Republik Ezo
Republik Ezo 蝦夷共和国
Ezo Kyōwakoku | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1868–1868 | |||||||||
Lokasi Republik Ezo | |||||||||
Status | Negara dengan pengakuan terbatas | ||||||||
Ibu kota | Hakodate | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Jepang, Ainu | ||||||||
Pemerintahan | Republik presidensial | ||||||||
Presiden | |||||||||
• 1869 | Enomoto Takeaki | ||||||||
Wakil Presiden | |||||||||
• 1869 | Matsudaira Tarō | ||||||||
Era Sejarah | Bakumatsu | ||||||||
• Didirikan | 27 Januari 1869 [K.J. 15 Desember 1868] 1868 | ||||||||
• Dibubarkan | 27 Juni 1869 1868 | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Jepang | ||||||||
Republik Ezo (蝦夷共和国 , Ezo Kyōwakoku) adalah negara berumur pendek yang didirikan pada tahun 1869 oleh bagian dari bekas Tokugawa di pulau Ezo, sekarang dikenal sebagai Hokkaido. Ezo terkenal sebagai pemerintah pertama yang mencoba melembagakan demokrasi di Jepang, meskipun pemungutan suara hanya diizinkan untuk kasta samurai. Republik Ezo hanya ada selama 5 bulan.
Setelah kekalahan pasukan Keshogunan Tokugawa dalam Perang Boshin (1868–1869), salah satu bagian dari angkatan laut shogun yang dipimpin Laksamana Enomoto Takeaki lari ke pulau Ezo di utara, bersama dengan beberapa ribu tentara dan sekelompok penasehat militer Prancis serta pemimpin mereka, Jules Brunet.
Pada 25 Desember 1868, mereka mendirikan sebuah negara republik yang merdeka bernama Republik Ezo. Negara ini menganut model yang diadopsi dari Amerika Serikat, dan Enomoto dilantik sebagai presiden. Ini adalah pemilu pertama yang pernah dilaksanakan di Jepang. Para penguasa Republik Ezo berupaya untuk memperoleh pengakuan internasional, tetapi gagal.
Pada masa musim dingin, mereka memperkuat pertahanan mereka di sepanjang semenanjung selatan di Hakodate, di mana di tengahnya terdapat benteng Goryokaku.
Tak lama kemudian tentara kekaisaran berhasil mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Jepang daratan, dan pada April 1869 mengirimkan satu armada dan satu pasukan infantri yang berjumlah 7.000 orang ke Ezo. Mereka maju dengan cepat dan menang dalam Pertempuran Hakodate. Goryokaku kemudian dikelilingi pasukan kekaisaran. Enomoto memutuskan untuk menyerahkan diri pada 18 Mei 1869 dan menerima kekuasaan Kaisar Meiji.
Enomoto dipenjara hingga tahun 1872 dan menerima jabatan sebagai pejabat pemerintah di Badan Pertanahan Hokkaido. Ia kemudian menjadi duta besar Jepang untuk Rusia dan menjabat dalam beberapa jabatan kementerian dalam pemerintah Meiji.