Selembayung
Selembayung, disebut juga Sulo Bayuang dan Tanduak Buang, merupakan salah satu ikon arsitektur melayu Riau [1] Selembayung merupakan hiasan yang terletak di atas atap, sementara hiasan yang terletak di bagian ujung sisi kanan dan kiri atap merupakan sayap layang-layang. Ukiran selembayung dan sayap layang-layang mempunyai motif tumbuh-tumbuhan yang dipadu padankan dengan motif burung. Motif burung ini merupakan burung balam atau balam dua selenggek.[2] Pada bagian bawah selembayung, adakalanya diberi hiasan tambahan seperti tombak terhunus yang menyambung dikedua ujung.[3]
Selembayung merupakan ornamen yang paling sering digunakan dan paling menonjol dalam perancangan bangunan di kota Pekanbaru.[3] Rumah-rumah terhormat banyak yang memakai selembayung sebagai hiasan.[2]
Makna
[sunting | sunting sumber]Makna selembayung berdasarkan warna [2]
Warna | Makna |
---|---|
Putih | Kesucian |
Merah | Persaudaraan dan Keberanian |
Kuning | Kekuasaan |
Biru | Keperkasaan di lautan |
Hijau | Kesuburan dan Kemakmuran |
Hitam | Keperkasaan |
Hitam | Kejayaan dan Kekuasaan |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Efni, N (30 Oktober 2017). "The Dynamics of Riau People in Using of "Selembayung" as a Malay Culture Preservation Strategy" (PDF). Int J Drug Dev & Res. 9 (4). Diakses tanggal 5 Maret 2019.
- ^ a b c Felita, A. Thahir, A. Handjajanti, S. dan Kridarso, ER (2018). "Langgam Arsitektur Melayu Riau Pada Bangunan Fasilitas Umum di Bengkalis Objek Studi Museum Sultan Syarif Kasim". Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018 ”Teknik, Kedokteran Hewan, Kesehatan, Lingkungan dan Lanskap. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-06. Diakses tanggal 5 Maret 2019.
- ^ a b Faisal, G. Wihardyanto, D (Juni 2013). "Selembayung Sebagai Identitas Kota Pekanbaru: Kajian Langgam Arsitektur Melayu" (PDF). Indonesian Journal of Conservation. 2 (1). Diakses tanggal 5 Maret 2019.