Sangkakala dalam Islam
Bagian dari seri |
Islam |
---|
![]() |
Eskatologi Islam |
---|
Sebuah alat tiup seperti serunai akan ditiup oleh Malaikat Israfil sebelum Hari Kiamat menurut ajaran Islam berdasarkan hadis nabawi yang disampaikan Nabi Muhammad mengenai kejadian ini; catatan hadis ini sering memberi nama Ṣur (bahasa Arab: الصُّور, translit.: aṣ-ṣūr).
Diriwayatkan tiupan malaikat Israfil ini adalah sebanyak tiga kali tiupan yaitu:
- Tiupan sangkakala pertama - (Tiupan mengejutkan)
- Tiupan sangkakala kedua - (Tiupan mematikan)
- Tiupan sangkakala ketiga - (Tiupan membangkitkan)
Ada sebagian ilmuwan yang menafsirkan alat bernama ṣūr ini sebagai sebuah "tanduk yang ditiupkan ke dalamnya" (قرن ينفخ فيه, translit: qarn yunfakhu fīhi) atau "terompet" (Arab: بوق, translit: būq). [1][2] Terjemahan hadis-hadis terkait dalam bahasa standar Indonesia lazim menggunakan padanan "sangkakala", yaitu sebuah kata yang merujuk alat tiup yang dahulu digunakan dalam upacara agama tertentu sebelum kedatangan Islam ke wilayah mereka.
Hadis utama
[sunting | sunting sumber]"Sesungguhnya Allah setelah selesai menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan sangkakala, lalu diberikan di mulut Israfil, maka Israfil meletakkan sangkakala di mulutnya dan pandangan matanya ke arah Arasy menunggu apabila diperintahkan (meniup sangkakala)."
Aku (Abu Hurairah) berkata; "Wahai Rasulullah, apakah sangkakala itu?", Baginda menjawab, "Tanduk". Aku bertanya lagi, "Bagaimanakah bentuknya?", Baginda menjawab, "Sangat besar".
Kemudian baginda melanjutkan sabdanya: "Demi zat (Allah) yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya garis tengah sangkakala itu seluas langit dan bumi, yang akan ditiup dengan 3 kali tiupan. Yang pertama tiupan mengejutkan, yang kedua tiupan mematikan dan yang ketiga, tiupan kebangkitan untuk menghadap Tuhan semesta alam."
Tiupan sangkakala pertama
[sunting | sunting sumber]Pada tiupan ini, seluruh alam semesta termasuk langit dan bumi akan bergoncang dengan sebenar-benar goncangan dan benar-benar hebat, seluruh makhluk digambarkan ketakutan dan amat terperanjat. Menurut Al-Quran, gambaran ketika pasca tiupan pertama cukup dahsyat, sehingga ibu yang menyusui anaknya akan melepaskan (mencampakkan) anaknya, orang yang hamil tiba-tiba melahirkan anaknya walaupun janinnya masih muda, manusia juga lintang pukang seperti kupu-kupu bertebaran (Surah Al-Qariah). Al-Quran juga jelas menggambarkan tidak ada sesuatu pun yang mengetahui bila kiamat itu muncul, sedangkan Hari Kiamat itu berlaku ketika manusia sedang sibuk melayani urusan dunia mereka, ada juga yang sibuk memikirkan dan bertanya antara sesama mereka tentang bila kiamat akan bermula dan ada juga manusia sedang sibuk bertengkar atas pelbagai urusan. Firman Allah SWT dalam Surah Yasin ayat 48-50 bermaksud:
Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang benar?” Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka (sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia). Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya.
Digambarkan suasana keadaan bumi saat terjadi gempa bumi yang dahsyat, gunung-gunung hancur berkeping-keping (Surah Al-Qariah dan Surah At-Takwir), kerak-kerak bumi terbalik, laut naik seperti ombak tsunami yang begitu hebat serta panas mendidih (Surah At-Takwir). Kebakaran yang terjadi akibat letusan gunung berapi, meledaknya tempat penyimpanan gas, nuklir, hingga tidak dapat dipadamkan, api berkobar dan menjulang tinggi dan seluruh dunia diselimuti asap tebal. Bumi digambarkan kehilangan cahayanya, tidak ada lagi sumber cahaya, bumi menjadi gelap gulita.
