Lompat ke isi

Punggok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Punggok
Punggok kokodok, Ninox boobook
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Strigiformes
Famili: Strigidae
Genus: Ninox
Hodgson, 1837

Punggok atau pungguk[1] (Ninox) adalah nama genus burung hantu yang menyebar luas di Asia dan Australasia. Marga ini terdiri dari sekitar 30 spesies burung hantu tak-bercuping telinga, yakni tidak memiliki susunan bulu yang membentuk cuping telinga, yang khas pada burung hantu. Analisis molekular mengisyaratkan bahwa marga ini merupakan penyusun cabang awal dari nenek moyang burung hantu, dan barangkali lebih tepat ditempatkan dalam subfamili Ninoxinae bersama dengan marga-marga Sceloglaux dan Uroglaux.[2] Nama marga ini pertama kali diberikan oleh seorang naturalis bangsa Inggris, Brian Houghton Hodgson, pada 1837.[3]

Spesies dan anak-jenis

[sunting | sunting sumber]
Punggok seram, Ninox squamipila (kiri); dan punggok timor N. fusca (kanan)

Marga Ninox banyak berspesiasi di pulau-pulau yang relatif kecil. Keragaman jenis punggok ini tinggi, misalnya pada wilayah Wallacea dan Filipina.

Anggota-anggota marga Ninox beserta agihannya, adalah sbb.[4] (nama-nama lokal terutama merujuk pada daftar[5]:65-66 yang diterbitkan Burung Indonesia):

Pengecualian

[sunting | sunting sumber]

Punggok papua (Uroglaux dimorpha) bukan termasuk marga Ninox, melainkan anggota marga Uroglaux yang masih berkerabat dekat dengan Ninox.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ KBBI Daring: pungguk, diakses 11/III/2020
  2. ^ Wink, Michael; El-Sayed, Abdel-Aziz; Sauer-Gürth, Hedi; Gonzalez, Javier (2009). "Molecular phylogeny of owls (Strigiformes) inferred from DNA sequences of the mitochondrial cytochrome b and the nuclear RAG-1 gene". Ardea. 97 (4): 581–591. doi:10.5253/078.097.0425. 
  3. ^ Hodgson, Brian Houghton (1837). "Indication of a new genus belonging to the Strigine family, with description of the new species and type". Madras Journal of Literature and Science. 5: 23. 
  4. ^ Gill F., D. Donsker & P. Rasmussen (Eds). (2020). Owls, at IOC World Bird List (v10.1). doi : 10.14344/IOC.ML.10.1. Updated 25-Jan-2020, accessed 11/III/2020
  5. ^ Burung Indonesia & B. van Balen. (2010). Informasi Tambahan: "Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan". Bogor: Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia.

Bacaan lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Gwee, CC.Y.; Christidis, L.; Eaton, J.A.; Norman, J.A.; Trainor, C.R.; Verbelen, P.; Rheindt, F.E. (2017). "Bioacoustic and multi-locus DNA data of Ninox owls support high incidence of extinction and recolonisation on small, low-lying islands across Wallacea". Molecular Phylogenetics and Evolution. 109: 246–58. doi:10.1016/j.ympev.2016.12.024. PMID 28017857.