Seigneur de Bayard
Nama dalam bahasa asli | (fr) Pierre Terrail de Bayard |
---|---|
Biografi | |
Kelahiran | 1476 (Kalender Masehi Gregorius) Pontcharra |
Kematian | 30 April 1524 (47/48 tahun) Romagnano Sesia |
Penyebab kematian | Terbunuh dalam tugas |
Kegiatan | |
Pekerjaan | Condottiero, knight |
Pangkat militer | knight |
Konflik | Perang Italia |
Keluarga | |
Saudara | Philippe Terrail (en) dan Jacques Terrail (en) |
Penghargaan |
Seigneur de Bayard merupakan tentara kenamaan negara Perancis dengan julukan Ksatria Sempurna. Atas kesetiaan dan keberaniannya ia pun dikenal sebagai le chevalier sans peur et sans reproche.[1]
Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Ia hidup di zaman Rennaissance dimana budaya kesatriaan mulai terkikis. Lahir di Pierre Terrail di Istana Bayard dekat Grenoble, sejak muda ia sudah menarik perhatian raja Charles VIII. Ia tergabung dalam kasta bangsawan dan berpartisitasi pada ekspedisi Italia pada tahun 1494. Ia dikabarkan telah menahan 200 orang Spaniard di Garigliano, Itali, hal ini terjadi karena pendeta Julius II ingin menjadikannya pengawal para petinggi agama. Saat Perancis kalah pada tanggal 1513 oleh Inggris di Guinate, Bayard tidak ingin menyerah dan ia pun terus bertarung hingga ia berhasil melucuti tentara Inggris. Raja Henri VIII pun terkesan dengan keberaniannya dan raja pun berhasil dibebaskan tanpa tebusan apapun.[1]
Prestasi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1521 di Mezieres. Ia dan 1000 pasukannya berhasil bertahan selama enam minggu atas kepungan dari 30.000 pasukan pimpinan kaisar Charles V, dan memukul mundur pasukan kekaisaran. Kejadian ini menyelamatkan pusat Perancis dari invasi dan memberi kesempatan Perancis untuk merekrut tentara baru. Atas kejadian ini Bayard pun dijuluki 'penyelamat bangsa' dan dianugrahkan 100 tangan-kanan, pasukan khusus St. Michael, sebuah anugrah yang biasanya disematkan kepada pangeran dari keluarga kerajaan. Kualitas ia sebagai ksatria bangsawan, sangat terlihat secara bagaimana ia dapat mendapat informasi tentang kekuatan dan posisi musuh, serta kemampuan memata-mati. Dan ia pun sadar betul atas pentingnya era Rennaissance untuk masa depan. Sebagai salah satu yang dianggap sebagai pahlawan ia disebut, memiliki visi dan pandangan berperang yang realistis [1]
Akhir Hidup
[sunting | sunting sumber]Bayard gugur medan perang saat ia dan Admiral Bonnivet memimpin pasukan Perancis melawan pasukan Italia. Bonnivet terluka dan pasukan Perancis harus terpaksa mundur. Bayard yang memimpin sendirian memprioritaskan untuk menjaga barak pasukan terdekat dan terlibat bentrok di sungai Revia, dan ia pun terluka parah. Ia pun meninggal pada 30 April 1524, di tangan pasukan Spanyol yang mengagumi Bayard, sehingga mereka pun mengembalikan jasad Bayard ke pihak Perancis untuk dimakamkan secara layak.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]