Raya (perusahaan otobus)
Didirikan | 1982 |
---|---|
Pendiri | Witikno Ranu Wijaya |
Mulai beroperasi | 1959, sebagai truk RADAR 1982, sebagai Raya |
Kantor pusat | Sukoharjo, Jawa Tengah |
Wilayah layanan | Pulau Jawa |
Jenis layanan | Antarkota dan Pariwisata |
Kelas | • Non AC • Junior • Executive 28 • Executive 24 • Super Top |
Rute terpendek | Solo–Semarang |
Rute terpanjang | Wonogiri–Tangerang |
Jenis bahan bakar | Solar |
Operator | PT Dwi Raya Laksana |
CEO | Nata Laksana |
Raya adalah salah satu perusahaan bus Indonesia yang berasal dari Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Bus ini menjadi kebanggaan masyarakat Solo Raya karena kenyamanannya sejak dulu.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Raya didirikan oleh Witikno dengan bantuan dari Ranu Wijaya, adiknya. Mereka mengawali sebuah bisnis truk pada tahun 1959 yang diberi nama Radar. Kemudian pada tahun 1962 membeli dua buah truk dengan diberi nama Raya. Nama Raya diambil dari tempat pembeliannya di Jalan Raya Barat Bandung. Barulah pada tahun 1967, truk tersebut dijual untuk dibelikan 1 unit bus bermerk Dodge dari perusahaan bus Suka Mulya di Sukabumi. Disinilah mulai penpindahan dari bisnis truk ke layanan angkutan bus antarkota.
Pada tahun 1968 Suka Mulya ini berganti nama menjadi Raya. Meski begitu, layanan bus malam baru dibuka pada tahun 1982 Raya dengan jurusan Solo-Semarang-Jakarta. Di awal pembukaan layanan bus malam, Raya ini mengandalkan empat unit bus Mercedes-Benz OF 1113 mesin depan. Keempat unit bus ini terdiri dari 2 unit non-AC dan 2 unit AC VIP dengan 28 seat. Hingga sekarang bus 28 seat masih tetap dipertahankan untuk bus barunya. Perkembangan Raya cukup pesat sehingga dapat membeli perusahaan bus Sedya Utama pada tahun 1988. Sedya Utama inilah yang kini menjadi angkutan antarkota rute Yogyakarta-Solo. Raya juga pernah membuka layanan bus malam dengan jurusan Solo-Jakarta via Yogyakarta, namun tidak bertahan lama.
Tahun 2000, salah satu pendiri Raya yakni Witikno telah meninggal dunia, sehingga perusahaan dipegang oleh Ranu Wijaya bersama Nata Laksana selaku anak dari Alm Witikno. Semua berjalan dan pada tahun 2004, Ranu Wijaya mengundurkan diri dan menyerahkan perusahaan sepenuhnya kepada Nata Laksana. Dibawah kepemimpinan Nata Laksana ini, Raya mulai membuka layanan pariwisata pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2012, layanan bus AKDP Raya Indah untuk jurusan Solo-Semarang diambil alih oleh Raya sepenuhnya. Selain itu pada 2010 garasi Raya berpindah dari Jalan Gading Kidul (sekarang Jalan Brigjen Sudiarto), Solo ke Jalan Raya Bulakrejo, Sukoharjo.[1][2]
Trayek
[sunting | sunting sumber]Antar Kota Antar Provinsi | Keterangan | ||
---|---|---|---|
Wonogiri | Solo–Semarang | Jabodetabek[lihat keterangan] | |
Matesih* | Hanya melayani pemberangkatan arah barat
dengan armada langsir. | ||
Gemolong* | |||
Klaten* | |||
Sragen* | |||
Antar Kota Dalam Provinsi | |||
Solo | Salatiga | Semarang |
Keterangan: Jabodetabek meliputi Purwakarta (Cikopo), Kota Bekasi (Bekasi Timur, Kranji), Jakarta (Pulo Gebang, Garasi bus Raya Pulo Gadung, Grogol, Pluit, Cengkareng, Kalideres, Cipayung, Pinang Ranti, Pasar Rebo, Pasar Minggu, Cilandak, Lebak Bulus, Terminal Bayangan Pondok Pinang), Kota Tangerang Selatan (Pondok Cabe, Ciputat), Kota Tangerang (Ciledug, Poris Plawad, Jatiuwung, Jatake), Kab. Tangerang (Pasar Kemis, Bitung Jaya, Rajeg), Depok (Jatijajar, Cisalak), Kota Bogor (Bubulak), Kab. Bogor (Cibinong), Kab. Sukabumi (Parungkuda).
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]Sejak awal berdiri, Raya menawarkan fasilitas yang sedikit berbeda dari pesaingnya kala itu. Raya memiliki bus dengan kursi yang diambil dari bekas pesawat McDonnell Douglas DC-10, sebuah pesawat legendaris yang pernah berjaya di Indonesia pada tahun 1970-1980-an. Bahkan livery dari bus ini konon terinspirasi dari livery DC-10-30 PK-GIF milik Garuda Indonesia. Raya juga selalu menggunakan sasis bus Mercedes-Benz, yang saat itu Mercedes-Benz adalah sasis bus yang bergengsi dan juga sebagai lambang dari "kenyamanan" hingga saat ini. Beberapa penumpang bahkan menjuluki Raya sebagai "sofa berjalan" karena saking nyamannya. Selain itu ada pula fasilitas servis makan yang berlaku untuk semua kelas, termasuk kelas ekonomi sekalipun.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "PO Raya, Nostalgia Seat Pesawat Trijet DC-10 Garuda Business Class Di Dalam Bus Malam". imotorium.com. 2015-12-16. Diakses tanggal 2021-01-03.
- ^ "Tentang PO Raya". rayafanscommunity.com. Diakses tanggal 2021-01-03.
- ^ "Konsisten, PO Raya Selalu Gunakan Kursi Bekas Pesawat Untuk Armadanya". mobilkomersial.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-31. Diakses tanggal 2021-01-03.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]