Ratu Ular
Ratu Ular | |
---|---|
Sutradara | Motinggo Boesje |
Produser | Tuty S |
Ditulis oleh | Tuty S |
Pemeran | Lenny Marlina Tuty S Farouk Afero Faisal Riza Bissu Usman Noortje Supandi Ida Kusumah Adang Mansjur Muni Cader Netty Herawati Naning Gunadi FX Sutomo Baron Achmadi |
Penata musik | Doddy S. |
Sinematografer | Harry Susanto |
Penyunting | Cassim Abbas |
Tanggal rilis | 1972 |
Durasi | ... menit |
Negara | Indonesia |
Ratu Ular adalah film Indonesia tahun 1972 dengan disutradarai oleh Motinggo Boesje dan dibintangi oleh Lenny Marlina dan Tuty S.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Siti (Lenny Marlina) kembali ke kampungnya, ke rumah bibinya, Nyi Aminah (Tuty S), janda kaya raya, karena kedua orangtuanya sudah meninggal. Di rumah ini ia curiga pada kekayaan bibinya, karena melihat kalung yang dikenalnya sebagai milik orang lain ada di lemari bibinya. Di pihak lain, Sulaiman (Faisal Riza), santri muda, ditugaskan oleh kepala kampungnya untuk mengusut kematian-kematian wanita montok yang selalu ada luka di buah dadanya dan banyaknya mayat hilang.
Sulaiman mencurigai Jipeng (farouk Afero), tangan kanan dan kusir Nyi Aminah, yang ingin memorot harta tuannya. Nyi Aminah ini kaya dan awet cantik karena melakukan pemujaan setan. Bahkan arwah suaminya, bekas perampok besar, selalu minta korban bangkai dan selalu marah bila Aminah hendak serong dan mendengar Siti mengaji. Aminah ini ratu ular. Dia sekali dikesankan bersenggama dengan ular. Dan anak buahnya bilamati juga jadi ular, seperti tampak pada perkelahian akhir melawan Sulaiman. Sedang Aminah kembali buruk muka dan mati di gua tempatpemujaannya yang runtuh.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Laman Ratu Ular[pranala nonaktif permanen], diakses pada 10 Maret 2010
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Resensi@Perfilmanjibis.pnri[pranala nonaktif permanen]