Al-Qur’an juga menggambarkan suasana langit yang turut tidak teratur, planet-planet tidak lagi beredar pada orbitnya, langit terlihat terbelah (Surah Al-Insyiqaq), bintang-bintang bertaburan, matahari hilang cahayanya (Surah At-Takwir). Semuanya tabrakan antara satu sama lain. Tentang tiupan sangkakala pertama, Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an:
Sungguh, demi lima macam malaikat itu, kiamat pasti akan terjadi pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam, menghancurkan gunung, mengubah lautan menjadi api, dan sebagainya. Setelah tiupan pertama ini semua makhluk hidup akan mati. (Q.S An-Naziat:6)
Dari dalil di atas ternyata apa yang ada di seluruh pelosok langit dan di bumi akan mati, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Ulama tafsir berpendapat makhluk yang masih hidup adalah golongan Malaikat. Surah An-Naziat ayat 1 hingga 6 jelas menunjukkan pada saat terjadinya tiupan sangkakala pertama Malaikat-malaikat akan memulai tugasnya dengan agresif untuk mencabut nyawa dan menghancurkan langit dan bumi atas perintah Allah.
Allah telah berjanji untuk menangguhkan (memanjangkan umur) iblis dan setan hingga Hari Kiamat tiba. Iblis dan setan setelah tiupan sangkakala pertama akan terlihat sangat menyesal. Pada saat itu, iblis mulai menyesali perbuatan jahatnya terhadap anak cucu Nabi Adam a.s.. Iblis menangis dan berkata: "Tuhanku, sekarang perintahkanlah aku sujud kepada siapa pun yang Engkau kehendaki."
Ketika itu, para setan merasa heran dengan keadaan iblis yang merendahkan diri. Mereka bertanya: "Wahai pemimpin kami, kepada siapa engkau tunduk?" Iblis mengangkat kepalanya dan berkata: "Aku merendah dan bersujud kepada Tuhan semesta alam yang telah menangguhkan umurku (dan umur kalian) sampai hari yang telah ditentukan. Sekarang sudah dekat masanya hari yang ditentukan itu."
Maka seluruh bala tentara setan dan iblis menangis dan memohon ampunan dari Allah. Namun, tidak ada ampunan lagi dari Allah bagi mereka karena mereka telah kafir (Surah Al-Baqarah ayat 34).
Tiupan sangkakala kedua
[sunting | sunting sumber]Setelah beberapa lama keadaan hancur dan berantakan di bumi dan seluruh alam semesta yang semakin parah dan dengan rakusnya menghancurkan seluruh isi langit dan bumi tanpa belas kasihan. Maka Allah SWT telah memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala yang kedua.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nazi’at ayat 7:
(Tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
Pada tiupan sangkakala yang pertama ini, seluruh makhluk di alam semesta akan mati seluruhnya, kecuali siapa saja yang telah ditakdirkan Allah untuk tetap hidup. Pada tahap ini, bunyi sangkakala ini dapat didengar hingga lapisan langit ke-7. Malaikat Israfil pun mati pada saat ini, sesaat setelah ia meniup sangkakala.
Saat itu, tanggung jawab Malaikat Izrail untuk mencabut nyawa menjadi lebih berat, jika dibandingkan dengan tugasnya mencabut nyawa sebelum tiupan sangkakala pertama dan ketika tiupan sangkakala pertama. Diriwayatkan bahwa Malaikat Izrail akan mencabut nyawa seluruh makhluk di langit dan bumi dengan wajah yang mengerikan. Ia akan mencabut nyawa orang-orang yang ingkar dengan paksaan dan kekerasan.
