Pringgokusuman, Gedongtengen, Yogyakarta
Pringgokusuman | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Daerah Istimewa Yogyakarta | ||||
Kota | Yogyakarta | ||||
Kecamatan | Gedongtengen | ||||
Kodepos | 55272 | ||||
Kode Kemendagri | 34.71.05.1002 | ||||
Kode BPS | 3471120001 | ||||
Luas | 0,46 km2 | ||||
Jumlah penduduk | 15.617 jiwa (Tahun 2007) | ||||
|
Pringgokusuman (bahasa Jawa: ꦥꦿꦶꦁꦒꦏꦸꦱꦸꦩꦤ꧀, translit. Pringgakusuman) adalah sebuah kelurahan yang terletak di kemantren Gedongtengen, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Memiliki luas wilayah 0,46 km2. Kode Pos Kelurahan Pringgokusuman adalah 55272. Lokasi Kantor Kelurahan Pringgokusuman berada di Jl. Letjend Soeprapto No. 84 Yogyakarta
Batas-batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Kelurahan Bumijo dan Kelurahan Sosromenduran |
Timur | Kelurahan Sosromenduran |
Selatan | Kelurahan Ngampilan |
Barat | Sungai Winongo, Kelurahan Tegalrejo, dan Kelurahan Pakuncen |
Pembagian administratif
[sunting | sunting sumber]Kelurahan Pringgokusuman terdiri dari 22 Rukun Warga (RW) dan 85 Rukun Tetangga (RT).[butuh rujukan] Wilayahnya juga meliputi 7 kampung, yaitu:[1]
- Gandekan Lor
- Jlagran
- Kemetiran Kidul
- Kemetiran Lor
- Notoyudan
- Pringgokusuman
- Sutodirjan
Notoyudan
[sunting | sunting sumber]Notoyudan adalah salah satu kampung di kelurahan Pringgokusuman. Berada di wilayah Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung Notoyudan terbagi atas 4 Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT).
Batas-batas wilayah Kampung Notoyudan adalah:
- Utara: Kampung Pringgokusuman
- Timur: Kampung Sutodirjan
- Selatan: Kampung Sanggrahan (Ngampilan)
- Barat: Sungai Winongo dan Kampung Sudagaran (Tegalrejo)
Di kampung Notoyudan ini terdapat sebuah ndalem atau kediaman bangsawan Kraton Yogyakarta yaitu Gusti Natayudha. Pada era tahun 1970an di pendopo ndalem Notoyudan sering dipakai untuk kegiatan kesenian, di antaranya langen mandra wanara, yang dilakukan oleh warga kampung Notoyudan. Kesenian langen mandra wanara merupakan salah satu kesenian khas Yogyakarta yang menggabungkan konsep seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara yang tergolong sebagai seni klasik Jawa gagrak Yogyakarta. Kesenian tradisional yang sudah sangat jarang ditampilkan ini mengambil kisah ramayana.[2][3][4]
Kependudukan (2007)
[sunting | sunting sumber]- Jumlah Penduduk Tercatat: 15.617 jiwa
- Jumlah Kepala Keluarga: 4.062 KK
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) http://www.jogja.go.id Diarsipkan 2009-03-16 di Wayback Machine.
- (Indonesia) http://www.jogja.go.id/app/modules/banner/images/1203354000_basis_data_2007.pdf[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) http://www.nussp.com/database/files/siklus/2006/yogyakarta_2006.pdf[pranala nonaktif permanen]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sulistyowati, N. A., dan Priyatmoko, H. (2019). Toponim Kota Yogyakarta (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 71. ISBN 978-623-7092-08-7.
- ^ Herjaka HS (29 Oktober 2012). "Kesetiaan Juwaraya kepada Langen Mandra Wanara". http://tembi.net. Diakses tanggal 3 Februari 2016. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan)[pranala nonaktif permanen] - ^ Uun Halimah, "Tari Langen Mandra Wanara (Daerah Istimewa Yogyakarta)", http://uun-halimah.blogspot.co.id, diakses tanggal 3 Februari 2016 Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ "Various – Java: "Langen Mandra Wanara" Opéra De Danuredjo VII", http://www.discogs.com, diakses tanggal 3 Februari 2016 Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan)