Lompat ke isi

Rahmatullah dari Banjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rahmatullah
رحمة الله
Susuhunan Banjar
Sultan Banjar
Berkuasa1540 – 1570
PendahuluSuriansyah dari Banjar
PenerusHidayatullah I dari Banjar
Pemakaman
Keturunan
Nama lengkap
توان كبوه دولي يڠ مها مليا ڤدوك سري سلطان رحمةالله سونن باتو ڤوتيه
Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Rahmatullah Sunan Batu Putih[1][2][3]
Nama anumerta
  • ڤانمبهان باتو ڤوتيه
  • Panembahan Batu Putih
  • سوسوهونن باتو ڤوتيه
  • Susuhunan Batu Putih
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahSuryanullah Syah
AgamaIslam Sunni

Rahmatullah adalah Sultan Banjar kedua yang memeritah Kesultanan Banjar menggantikan ayahnya, Suriansyah dari Banjar, sejak tahun 1540 hingga kematiannya di tahun 1570.[5][6][7][8][9][10][11][12]

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Rahmatullah adalah putra tertua dari Suriansyah, sultan pendiri Kesultanan Banjar.[13] Rahmatullah mempunyai seorang adik lelaki yang menjabat sebagai Raden Dipati (wakil Raja/Pangeran Mahkota) bernama "Pangeran Anom" yang dijuluki "Pangeran di Hangsana", karena di dalam kompleks keraton terdapat pohon angsana.[13]

Menurut suku Maanyan yang mendiami kampung Jaar-Sanggarwasi di Barito Timur, ayah Sultan Rahmatullah yaitu Sultan Suriansyah juga telah menikahi Norhayati puteri dari Labai Lamiah, tokoh suku Dayak Maanyan yang telah memeluk Islam, yang kemudian melahirkan Putri Mayang Sari yang memerintah wilayah Jaar yang juga dinamakan Singarasi dan makam Putri Mayang Sari juga terdapat di sana.[14]

Rahmatullah meninggal dunia pada tahun 1570, ini sesuai dengan penanggalan dalam tradisi lokal. Setelah kematiannya, Rahmatullah mendapat nama anumerta Panembahan Batu Putih[15] atau Susuhunan Batu Putih, yang dinamakan berdasarkan warna putih pada batu yang menutupi makamnya di Komplek Makam Sultan Suriansyah di kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Hikayat Banjar dan kronik Kotawaringin menyebutkan:[13]

Maka sumalah Sultan Suryanu'llah itu, bertinggal anak laki-laki dua orang itu.Yang tua menjadi raja bernama Sultan Rahmatu'llah, yang muda menjadi Dipati bernama Pangeran Anom. Ia itu disebut orang: Pangeran di Hangsana karena dalam paseban itu ada kayu hangsana. Zaman itu masih menyuruh maaturkan persembah pada sultan Damak. Hatta kemudian daripada itu sultan Damak sumalah. Sudah itu maka yang termasyhur raja di negeri Pajang - banyak negeri Jawa yang takluk itu - bernama Sultan Surya Alam. Zaman itulah raja Banjarmasin tiada lagi menyuruh maaturkan persembah pada raja negeri Jawa itu. Maka Sultan Rahmatu'llah itu kerajaannya masih seperti adat kerajaan yang dahulu jua itu. Banyak tiada tersebut. Hatta berapa lamanya maka Sultan Rahmatullah sumalah, bertinggal anak laki-laki tiga orang. Yang muda bernama Pangeran Damang, itu yang penengah; yang pembusu itu bernama Raden Zakaria. Yang tua itu menjadi raja bernama Sultan Hidayatullah. Kerajaan itu masih seperti dahulu itu jua. Aria Taranggana mati, Patih Masih mati, Patih Balit mati, Patih Kuwin mati, Patih Balitung mati. Sekaliannya itu sudah sama mati. Yang jadi mangkubumi itu Kiai Anggadipa. Itulah yang memerintah di Banjarmasih zaman itu.[13]

Sultan Suryanullah
(Panembahan Batu Habang)
Sultan Rahmatullah
(Panembahan Batu Putih)
Pangeran Demang
(Dipati Demang)
Sultan Hidayatullah 1
(Panembahan Batu Hirang)
Raden Zakaria
Raden Subamanggala
(Pangeran Mangkunagara, leluhur Sultan Sumbawa)
Ratu Bagus
(Raden Bagus)
Sultan Mustain Billah
Marhum Panembahan
Raden Senapati
Gusti Kecil
Raden Kushil
Raden Rangga Kasuma

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Sultan Kotawaringin XV Dinobatkan". Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-24. Diakses tanggal 2011-04-08. 
  2. ^ (Indonesia)Setiawati, Nani. Cerita Rakyat Kalimantan Tengah 2. Grasindo. ISBN 9789797320539.  ISBN 979-732-053-7
  3. ^ http://blotanjungputing.blogspot.co.id/2016/05/silsilah-kami-keturunan-sultan-xii.html
  4. ^ (Belanda) van Eysinga, Philippus Pieter Roorda (1841). Handboek der land- en volkenkunde, geschiedtaal-, aardrijks- en staatkunde von Nederlandsch Indie. 
  5. ^ (Belanda)J. Pijnappel (1854). Beschrijving van het westelijke gedeelte van de zuid- en oosterafdeeling van Borneo: (De afdeeling Sampit en de zuidkust). Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Nusa Tenggara Barat. 
  6. ^ (Belanda) Willem Adriaan Rees, De bandjermasinsche krijg van 1859-1863, Volume 2, D. A. Thieme, 1865
  7. ^ (Belanda) Lembaga Kebudajaan Indonesia, Notulen van de algemeene en directie-vergaderingen, Volume 3-6, G. Kolff, 1866
  8. ^ (Indonesia)Poesponegoro (1992). Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19. Indonesia: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-410-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-04. Diakses tanggal 2011-03-27.  ISBN 978-979-407-410-7
  9. ^ (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (1860). "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde". 9: 102. 
  10. ^ (Inggris) Truhart, Peter (2003). Regents of nations: systematic chronology of states and thier political representatives in past and present : a biographical reference book. Asia & Pacific Oceania. Asien & Pazifischer Ozean. München. hlm. 3. ISBN 3598215452. ISBN 978-3-598-21545-2
  11. ^ (Belanda) Verhandelingen en berigten betrekkelijk het zeewezen en de zeevaartkunde, Volume 13, 1853
  12. ^ (Belanda) Perhimpunan Ilmu Alam Indonesia, Madjalah ilmu alam untuk Indonesia. Indonesian journal for natural science, Volume 29-30, 1866
  13. ^ a b c d (Melayu)Ras, Johannes Jacobus (1990). Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X
  14. ^ Hubungan Raja-raja Banjar dan Pengetua Kampung Jaar-Sanggarwasi
  15. ^ (Belanda) Johannes Cornelis Noorlander, Bandjarmasin en de Compagnie in de tweede helft der 18de eeuw, M. Dubbeldeman, 1935
  • (Indonesia) [Rosyadi, Soeloso, Hikayat Banjar dan Kotaringin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1993]
  • (Indonesia) [Nani Setiawati, Cerita R Kal. Tengah 2, Grasindo, ISBN 979-732-053-7, 9789797320539]
  • (Indonesia) [Siti Chamamah Soeratno, Hikayat Iskandar Zulkarnain: analisis resepsi, Balai Pustaka, 1991 ISBN 979-407-359-8, 9789794073599]
  • Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar terjemahan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Suryanullah
Sultan Banjar
1550-1570
Diteruskan oleh:
Hidayatullah I