Lompat ke isi

Rambut manusia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rambut manusia adalah rambut yang tumbuh pada sebagian besar permukaan kulit pada tubuh manusia. Sebelum masa pubertas, sebagian besar permukaan kulit manusia ditumbuhi oleh rambut vellus yang dihasilkan oleh folikel rambut. Setelah memasuki masa pubertas, beberapa rambut vellus berubah menjadi rambut terminal akibat terjadinya peningkatan hormon androgen. Kecepatan pertumbuhan rambut berbeda-beda pada bagian permukaan kulit tertentu.

Keberadaan rambut pada manusia memiliki fungsi keindahan dan perlindungan terhadap lingkungan. Warna rambut manusia umumnya dibedakan menjadi 6 warna. Pertumbuhan rambut manusia dijaga oleh kelenjar minyak yang berperan sebagai pengatur kelembapan dan kehalusan kulit.

Pembentukan dan struktur

[sunting | sunting sumber]

Pembentukan rambut pada tubuh manusia terjadi karena adanya folikel rambut.[1] Setiap utas rambut pada kepala manusia memiliki pangkal, pembuluh darah, otot, syaraf, dan kelenjar keringat.[2] Permukaan tubuh manusia sebagian besar ditumbuhi oleh rambut halus yang pendek dan hanya mengandung sedikit pigmen. Rambut halus ini dinamakan rambut vellus. Ketika manusia memasuki masa pubertas dan mengalami peningkatan hormon androgen, terjadi perubahan hormon yang membuat beberapa rambut vellus bertransisi menjadi rambut yang lebih kasar dan berpigmen. Jenis rambut ini dinamakan rambut terminal. Pertumbuhan rambut terminal hanya pada permukaan kulit di sekitar kemaluan dan ketiak manusia.[3]

Pertumbuhan

[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan rambut terjadi pada beberapa organ tubuh manusia, terutama pada bagian kepala.[4] Jumlah rambut yang tumbuh pada kepala manusia sekitar 300.000 utas.[2] Pada bagian wajah manusia, pertumbuhan rambut sekitar 600 utas/cm2. Sedangkan pada bagian tubuh lainnya, rambut tumbuh sekitar 60 utas/cm2. Pola pertumbuhan rambut menyerupai bercak-bercak dengan kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda pada tiap bagian tubuh yang ditumbuhi.[5]

Letak tumbuhnya rambut memiliki beberapa perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan lain antara pertumbuhan rambut pada laki-laki dan perempuan ialah jumlah rambut yang tumbuh pada tiap pori-pori kulit dan ketebalan rambut yang tumbuh.[4] Bagian tubuh manusia yang tidak ditumbuhi rambut ialah bibir, telapak tangan, telapak kaki, glandula penis, klitoris dan dan labia minor.[5] Tidak tumbuhnya rambut pada bagian telapak tangan dan telapak kaki disebabkan oleh tebalnya kulit yang melapisi permukaan telapak tangan dan telapak kaki sehingga folikel rambut tidak dapat berada di kulit dan digantikan oleh kelenjar keringat.[6]

Fungsi rambut pada tubuh manusia ada dua yaitu fungsi perlindungan dan fungsi keindahan. Rambut memiliki fungsi perlindungan yang minor.[1] Bersama dengan kulit dan kuku, rambut membentuk sistem integumen yang berperan dalam melakukan perlindungan, pengaturan dan komunikasi untuk mempertahankan homeostatis dalam tubuh manusia.[7]

Pada sekitar akar rambut terdapat sel saraf bernama paccini yang peka terhadap rangsangan.[8] Rambut-rambut yang halus tumbuh pada dinding dalam pada hidung manusia yang merupakan organ pernapasan bagian atas. Keberadaan rambut-rambut halus tersebut bertujuan menyaring kotoran dari udara yang dihirup oleh manusia.[9]

Rambut manusia dapat dibedakan menjadi enam warna utama yaitu hitam, cokelat, pirang, cokelat kemerahan, merah, dan kelabu-putih. Manusia dengan rambut berwarna kelabu-putih hanya ditemukan pada orang tua, orang albino, dan pada sebagian kasus defisiensi tirosin. Warna rambut ditentukan oleh dua macam pigmen yaitu eumelanin dan feomelanin.[10] Pada rambut orang albino tidak terdapat pigmen.[8]

Pemeliharaan

[sunting | sunting sumber]

Rambut yang tumbuh pada tubuh manusia terjadi dari kerapuhan melalui keberadaan kelenjar minyak pada kulit manusia. Keterjagaan rambut dari kerapuhan disebabkan terjadinya pelumasan akibat produksi sebum oleh kelenjar minyak yang menjaga kelembapan dan kehalusan kulit. Kelenjar minyak ini tidak dapat ditemukan pada telapak tangan dan tumit manusia.[11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Ramadhani dan Widyaningrum 2022, hlm. 29.
  2. ^ a b Ahmad, Yusuf Al-Hajj. Mukjizat Al-Qur’an Yang Tak Terbantahkan [Al-Mu’jizah Al-Qur’aniyyah ‘ala Al-Mu’jizah Al-Hissiyyah]. Diterjemahkan oleh Zulhamid dan Miranda, P. A. Jakarta Timur: Aqwam. hlm. 284. ISBN 978-979-039-368-4. 
  3. ^ Harissya, dkk. 2023, hlm. 165.
  4. ^ a b Indrawati 2024, hlm. 11.
  5. ^ a b Soesilawati 2020, hlm. 139.
  6. ^ Harissya, dkk. 2023, hlm. 164.
  7. ^ Harissya, dkk. 2023, hlm. 161.
  8. ^ a b Soesilawati 2020, hlm. 138.
  9. ^ Handayani, Sri (Februari 2021). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (PDF). Bandung: CV. Media Sains Indonesia. hlm. 49. ISBN 978-623-6068-47-2. 
  10. ^ Indrawati 2024, hlm. 4.
  11. ^ Ramadhani dan Widyaningrum 2022, hlm. 29-30.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]