Setelah Malaikat Izrail menyelesaikan tugasnya mencabut nyawa semua makhluk hidup, termasuk hewan, tumbuhan, manusia, jin, setan, iblis, batu-batu, udara, air, nyawa segala zarah dan atom, dan lain-lain. Maka Malaikat Izrail (Malaikat Maut) akan segera menghadap Allah dengan penuh tawadhu', sangat takut dan gerun, mengucapkan syukur dan pujian-pujian kepada Allah, seraya berkata: "Ya Tuhanku, semua penduduk langit dan bumi telah meninggal kecuali yang Engkau kehendaki." Kemudian Allah berfirman (dan Dia lebih mengetahui mereka yang tertinggal), "Siapa yang tertinggal?" Malaikat Maut dengan penuh gerun dan tunduk patuh menjawab: "Ya Tuhanku, tinggallah Engkau Yang Maha Hidup dan Tak Akan Pernah Mati dan tinggallah para pembawa Arasy-Mu, dan tinggallah Jibril dan Mikail serta aku."
Dengan kekuasaan-Nya, Allah berfirman: 'Jibril dan Mikail juga akan mati.' Kemudian Allah memberikan kekuatan kepada Arasy (untuk berbicara), sehingga ia berkata: 'Ya Tuhan, apakah Jibril dan Mikail akan mati?' Allah berfirman dengan penuh hikmat keagungan-Nya: 'Diamlah, karena sesungguhnya Aku telah menetapkan kematian itu atas segala yang ada di Arasy-Ku!' Kemudian atas perintah Allah, Jibril dan Mikail pun menemui kematian.
Kemudian dengan rasa takut dan patuh, Malaikat Izrail menghadap Allah dan berkata: "Ya Tuhanku, Jibril dan Mikail telah mati, tinggallah aku bersama para pembawa (malaikat penjunjung) Arasy-Mu."
Allah berfirman: "Para pembawa Arasy-Ku juga akan mati." Lalu mereka pun mati.
Kemudian Allah memerintahkan Arasy untuk mengambil sangkakala dari Israfil. Lalu Malaikat Maut datang kepada Allah dan berkata: "Ya Tuhanku, para pembawa Arasy-Mu telah meninggal juga."
Kemudian Allah berfirman (dan Dia lebih tahu siapa yang tersisa): "Siapakah yang tersisa?"
Dengan penuh ketakutan dan kerendahan hati yang sangat dalam, Malaikat Maut (Malaikat Izrail) menjawab: "Ya Tuhanku, hanya Engkau yang Maha Hidup dan Tidak Akan Pernah Mati, dan tinggallah aku."
Allah, dalam keagungan kekuasaan-Nya, berfirman: "Wahai makhluk-Ku, engkau diciptakan, dan engkau pasti akan mati. Karena itu, matilah kamu!" Maka, Malaikat Maut pun mati. Pada saat itu, tidak ada satu pun makhluk ciptaan Allah yang masih hidup, melainkan hanya Allah Yang Maha Perkasa, Yang Tidak Beranak dan Tidak Pula Diperanakkan. Dialah Yang Maha Akhir, sebagaimana Dia-lah Yang Maha Awal.[3]
Kemudian, Allah melipat langit dan bumi seperti melipat lembaran kitab, lalu Allah membukanya, kemudian melipatnya kembali sebanyak tiga kali lipatan. Bersamaan dengan itu, dengan keagungan-Nya berfirman: "Akulah Yang Maha Gagah!" (3 kali). Lalu Dia berseru: "Milik siapakah kerajaan pada hari ini?" (3 kali), tetapi tidak ada jawaban (karena semua makhluk ciptaan sudah tidak ada, kecuali Allah Yang Maha Kekal Abadi). Kemudian Allah berfirman kepada Diri-Nya sendiri: "Milik Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa."
Kemudian Allah mengganti bumi dengan bumi yang baru, dan langit dengan langit yang baru pula. Dia meratakannya, membuatnya luas dan lapang. Tidak ada bagian yang tidak rata sedikit pun di bumi yang baru itu. Lalu Allah mengguncang ciptaan-Nya dengan satu guncangan yang dahsyat, dan seketika semua makhluk yang tadinya menjadi penghuni langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antara keduanya kembali seperti semula. Semua ini terjadi dengan sangat mudah atas kehendak-Nya.
Firman Allah SWT dalam Surat Yasin ayat 78-83:
Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk. (Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.” Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu. Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
Kemudian Allah memerintahkan langit untuk menurunkan hujan selama 40 hari. Akibatnya, air banjir naik hingga setinggi 6 meter. Setelah banjir surut, Allah memerintahkan semua jasad yang telah mati dan membusuk di seluruh dunia untuk tumbuh kembali, hidup kembali seperti tumbuhan yang baru tumbuh. Namun Al-Quran juga menjelaskan seperti berikut tentang keadaan kebangkitan manusia di Hari Kiamat.
