Satuan Tugas Vaksin (Britania Raya)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Satuan Tugas Vaksin didirikan di bulan Mei 2020 oleh Kementerian Kedua Johnson yang bekerja sama dengan Kepala Penasihat Ilmiah Patrick Vallance dan Kepala Petugas Medis Profesor Chris Whitty. Satuan ini bertugas untuk memfasilitasi jalur pengenalan vaksin penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) di Britania Raya (UK) dan distribusi global.[1] Satuan tugas memiliki tugas mengkoordinasi usaha penelitian dari pemerintah bersama dengan industri, akademis dan lembaga pendanaan untuk menciptakan keputusan yang tepat dalam pengembangan vaksin dan penerapannya.[2][3]
Menteri yang bertanggung jawab pada satuan ini ialah Sekretaris Negara untuk Kesehatan dan Kesejahteraan sosial, meskipun satuan ini merupakan unit gabungan dari Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial dan Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri. Pengawasan satuan dilakukan oleh Parlemen di bawah Sekretaris Negara untuk Pengembangan Vaksin COVID-19 dan di bulan Desember 2020, Nadhim Zahawi dipilih sebagai Menteri Vaksin.[4][5]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 16 Mei 2020, Kate Bingham menjadi kepala satuan.[1] Pada tanggal 1 Juli, Bingham memberitahu Komite Pilihan Sains dan Teknologi, bahwa Sarah Gilbert dari Universitas Oxford telah mengembangkan vaksin melawan COVID-19 dan memiliki kemungkinan terbaik dalam menawarkan vaksin saat musim dingin.[6]
Dan, pada tanggal 12 September, Sir John Bell menjadi anggota satuan.[7] Kemudian, pada tanggal 14 Oktober, Bingham menyatakan kepada publik bahwa vaksin COVID-19 kemungkinan memiliki keefektifan sama dengan vaksin influenza dengan efikasi 50% .[8]
Berdasarkan pembicaraan di BBC Skotland dalam acara The Seven pada tanggal 17 October, Bingham menyatakan bahwa pemerintah akan menyetujui sebuah persetujuan dengan Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) tentang bagaima vaksin COVID-19 akan didistribusikan dengan kondisi bahwa petugas rumah perawatan dan lansia menjadi prioritas. Pada awalnya, dia menyatakan bahwa vaksin tersedia dalam jumlah yang terbatas.[9]
Pada tanggal 18 Oktober 2020, anggota dari Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) Sir Jeremy Farrar berkomentar di program Sophy Ridge On Sunday bahwa satuan tugas vaksin "telah melakukan sebuah pekerjaan yang sangat luar biasa".[10]
Sebuah rilisan pers pemerintah pada tanggal 20 Oktober mengumumkan bahwa, pada awalnya lembaga ini dibentuk di bawah Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri (BEIS) pada bulan Mei 2020.[11] Nadhim Zahawi diangkat sebagai Parlemen di bawah Sekretaris Negara untuk Pengembangan Vaksin COVID-19 pada tanggal 28 November 2020 dengan tanggung jawab untuk satuan tugas.[5] Pada tanggal 1 Maret 2021, tanggung jawab pengawasan di tingkat kementerian berpindah dari BEIS ke Sekretaris Negara untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Satuan tugas ini juga menjadi unit gabungdan dari BEIS dan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.[4]
Perkembangan
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 20 October 2020, Financial Times melaporkan bahwa vaksin COVID-19 yang potensial akan dipilih untuk pengujian oleh satuan tugas pada akhir pertengahan tahun 2021 yang tergantung dari hasil studi karakteristik virus untuk mengetahui respon subyek terhadap infeksi virus.[12] Artikel ini juga membahas tentang pendanaan sebesar £33.6 juta yang diberikan oleh pemerintah untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19 yang baru dengan memaparkan partisipan manusia uji terhadap SARS-CoV-2 dalam kondisi terkontrol selama 30 hari setelah menerima kandidat vaksin yang dipilih. Pekerjaan satuan tugas kembali didukung dengan tambahan dana sebesar £19.7 juta untuk fasilitas uji klinis terkait uji darah di Lembaga Kesehatan Publik Inggris, spesifiknya di PHE Porton Down.[11]
Pada tanggal 22 Oktober, Oxford Immunotec mengumumkan bahwa perusahaan mereka telah dipilih oleh satuan tuga menjadi penyedia satu-satunya untuk uji Sel T untuk SARS-Cov-2. Pemilihan ini dideong dengan pendanaan sebesar £3 juta yang dipertegas oleh Sekretaris Bisnis, Alok Sharma tentang pentingnya diagnosis sel T dalam memastikan performa kandidat vaksin dari semua vaksin COVID-19 percobaan yang digunakan.[13]
Pada tanggal 27 October 2020, Bingham menerbitkan sebuah artikel di The Lancet. Artikel ini menyorot keseluruhan strategi dari portofolio vaksin yang beragam dengan fokus terhadap vaksin yang mampu mencapai respon imun setelah 65 detik. Dari kumpulan awal sebanyak 240 vaksin potensial, satuan tugas memilih enam kandidat vaksin dengan metode yang beragam:: vektor adenoviral, RNA duta, protein adjuvan, vaksin virus inaktif penuh.[14] Keesokan harinya, Bingham memperingatkan bahwa vaksin COVID-19 generasi pertama mungkin akan tidak sempurna dan akan hanya mengurangi gejala daripada mencegah infeksi virus terjadi.[15][16]
Pusat vaksinasi
