Lompat ke isi

Pringgabaya, Lombok Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pringgabaya
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
KabupatenLombok Timur
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri52.03.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5203080 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan-
Peta
PetaKoordinat: 8°33′40.18198″S 116°37′50.79184″E / 8.5611616611°S 116.6307755111°E / -8.5611616611; 116.6307755111
Seorang pakar Belanda mengunjungi Pringgabaya pada tahun 1930-an

Pringgabaya adalah sebuah kecamatan di kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Berada di pulau Lombok.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Pringgabaya terdiri atas 15 desa, yaitu:

1. Bagek Papan

2. Apitaik

3. Pohgading

4. Kerumut

5. Batuyang

6. Pringgabaya

7. Pringgabaya Utara

8. Labuhan Lombok 9. Seruni Mumbul 10.Gunung Malang 11. Telaga Waru 12. Tanak Gadang 13. Anggareksa 14. Teko 15. Pohgading Timur

Kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Pringgabaya adalah suatu desa yang sangat unik dan dianggap sebagai salah satu ciri khas penduduk Lombok Timur. Salah satu budaya yang sangat terkenal di Pringgabaya adalah Rebo Bontong.

Kegiatan Rebo Bontong ini identik bagi masyarakat setempat dengan penyelenggaraan tradisi adat berupa upacara di Pantai Ketapang. Pesta Pantai ini diadakan satu tahun sekali. Rebo Bontong ini memiliki keunikan tersendiri, di mana pada acara ini rakyat yang ada di sekitar Kecamatan Pringgabaya dengan suka ria datang berbondong-bondong menghadirinya. Rebo Bontong, bagi masyarakat setempat adalah acara syukuran untuk menolak bala' (malapetaka), di mana sesuai namanya acara ini tepatnya dilaksanakan pada Rabu terakhir di bulan Safar.

Sumber Penghidupan

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Pringgabaya boleh dikatakan strategis. Kondisi alam yang dimiliki memungkinkan warga setempat dapat bercocok tanam dan menangkap ikan di laut, karena wilayah Pringgabaya memiliki luas sekitar 224,326 km2 dan penjang perairan laut sekitar 27,38 km.

Masyarakat Pringgabaya pada umumnya bekerja sebagai petani dan nelayan, tetapi sebagai wilayah yang subur masyarakt tak lepas juga dari pekerjaan sebagai pedagang, dan salah satu hasil alam yang menjadi andalan yang memiliki hasil yang tinggi adalah perkebunan Sarikaya, di mana Sarikaya ini adalah hasil tahunan yang paling tinggi pada saat terjadinya musim hujan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]