Firman Allah SWT dalam Surat Al-Zalzalah ayat 6:
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka balasan semua perbuatan mereka.
Kemudian Allah SWT dengan Kekuasaan-Nya berseru: "Hiduplah Jibril dan Mikail!". Lalu keduanya pun hidup. Allah memanggil Jibril dan Mikail, dan keduanya datang dengan rupa yang berbeda-beda. Roh-roh kaum mukmin terlihat bercahaya, sedangkan yang lain gelap gulita. Kemudian, semua roh tersebut dilemparkan ke dalam sangkakala agar tiupan dari sangkakala itu dapat menyebar kembali ke jasad masing-masing. [4]
Tiupan sangkakala ketiga
[sunting | sunting sumber]Setelah mendapat kuasa dari Allah SWT, Malaikat Israfil dihidupkan kembali. Kemudian, ia diperintahkan untuk meniup sangkakala untuk ketiga kalinya. Tiupan ini disebut sebagai tiupan kebangkitan.
Pada tiupan ini, semua roh yang berada di dalam sangkakala beterbangan seperti laron yang memenuhi langit dan bumi. Kemudian, Allah berfirman: "Demi Keagungan dan Kemuliaan-Ku, semua roh harus kembali ke jasadnya masing-masing."
Maka, semua roh akan kembali ke jasadnya sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan. Roh manusia kembali ke manusia, roh hewan kembali ke hewan, roh tumbuhan kembali ke tumbuhan, begitu pula dengan roh batu, pasir, laut, air, bumi, planet, bintang, jin, malaikat, setan, dan seluruh makhluk ciptaan Allah lainnya. Semuanya kembali ke jasad masing-masing tanpa ada satu pun yang terlewatkan dari pengetahuan dan pengawasan-Nya.[5] Maka bangkit dan segarlah semua makhluk ciptaan Allah, seperti saat mereka berada di dunia dahulu. Perasaan mereka bercampur aduk, ada yang takut, heran, gembira, dan lain sebagainya. Semua hanya menunggu penghakiman dari Allah Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.
Firman Allah SWT dalam Surat Yasin ayat 51-53 tentang tiupan sangkakala ketiga yang bermaksud:
Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).” Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
Hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda: "Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala adalah empat puluh."
Orang-orang bertanya: "Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari?" Ia menjawab: "Aku tidak dapat menyebutkan." Mereka bertanya lagi: "Empat puluh bulan?" Ia menjawab: "Aku tidak dapat menyebutkan." Mereka bertanya lagi: "Empat puluh tahun?" Ia menjawab: "Aku tidak dapat menyebutkan." Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi: "Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semuanya telah hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya. Dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari kiamat."
(Kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5253)
Dalil Al-Quran tentang sangkakala
[sunting | sunting sumber]Firman Allah S.W.T:
(Ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup sehingga terkejutlah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Semuanya datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (Q.S an-Naml: 87)
Firman Allah S.W.T:
Apabila sangkakala ditiup dengan sekali tiupan dan bumi serta gunung-gunung diangkat lalu dibenturkan dengan sekali benturan, pada hari itu terjadilah kiamat. Langit juga terbelah karena pada hari itu ia rapuh. Para malaikat berada di berbagai penjurunya (langit). Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ʻArasy (singgasana) Tuhanmu di atas mereka. (Q.S al-Haqqah: 13-17)
Firman Allah S.W.T:
Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah). (Q.S az-Zumar: 68)
Firman Allah S.W.T:
Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. (Q.S Yasin: 51)
Hadis catatan
[sunting | sunting sumber]Tentang bentuk sangkakala
[sunting | sunting sumber]Hadis Abu Hurairah r.a:
Ketika seorang Yahudi menawarkan barang dagangannya dan terlihat tidak puas dengan transaksi tersebut, seorang pria bernama Abdul Aziz (jika tidak salah) berkata: "Tidak, demi Zat yang telah memilih Nabi Musa a.s. di antara manusia."
