkripsi sebagai berikut:
masa krsna paksa
nawami haryang
pon wrehaspati wa
ra tatkala sima ri
mandiwunga……….
Terjemahan dari isi prasasti tersebut adalah sebagai berikut:
Bulan paro gelap tanggal 9,
(sadwara:paringkela n) Haryang
(pancawara/pasaran) Pon, (saptawara) Kamis
ketika itulah daerah sima (perdikan) di
Mandiwunga………………..
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Richadiana Kartakusuma (1991), Anekaragam Bahasa Prasastidi Jawa Barat Pada Abad Ke-5 Masehi sampai Ke-16 Masehi: Suatu Kajian Tentang Munculnya Bahasa Sunda. Tesis (yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Arkeologi). Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia.