Pterygotus
Pterygotus | |
---|---|
Fosil Pterygotus anglicus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Subfilum: | |
Kelas: | |
Ordo: | Eurypterida (punah)
|
Superfamili: | Pterygotioidea (punah)
|
Famili: | Pterygotidae (punah)
|
Genus: | Pterygotus (punah) Agassiz, 1849
|
Spesies tipe | |
Pterygotus anglicus Agassiz, 1849
| |
Spesies | |
17 spesies valid
6 spesies yang diragukan
| |
Sinonim | |
Curviramus |
Pterygotus adalah sebuah genus dari eurypterida predator, yaitu sebuah kelompok dari artropoda laut punah, yang umum dikenal sebagai kalajengking laut. Fosil dari hewan ini sudah ditemukan pada deposit-deposit yang membentang dari periode Silur Tengah hingga Devon Akhir, dan sudah pernah dirujuk kepada berbagai spesies berbeda. Fosilnya sudah ditemukan pada empat benua: Australia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Hal ini mengindikasikan bahwa Pterygotus memiliki distribusi kosmopolitan (dapat ditemukan di seluruh dunia). Spesies tipenya, P. anglicus, dideskripsikan oleh naturalis Swiss Louis Agassiz pada 1839, yang memberinya nama ini, yang memiliki arti "yang bersayap". Agassiz awalnya mengira bahwa spesimen hewan ini merupakan sisa dari ikan besar; ia baru menyadari masalahnya lima tahun kemudian pada 1844.
Hewan ini menjadi yang terbesar dari semua eurypterida. Sisa-sisa fosil terisolasi dari sebuah chelicera besar (alat gerak frontal) menyarankan bahwa spesies yang terbesar yang diketahui, P. grandidentatus, mencapai panjang tubuh 1.75 meter. Beberapa spesies lainnya, seperti P. impacatus dengan panjang 1.65 meter dan P. anglicus pada 1.6 meter juga berukuran tubuh besar. Bagaimanapun, Pterygotus tetap disalip ukurannya dengan eurypterida besar lainnya. Acutiramus dapat melebihi panjang 2 meter, sementara Jaekelopterus dapat mencapai panjang tubuh 2.6 meter. Selain itu, genus ini juga meliputi spesies yang lebih kecil, seperti P. kopaninensis pada 50 cm.[1][2]
Seperti kerabat dekatnya Jaekelopterus, genus ini merupakan sebuah predator yang besar dan aktif, yang diketahui dari cakar cheliceranya yang besar dan kuat, yang membuatnya dapat menembus tubuh mangsa denga muda. Selain itu, ketajaman penglihatannya dapat dibandingkan dengan artropoda predator moderen.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Braddy, Simon J.; Poschmann, Markus; Tetlie, O. Erik (2007). "Giant claw reveals the largest ever arthropod". Biology Letters. 4 (1): 106–109. doi:10.1098/rsbl.2007.0491. PMC 2412931 . PMID 18029297.
- ^ Lamsdell, James C.; Braddy, Simon J. (2009). "Cope's rule and Romer's theory: patterns of diversity and gigantism in eurypterids and Palaeozoic vertebrates". Biology Letters. 6 (2): 265–269. doi:10.1098/rsbl.2009.0700. ISSN 1744-9561. PMC 2865068 . PMID 19828493. Supplemental material.