Lompat ke isi

Sagara, Argapura, Majalengka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Desa Sagara
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenMajalengka
KecamatanArgapura
Kode Kemendagri32.10.05.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas4,35 km2
Jumlah penduduk1667 Jiwa
Peta
PetaKoordinat: 6°55′5″S 108°18′46″E / 6.91806°S 108.31278°E / -6.91806; 108.31278


Desa Sagara (aksara sunda: ᮞᮌᮛ) terletak di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka dengan koordinat 6°55’04.3”S 108°19’03.2”E pada kaki gunung ciremai, memilliki luas wilayah 4,35 km2 .[butuh rujukan] Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tejamulya, Desa Sukasari Kidul, dan Desa Tegalsari, disebelah selatan berbatasan dengan Desa Wanahayu, disebelah timur berbatasan dengan Desa Aggrawati dan Desa Wanahayu, disebelah barat berbatasan dengan Desa Tejamulya.[butuh rujukan] Jumlah penduduk Desa Sagara yaitu 1667 jiwa.[butuh rujukan] Proporsi jenis kelamin penduduk Desa Sagara ini yaitu 826 jiwa laki-laki dan 841 jiwa perempuan.[butuh rujukan]

Desa Sagara terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Mekarjaya, Dusun Mekarsari, Dusun Cintapada, dan Dusun Galasri.[butuh rujukan] Selain itu, Desa Sagara juga terdiri dari 4 RW dan 13 RT yang tersebar di seluruh Desa Sagara.[butuh rujukan]

Dari keturunan orang-orang pendatang itu yaitu dari keturunan Anggelung Nachoda kurang lebih pada tahun 1734 M diangkat menjadi Kuwu yang pertama yang bernama Ngabeui yang memerintah pada tahun 1734 M - 1773 M. Menurut cerita dalam masa pemerintahannya cukup maju, aman dan sudah mengenal bercocok tanam yaitu padi, jagung, dll.[butuh rujukan]

Dalam kepercayaannya sudah menganut Agama Islam yang masih dipengaruhi oleh Agama Hindu yaitu dengan adanya bermacam-macam tradisi (adat) yang masih kuat pendukungnya terutama dari golongan tua-tua atau golongan kokolot.[butuh rujukan]

Dari keluarga Ngabeui mempunyai keturunan dan mempunyai 3 orang anak yaitu, Demang Ardilautan, Sanjar, dan Apang. Adapun yang meneruskan pemerintahan di desa yaitu Demang Ardilautan. Dari ketiga orang keturunan inipun sampai sekarang masih ada diantaranya ialah:[butuh rujukan]

  • Dari keturunan Demang Ardilautan ialah Drs. Sutisna yang pernah menjabat Kepala Kantor Departemen Penerangan Kabupaten di Provinsi Irian Jaya.
  • Dari keturunan Sanjar ialah Sahno yang pernah menjabat Kepala Desa Sagara (yang sekarang sudah almarhum)
  • Dari keturunan Apang ialah Jendral Kusnoutomo di jakarta.

Potensi - Potensi Desa Sagara

[sunting | sunting sumber]

Desa Sagara, yang terletak di kaki Gunung Ciremai, menyimpan potensi besar di berbagai sektor. Potensi ini bisa dikembangkan menjadi pendorong kemajuan masyarakat desa.[butuh rujukan]

Bidang Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Lahan yang subur dan produktif menjadi pondasi kekuatan pertanian Desa Sagara. Para petani di sini menanam berbagai macam hasil bumi, seperti bawang daun, bawang merah, padi, ubi, sayuran, kopi, dan cengkeh. Namun, cara pemasaran yang masih tradisional dan minimnya pengolahan hasil tani membatasi nilai jual produk mereka.[butuh rujukan]

Bidang Wisata

[sunting | sunting sumber]

Di balik potensi pertanian, sosial, ekonomi, dan kesehatan yang telah dibahas, Desa Sagara menyimpan pesona alam yang luar biasa, yakni Bukit Lingga. Bukit ini menawarkan panorama menakjubkan, mengantarkan pengunjung pada pemandangan terasering Panyaweuyan yang memesona, Gunung Ciremai yang megah, hamparan sawah yang hijau, dan pemukiman yang tertata rapi. Keindahan panorama ini bagaikan lukisan alam yang terbentang di depan mata.[butuh rujukan]

Namun, potensi wisata Bukit Lingga belum sepenuhnya tergali. Saat ini, bukit ini masih tersembunyi, belum tersentuh oleh pengelolaan dan perhatian dari pihak berwenang. Akses menuju puncak bukit pun masih terjal dan belum memadai, sehingga pengunjung yang ingin menikmati keindahannya harus berjuang ekstra.[butuh rujukan]

Bidang UMKM

[sunting | sunting sumber]

Semangat kewirausahaan Desa Sagara terlihat dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berkembang pesat. Warga desa mengolah hasil pertanian menjadi kripik pisang, kripik ubi, dan kue kering/basah yang lezat, menunjukkan keahlian kuliner mereka.[butuh rujukan]

Bidang Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Komitmen desa terhadap kesehatan terlihat dari posyandu (pos pelayanan terpadu) yang aktif. Posyandu ini secara rutin melakukan pemantauan kesehatan anak dan kampanye kesadaran stunting. Meski begitu, angka anak stunting di desa sagara adalah 0, artinya desa Sagara telah sukses dengan campaign zero stunting nya. Namun, pihak desa masih terus melakukan edukasi mengenai pentingnya mencegah stunting walaupun angka stunting sangat rendah.[butuh rujukan]

== Riwayat Kepala Desa Sagara[butuh rujukan] ==

No Nama Lengkap Masa Jabatan Lama Menjabat
1 Ngabeui 1734 - 1773 39 Tahun
2 Demang Ardi Lautan 1773 - 1807 34 Tahun
3 Ngabeui 1807 - 1837 30 Tahun
4 Demang Ardi Lautan 1837 - 1867 30 Tahun
5 Ciah 1867 - 1883 16 Tahun
6 Mukan 1883 - 1898 15 Tahun
7 Ciah 1898 - 1910 72 Tahun
8 Wangsa Anida 1910 - 1918 8 Tahun
9 Sariman 1918 - 1925 7 Tahun
10 Kramawijaya / Salip 1925 - 1951 26 Tahun
11 Sahno 1951 - 1980 29 Tahun
12 Pjs. Didi Sukardi 1980 - 1981 1 Tahun
13 Sahno 1981 - 1988 7 Tahun
14 Pjs. Didi Sukardi 1988 - 1989 1 Tahun
15 Saman 1989 - 1998 9 Tahun
16 Saman 1998 - 2008 10 Tahun
17 Kusmall 2008 - 2014 6 Tahun
18 Pjs. Endang Suhara 2014 - 2015 1 Tahun
19 Udin, B.Sc. 2015 - 2021 6 Tahun
20 Rusdo 2021 - 2027 Sampai Sekarang