Sendaur, Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti
Sendaur | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Riau | ||||
Kabupaten | Kepulauan Meranti | ||||
Kecamatan | Rangsang Pesisir | ||||
Kode pos | 28755 | ||||
Kode Kemendagri | 14.10.09.2007 | ||||
Luas | 13700 km² | ||||
Jumlah penduduk | 1213 jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Sendaur merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Asal muasal kata Sendaur menurut bahasa melayu berasal dari kata sendawe yang berarti kenyang, sendaur bisa juga berasal kata sendau yang berarti air yang banyak. Sedangkan menurut istilah sendaur berarti daerah subur yang memiliki simpanan air yang banyak, ini karena masih adanya hutan dan derasnya aliran air yang berasal dari hulu sungai Sendau. Dahulu kala, Desa Sendaur masih berupa hutan lebat, dari tebing sungai Sendau sampai ketebing sungai Melai tumbuh pepohonan seperti nibung, kayu berbagai jenis dan pohon-pohon rumbia. Sekitar akhir tahun 1920an datanglah Kakek Ulik (Haji Imaran) dan kawan-kawannya dari Malaysia. Mereka datang karena di Malaysia dalam kondisi tidak aman. Oleh sebab itulah mereka datang ke daerah yang di kenal dengan nama Hulu Mudik Sungai Sendau untuk membuat perkampungan, persawahan dan perkebunan kelapa. Mereka mendapatkan izin dari Penghulu Selatpanjang dan atas restu Sultan Siak Sri Inderapura. Dengan kawasan dari tebing sungai Sendau sampai ke tebing sungai Melai. Awalnya dari beberapa keluarga, kampong ini akhirnya menjadi ramai di datangi para pengungsi perang dari Malaysia. Saat itu, kampong ini masih bernama Hulu Mudik Sungai Sendau. Selanjutnya, karena dalam pembukaan lahan banyak di jumpai pohon-pohon nibung, maka atas kesepakatan bersama kampong Hulu Mudik Sungai Sendau di rubah namanya menjadi Kampong Parit Nibung.