Pustaka Nuzi
Pustaka Nuzi (bahasa Inggris: Nuzi Texts) adalah sejumlah dokumen dari zaman kuno yang berasal dari Nuzi di Mesopotamia. Pustaka-pustaka yang ditemukan di Nuzi menggambarkan jelas sejarah dan kehidupan keseharian masyarakat Mesopotamia pada abad ke-15 SM, meliputi keadaan ekonomi, sosial, struktur hukum, dan sebagainya. Pustaka Nuzi juga merupakan dokumen penting untuk studi Alkitab Kristen, terutama bagian Perjanjian Lama (atau dikenal juga sebagai Alkitab Ibrani) yang berfokus pada zaman para leluhur orang Israel.
Situs arkeologi
[sunting | sunting sumber]Nuzi menjadi pusat administrasi yang terletak dekat ibu kota bangsa Hurri ((juga disebut "orang Hori", "orang Hewi" dan "orang Jebus" dalam Perjanjian Lama) di Kirkuk (sekarang termasuk wilayah Irak utara). Ekskavasi oleh tim Amerika Serikat pada tahun 1925-1933 di Nuzi menemukan "lebih dari 5.000 arsip keluarga dan administrasi dengan rentang enam generasi" (sekitar 1450-1350 SM).[1]
Lempengan dan tulisan
[sunting | sunting sumber]Lempengan-lempengan dari situs penggalian mulai muncul sejak tahun 1896, tetapi upaya arkeologi yang sesungguhnya dilakukan baru sejak tahun 1925 setelah Gertrude Bell mengamati kemunculan lempengan-lempengan di pasar-pasar kota Bagdad. Penggalian dilakukan terutama oleh Edward Chiera, Robert Pfeiffer, dan Richard Starr di bawah pengawasan Museum Irak dan Baghdad School of the American Schools of Oriental Research, kemudian oleh Universitas Harvard dan Fogg Art Museum.[2][3][4] Ekskavasi berlanjut hingga tahun 1931. Situs ini memiliki 15 tingkat hunian. Ratusan lempengan prasasti dan barang lain telah ditemukan dan dipublikasikan dalam suatu seri terbitan. Masih banyak penemuan lain yang dipublikasikan sampai sekarang.[5]
Sampai kini, sekitar 5000 lempengan telah ditemukan, kebanyakan disimpan di Oriental Institute, Harvard Semitic Museum dan Iraq Museum di Bagdad, Irak. Sebagian besar memuat dokumen legal dan bisnis biasa dan sekitar seperempatnya mengenai urusan bisnis satu keluarga tertentu.[6] Sejumlah besar penemuan berasal dari periode bangsa Hurri dalam milenium ke-2 SM dan sisanya berasal dari tarikh pendirian kota pada masa Kekaisaran Akkadia. Sebuah arsip yang sezaman dengan arsip Hurri di Nuzi telah diekskavasi dari "Green Palace" di situs Tell al-Fakhar, 35 kilometer (22 mi) sebelah barat daya Nuzi.[7] Lempengan-lempengan ini digambarkan memuat paralel antara Alkitab dan budaya Hurri misalnya menjadikan seorang budak sebagai ahli waris dan menggunakan perempuan lain untuk melahirkan anak bagi istri yang mandul. Wayne T. Pitard menulis dalam The Oxford History of the Biblical World bahwa "penampakan paralel budaya Zaman Perunggu Akhir dengan kebiasaan pernikahan, pewarisan dan agama keluarga dalam kitab Kejadian tidak dapat digunakan menjadi bukti bahwa kisah tersebut melestarikan tradisi kuno dari milenium kedua (SM) karena banyak dari budaya ini diteruskan sampai ke milenium pertama SM ketika naskah tertulis Kitab Kejadian dibuat. Karenanya pustaka Nuzi kebanyakan mempunyai fungsi ilustrasi yang terbatas."[8]
Temuan
[sunting | sunting sumber]Di antara dokumen-dokumen yang berkenaan dengan institusi sosial, ekonomi, agama dan hukum bangsa Hurri, terdapat sejumlah catatan praktik kehidupan yang sangat mirip dengan yang tercatat dalam Kitab Kejadian:[9][10]
- Adopsi anak bagi pasangan yang tidak dapat mempunyai anak sendiri: sangat mirip dengan kisah Abraham dan istrinya, Sara, yang mandul, mengangkat Eliezer orang Damaskus menjadi ahli waris hartanya (Kejadian 15:2–3).
- Anak melalui orang lain: Sara memberikan budak perempuannya yang berasal dari Mesir yaitu Hagar kepada Abraham supaya mendapatkan anak yang kelak dapat diangkat menjadi ahli waris (Ismael; Kejadian 16:1–4; Kejadian 21:1).
- Hak waris: Ketika Sara akhirnya melahirkan sendiri seorang putra, Ishak, Ishak menjadi ahli waris, menggantikan Ismael. Sekalipun Ishak adalah anak Abraham yang lebih muda, tetapi ia dilahirkan dari istri sah (Kejadian 25:29).
- Pengaturan pernikahan, ketika seorang saudara laki-laki mengatur ikatan pernikahan saudara perempuannya, perempuan itu harus dimintai persetujuan, tetapi jika seorang ayah mengatur pernikahan, anak perempuan tidak dimintai kesediaan: Ketika Ribka dipinang untuk menjadi istri Ishak, saudara laki-laki Ribka yang bernama Laban mengatur negosiasi dengan hamba laki-laki Abraham, tetapi tetap meminta persetujuan Ribka apakah ia bersedia (Kejadian 24:57–58). Namun, ketika Laban kemudian mengatur pernikahan putri-putrinya dengan Yakub, putri-putrinya tidak diminta kesediaan mereka (Kejadian 29:15–30).