[sunting | sunting sumber]Ada tujuh lokasi pusat vaksinasi yang dibuka di Inggris pada tanggal 11 Januari 2021, yaitu Stadion Ashton Gate di Bristol, Tempat balap Epsom di Surrey, ExCeL London, Centre for Life di Newcastle upon Tyne, Pusat Sepak Bola dan Tenis Manchester, Robertson House di Stevenage dan Millennium Point di Birmingham.[17] Sejak tanggal 18 Februari 2021, vaksin mulai dibagikan untuk dua kelompok prioritas, yaitu lansia yang berusia diatas 70 tahun dan orang-orang yang sangat rentan secara klinis. Pemerintah Britania Raya menargetkan minimal dua juta orang tiap minggunya telah divaksin.[18] Ada sekitar 14 juta orang yang di kelompok empat prioritas teratas, yaitu lansia diatas 70 tahun , pekerja di bidang kesehatan, perawat di panti jompo dan orang-orang yang rentan secara klinis.[19] Pada tanggal 27 Januari 2021, lebih dari enam juta orang telah menerima vaksinasi.[20]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Kate Bingham appointed chair of UK Vaccine Taskforce". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). 16 Mei 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ "Government launches Vaccine Taskforce to combat coronavirus". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). 16 April 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ Vaccine Taskforce Aims (PDF) (Laporan). www.gov.uk. 6 April 2020. hlm. 1. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
Saat ini, ada pengerjaan diseluruh pemerintah, tetapi tidak terkoordinasi dengan cukup. Satuan tugas akan membawa pemerintah bersama dengan industri,akademis, lembaga pendanaan, regulator, logistik dan keuangan untuk membuat keputusan cepat untuk meletakkan UK dalam posisi yang mempercepat pengembangan vaksin dan vaksinaksi terhadap proporsi yang tepat dari populasi sesegera mungkin setelah sebuah vaksin tersedia.
- ^ a b "Update on the Vaccine Taskforce: 1 March 2021". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). 1 Maret 2021. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ a b "Nadhim Zahawi MP". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ Boseley, Sarah (1 July 2020). "Oxford offers best hope for Covid-19 vaccine this year, MPs told". Guardian News & Media Limited.
- ^ Boland, Hannah (12 September 2020). "Oxford's Sir John Bell: 'We're not going to beat the second wave'". The Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 19 MAret 2021.
- ^ "Coronavirus vaccine will be only 50pc effective, warns head of UK taskforce". The Telegraph. London. 14 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-14.
- ^ Sandhu, Rajdeep (17 Oktober 2020). "Covid-19: Most vulnerable 'could get vaccine by Christmas'". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ Hayes, Andy (18 Oktober 2020). "Coronavirus: 'More than one vaccine' will be available early in 2021, SAGE scientist says". Sky News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ a b "Expert partnership to explore and establish Human Challenge studies of COVID-19 in the UK". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). 20 Oktober 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ Cookson, Clive (20 Oktober 2020). "Volunteers to be infected with coronavirus in world's first 'human challenge' trials". The Financial Times. London. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ "UK Vaccines Taskforce has Selected Oxford Immunotec as the Sole Supplier of T cell Testing for SARS-CoV-2 Specific Responses in New COVID Vaccine Trials | Oxford Immunotec International". www.oxfordimmunotec.com. Diakses tanggal 2021-03-19.
- ^ Bingham, Kate (2021-01). "The UK Government's Vaccine Taskforce: strategy for protecting the UK and the world". The Lancet. 397 (10268): 68–70. doi:10.1016/s0140-6736(20)32175-9. ISSN 0140-6736. PMC 7833709 . PMID 33125932 Periksa nilai
|pmid=
(bantuan). - ^ "Coronavirus vaccine taskforce chair says first COVID vaccines 'likely to be imperfect' and 'might not prevent infection'". Sky News. 28 October 2020. Diakses tanggal 2020-10-28.
- ^ "Coronavirus vaccine taskforce chair says first COVID vaccines 'likely to be imperfect' and 'might not prevent infection'". Sky News (dalam bahasa Inggris). 28 Oktober 2020. Diakses tanggal 19 Maret 2021.
- ^ Sharma, Ruchira (11 Januari 2021). "Seven mass Covid vaccination hubs open in England as delivery scales up". inews.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Maret 2021.
- ^ Hughes, David (21 Februari 2021). "Where Covid vaccine mass hubs are, and how to use the NHS booking service". inews.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Maret 2021.
- ^ Finnis, Alex (18 Januari 2021). "Covid vaccination UK priority list, schedule and how booking works explained". inews.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Maret 2021.
- ^ Wickware, Carolyn (16 Februari 2021). "Everything you need to know about the UK's COVID-19 vaccination programme". The Pharmaceutical Journal (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 Maret 2021.