Seorang lelaki Anshar yang mendengar perkataan itu langsung menampar wajah si Yahudi dan berkata: "Kamu berani bersumpah demi Zat yang memilih Nabi Musa a.s. di antara manusia? Bukankah Rasulullah ﷺ ada di tengah-tengah kita?" Orang Yahudi itu kemudian pergi menemui Rasulullah ﷺ dan berkata: "Wahai Abul Qasim (nama panggilan Rasulullah), aku punya perjanjian dan jaminan keamanan, tapi orang ini telah menampar wajahku." Rasulullah ﷺ bertanya kepada lelaki Anshar: "Mengapa kamu menamparnya?" Lelaki Anshar menjawab: "Orang Yahudi itu bersumpah demi Zat yang memilih Nabi Musa a.s. di antara manusia. Bukankah engkau (Muhammad) ada di antara kami?" Mendengar hal itu, wajah Rasulullah ﷺ terlihat marah dan beliau bersabda: "Janganlah kalian melebih-lebihkan antara para utusan Allah. Sesungguhnya, sangkakala (semacam serunai) akan ditiup. Semua yang ada di langit dan di bumi akan mati, kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian, sangkakala (semacam terompet) akan ditiup lagi. Maka, aku adalah orang pertama yang dibangkitkan. Ketika Nabi Musa a.s. berpegangan pada Arasy, aku tidak tahu apakah kematian Musa a.s. (dengan tiupan sangkakala) telah diperhitungkan pada hari At-Tur, ataukah beliau yang dibangkitkan sebelum aku. Dan aku tidak akan mengatakan bahwa ada seorang lelaki yang lebih utama dari Yunus bin Matta a.s.
(Sahih Muslim [Dalam Bahasa Arab sahaja]: 4376)
Tentang jarak tiupan dua sangkakala
[sunting | sunting sumber]Hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda: Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala adalah empat puluh. Mereka bertanya: Wahai Abu Hurairah, apakah empat puluh hari? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh bulan? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan. Mereka bertanya lagi: Empat puluh tahun? Ia menjawab: Aku tidak dapat menyebutkan.
Kemudian Rasulullah {saw} bersabda lagi: Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bagian tubuh manusia kecuali semuanya telah hancur kecuali satu tulang, yaitu [tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari Kiamat.
(Kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5253)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Abu Ḥayyān al-Gharnāṭī. Tuḥfat al-Arīb bi-mā fī l-Qurʾān min al-Gharīb (تحفة الأريب بما في القرآن من الغريب لأبي حيان الغرناطي الأندلسي). Hawramani – via The Arab Lexicon.
جمع صورة وفي التفسير: هو قرن ينفخ فيه إسرافيل عليه السلام...
- ^ Ahmad Mukhtar Umar. Muʿjam al-Lugha al-ʿArabīya al-Muʿāṣira (معجم اللغة العربية المعاصرة). Hawramani – via The Hawramani Arabic Lexicon.
بوق ينفخ فيه أحد الملائكة وهو إسرافيل " {وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا} ".
- ^ Nazri Zakaria, semakan semula Ustaz Hassan bin Alias, Mudir Maahad Tahfiz At-Tohiriah, Halaman 70-73, Buku Kiamat Semakin Hampir, Penerbit Enoble Marketing.Cetakan Pertama April 2005, ISBN 983-42490-0-4.
- ^ Nazri Zakaria, semakan semula Ustaz Hassan bin Alias, Mudir Maahad Tahfiz At-Tohiriah, Halaman 70-73, Buku Kiamat Semakin Hampir, Penerbit Enoble Marketing.Cetakan Pertama April 2005, ISBN 983-42490-0-4.
- ^ Nazri Zakaria, semakan semula Ustaz Hassan bin Alias, Mudir Maahad Tahfiz At-Tohiriah, Halaman 70-73, Buku Kiamat Semakin Hampir, Penerbit Enoble Marketing.Cetakan Pertama April 2005, ISBN 983-42490-0-4.
- Pemerintah Arab Saudi Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan
- http://www.quranexplorer.com/quran/
- http://hadith.al-islam.com/bayan/Display.asp?Lang=ind&ID=1675
- http://hadith.al-islam.com/bayan/display.asp?Lang=mal&ID=1363