- Pernikahan levirat/pernikahan ipar (Ulangan 25:5): Kisah Yehuda dan Tamar pada Kejadian 38 menunjukkan praktik yang juga ditemukan dalam sejumlah lempengan dokumen Nuzi, bahwa seorang janda tidak dapat menikah kembali di luar keluarga almarhum suaminya. Saudara laki-laki almarhum suami berkewajiban untuk meneruskan garis keturunan almarhum dengan menikahi jandanya.
- Larangan menikahi istri lain selain anak(-anak) perempuan seseorang: Pada Kejadian 31:50, Laban meminta Yakub bersumpah, dengan Allah sebagai saksinya, untuk tidak mengambil istri lain selain anak-anak perempuannya, mirip dengan berbagai kontrak pernikahan Nuzi yang sudah ditemukan.
- Patung sembahan rumah tangga: Artifak-artifak ini berperan penting terutama untuk warisan, sehingga Laban mengejar Yakub untuk mendapatkannya kembali, tanpa mengetahui bahwa Rahel yang mencurinya (Kejadian 31:14 30).
- Pentingnya berkat (seorang ayah) sebelum mati, bahwa adalah hak seorang ayah untuk memilih anak yang lebih muda sebagai ahli waris: Dalam kisah Yusuf (Kejadian 37), saudara-saudara Yusuf yang lebih tua menjadi iri hati terhadap Yusuf karena berpikir bahwa ayah mereka, Yakub, akan memilih Yusuf menjadi ahli waris, bukannya abang tertuanya. Lempengan dokumen Nuzi menunjukkan bahwa kekuatiran ini cukup beralasan.
- Dokumen saudara perempuan: Pada sejumlah lempengan dokumen Nuzi, terdapat perjanjian di mana seorang laki-laki mengadopsi seorang perempuan menjadi "saudara perempuan"nya, karena dalam budaya masyarakat Hurri, "seorang istri mendapatkan perlindungan yang lebih baik dan kedudukan yang lebih tinggi jika ia juga mempunyai status hukum sebagai saudara perempuan". Biasanya dibuat dua dokumen untuk kasus semacam ini: satu untuk pernikaha, dan satu untuk persaudaraan. Hal ini terjadi pada Abraham (Kejadian 12:10; 20:1) dan Ishak (Kejadian 26:7) yang mengklaim istri-istri mereka sebagai saudara-saudara perempuan. Kemungkinan dibuat ikatan adopsi untuk memberikan mereka status yang lebih tinggi sesuai kebiasaan masyarakat pada masa itu.[1]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Wood. Bryant G.Great Discoveries in Biblical Archaeology: The Nuzi Tablets. Diarsipkan 2017-03-01 di Wayback Machine. Bible and Spade. Winter 2005. Republished Feb 27, 2006.
- ^ The Joint Expedition of Harvard University and the Baghdad School at Yargon Tepa Near Kirkuk, David G. Lyon, Bulletin of the American Schools of Oriental Research, No 30, 1928
- ^ Edward Chiera, Joint Expedition with the Iraq Museum at Nuzi. Mixed Texts., University of Pennsylvania Press, 1934
- ^ Nuzi; report on the excavation at Yorgan Tepa near Kirkuk, Iraq, conducted by Harvard University in conjunction with the American Schools of Oriental Research and the University museum of Philadelphia, 1927-1931, Richard F. S. Starr, Harvard University Press, 1937 and 1939, 2 volumes ISBN 0-674-62900-0
- ^ Joint Expedition With the Iraq Museum at Nuzi VIII: The Remaining Major Texts in the Oriental Institute of the University of Chicago (Studies on the Civilization and Culture of Nuzi and the Hurrians, V. 14), M. P. Maidman, David I. Owen, Gernot Wilhelm, Mathaf Al-Iraqi, University of Chicago Oriental Institute, CDL Press, 2003, ISBN 1-883053-80-3
- ^ The Teip-tilla Family of Nuzi: A Genealogical Reconstruction, Maynard Paul Maidman, Journal of Cuneiform Studies, Vol. 28, No. 3, 1976
- ^ al-Khalesi, Y.M. (1970). "Tell al-Fakhar. Report on the First Season's Excavations". Sumer. 26: 109–126. ISSN 0081-9271.
- ^ Wayne T. Pitard. "Before Israel". Dalam Coogan, Michael David. The Oxford History of the Biblical World. Oxford University Press. hlm. 52. ISBN 978-0195139372. Diakses tanggal 1 March 2017.
- ^ Louis Katzoff. Nuzi Tablets, Bible and Spade 1.2 [Spring 1988]: 27.
- ^ G. Herbert Livingston. The Archive of Nuzi, Bible and Spade 7 [1994]: 27.
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Nuzi Texts and Their Uses as Historical Evidence - By Maynard Paul Maidman - ISBN 1-58983-213-2
- A History of Israel - By John Bright - ISBN 978-0-664-22068-6
- AJ Berkovitz. Nuzi and Biblical Scholarship: an 85-Year Retrospective. 2010. Diarsipkan 2017-05-23 di Wayback Machine.