R.A.A. Kusumahningrat
Raden Aria Adipati Kusumahningrat (Dalem Pancaniti) | |
---|---|
Bupati Cianjur | |
Masa jabatan 1834–1862 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Cianjur |
Meninggal | 1862 Cianjur |
Kebangsaan | Hinda-Belanda |
Profesi | Bangsawan |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
R.A.A Kusumahningrat (bahasa Sunda: ᮛ.ᮃ.ᮃ ᮊᮥᮞᮥᮙᮂᮔᮤᮀᮛᮒ᮪ ejaan lama: Koesoemaningrat) (lahir 1834- meninggal 1862) atau lebih dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti adalah bupati Cianjur ke-10 yang berjasa besar dalam mengembangkan seni Tembang Cianjuran.[1][2][3][4] Ia juga merupakan orang Sunda pertama yang membuat kamus dwibahasa Melayu-Sunda.[1][5]
Sebutan Dalem Pancaniti ia dapatkan karena kebiasaanya untuk berada di sebuah ruangan yang disebut pancaniti, yaitu berupa pavilyun di dalam lingkungan pendopo Cianjur. Di tempat itu ia sering bekerja dan bertafakur untuk mencurahkan pemikiran dan karya-karyanya.[1]
Latar Belakang Keluarga
[sunting | sunting sumber]Semasa kecil ia bernama Raden Hasan. Ia dikirimkan ke berbagai pesantren oleh ayahnya untuk belajar agama, di antaranya ke Pesantren Cigawir, Limbangan. Sejak kecil ia mendalami pantun Sunda dan seni gamelan degung kepada R. Wasitareja (Wasitaredja) bersama saudara-saudaranya yang lain seperti R.Suryakusumah (Soerjakoesoemah), R.Adinegara, R. Habib Kusumanagara (Koesoemanagara), R. H. Mohammad Syafe'i (Sjafe'i), R. Jayasudibja (Djajasoedibdja) dan R. Natawireja (Natawiredja).[1] Setelah meninggal (1862), ia dimakamkan di Pasarean Agung, Cianjur. Pengembangan seni tembang dilanjutkan oleh anaknya, Raden Alibasyah yang setelah menjadi bupati Cianjur bernama R. A. A. Prawiradireja (Prawiradiredja) II.[1][6]
Karya-Karya Dalem Pancaniti
[sunting | sunting sumber]Ia memiliki minat yang sangat tinggi untuk mendalami kesenian Sunda maupun budaya Eropa.[1][7] Hal ini dibuktikannya dengan karya-karya monumental yang ia hasilkan. Dalam bidang seni musik ia menggubah dan mengembangkan seni Tembang Cianjuran baik dalam hal lirik lagu maupun komposisi iringan,[1] dalam bidang sastra ia menggubah beberapa hikayat dan kisah dalam bahasa Sunda, ia pun menyusun kamus Sunda-Melayu[5] sehingga menjadikannya sebagai orang Sunda pertama yang membuat kamus dwi-bahasa. Selain itu, Dalem Pancaniti juga dikenal memiliki hubungan baik secara politis dengan bupati-bupati dari daerah lainnya semasa ia menjabat.[5]
Seni Tembang Cianjuran
[sunting | sunting sumber]Dalem Pancaniti bertahun-tahun mendalami pantun Sunda, ia kemudian berhasil menggubah sajian kesenian itu bersama saudara-saudaranya. Pantun yang merupakan seni rakyat menjadi semacam seni vokal dengan iringan kacapi yang disesuaikan dengan peradaban lingkungan kaum menak. Penyesuaian itu antara lain dilakukan pada bagian rajah pembukaan menjadi lagu “Papatet”, lagu-lagu kelompok degung digubah menjadi dedegungan, dari lagu-lagu jemplang digubah menjadi ragam jejemplangan, dan lagu rancag digubah menjadi ragam rarancagan.[1] Selain mencipta karya-karya seni, ia menentukan pula tata cara etika pentasnya, sebab waktu itu seni mamaos (Tembang Cianjuran) disuguhkan pula bagi para terhormat baik semasa Bupati maupun kompeni Belanda selain tontonan khusus bagi keluarga.[8]
Untuk mengembangkan seni tembang yang ia gubah dari pantun Sunda, maka pada waktu-waktu tersentu dalam setiap minggu diadakan pertemuan dengan para seniman di ruang pancaniti. Lagu-lagu dan komposisi musik gubahannya kemudian lebih dikenal dengan sajian seni Tembang Cianjuran.[1][2][8]
Dalem Pancaniti konon memiliki sebuah kacapi yang diberi nama Nyi Guling Putih dan dianggap memiliki kekuatan magis.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j Ensiklopedi Sunda : alam, manusia, dan budaya, termasuk budaya Cirebon dan Betawi. Rosidi, Ajip, 1938-, Pustaka Jaya (Firm) (edisi ke-Cet. 1). [Jakarta]: Pustaka Jaya. 2000. ISBN 979-419-259-7. OCLC 45463431.
- ^ a b Ayatrohaedi (2011-01-01). 65 = 67 Catatan Acak-acakan dan Catatan Apa Adanya. Dunia Pustaka Jaya. ISBN 978-979-419-570-3.
- ^ Wiratmaja, Apung S. (2007). Mengenal seni tembang Sunda. Wahana Iptek Bandung.
- ^ Herdini, Heri (2008). Mengungkap nilai tradisi pada seni pertunjukan Jawa Barat. Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah, dan Nilai Tradisional.
- ^ a b c Gunawan, Aditia. "Dalem Pancaniti: Penulis dari Pendopo Cianjur". Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XIII Jogjakarta (dalam bahasa Inggris).
- ^ Ensiklopedi musik Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 1900.
- ^ Kraus, Werner (2018-10-08). Raden Saleh dan Karyanya. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-424-841-3.
- ^ a b Julia, J. (2018-02-07). Gaya Petikan Kacapi Tembang: Seputar Biografi Seniman Tembang Sunda. UPI Sumedang Press. ISBN 978-602-6438-16-4.