Lompat ke isi

Shaimoery Wignjo Soebroto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangShaimoery Wignjo Soebroto
Biografi
Kelahiran1r Agustus 1930 Edit nilai pada Wikidata
Tuban Edit nilai pada Wikidata
Kematian18 Februari 2005 Edit nilai pada Wikidata (74 tahun)
Rumah Sakit Umum Dr. M. Djamil Edit nilai pada Wikidata
Daftar Wali Kota Sawahlunto
1971 – 1983 Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
Kelompok etnikOrang Jawa Edit nilai pada Wikidata
PendidikanUniversitas Gadjah Mada Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanbirokrat, politikus, pegawai negeri sipil Edit nilai pada Wikidata
Bekerja diPemerintah Provinsi Sumatra Barat
Pemerintah Kota Sawahlunto
Hizbullah (Indonesia) Edit nilai pada Wikidata

Shaimoery Wignjo Soebroto atau biasa disingkat Shaimoery W.S. gelar Sutan Indra Kesuma (1 Agustus 1930 – 18 Februari 2005) adalah seorang pejuang dan birokrat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Sawahlunto tiga periode sejak 1971 hingga 1983. Ia juga dikenal sebagai pencipta mars Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Shaimoery dilahirkan di Tuban, Jawa Timur pada 1 Agustus 1930, sebagai putra dari Boedihardjo dan Siti Romlah.[1][2] Ia mengenyam pendidikan di Madrasah Hidayat Islamic School Tuban pimpinan K.H. Fathurrahman Kafrawi (1937–1942), Sekolah Rakyat Kranggan Tuban (1942–1943), SMP Swasta Tuban (1944–1948), dan SMA Perjuangan dan SMA Nasional Madiun Tahun 1953.[3] Saat bersekolah ia terlibat dalam Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia dan Pelajar Islam Indonesia cabang Tuban.[1]

Pada masa pendudukan Jepang, Shaimoery mengikuti organisasi barisan pemuda Seinendan untuk pendidikan militer, dan berhasil terpilih menjadi Seinen Gakko, atau juara istimewa.[2]

Pasca kemerdekaan Indonesia, Shaimoery dikenal sebagai komandan seksi berpangkat Letnan Dua pada Barisan Hizbullah III, Regimen VI dan Divisi Sunan Ampel Jawa Timur. Ia kemudian pindah menjadi staf batalyon hingga 1948.[2]

Pasa masa Agresi Militer Belanda I, Shaimoery bertugas sebagai front terdepan tentara Hizbullah di Surabaya. Selanjutnya pada Agresi Militer Belanda II, dia terlibat dalam Pemerintahan Militer Manisrenggo dan Prambanan Kabupaten Klaten hingga Daerah Istimewa Yogyakarta diserahkan kepada Indonesia pada 19 Desember 1949.[2]

Pada 1953, Shaimoery melanjutkan pendidikan ke Universitas Gadjah Mada. Pada 1958, ia mengikuti program Pengerahan Tenaga Mahasiswa UGM[3] dan ditugaskan menjadi Direktur SMA Negeri 1 Sungaipenuh Kabupaten Kerinci hingga 1960. Pada 1960, ia kembali berkuliah di Jurusan Administrasi Negara UGM dan meraih gelar sarjana (Drs.) pada 1964. Ketika berkuliah ia aktif sebagai pengurus PMII komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM sejak 1962 hingga 1964.[4][1]

Pada 1964, ia memulai karier sebagai Staf Sekretariat Komando Pelaksana Daerah Perbatasan (Kopedasan). Tahun berikutnya ia diangkat menjadi Wakil Sekretaris Badan Koordinasi Pembangunan Daerah (Bakopda) Sumatera Barat. Selanjutnya di Kantor Gubernur Sumatera Barat ia diangkat sebagai Kepala Biro Pembangunan Daerah Sumatera Barat (1966–1968), Kepala Biro Pemerintahan Umum Sumbar (1968–1969), dan Kepala Biro Desentralisasi dan Tata Hukum Sumbar (1969–1970).[4]

Pada 1970, Shaimoery diangkat menjadi Wali Kotamadya Sawahlunto tiga periode hingga 1983. Pada masa yang sama ja juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Golongan Karya Kotamadya Sawahlunto dan Ketua Dewan Pembina Legiun Veteran Republik Indonesia Kotamadya Sawahlunto. Selanjutnya pada 1983 ia kembali menjadi Kepala Biro Pemerintahan Umum hingga 1986. Di masa pensiunnya, ia diangkat sebagai Ketua Koperasi Wredatama Kota Padang sejak 1988 hingga 2004.[4]

Dalam bermasyarakat, Shaimoery aktif dalam banyak organisasi di Sumatera Barat. Ia tercatat menjadi Pembina PMII Cabang Sumatera Barat (1964–1970), Ketua III Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar (1968–1969), Ketua Dewan Masjid Indonesia Provinsi Sumatera Barat (1985–1999), Wakil Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Sumatera Barat (1988–1993), Pembina PMII Provinsi Sumatera Barat (1984–1994), Ketua Yayasan Al Islam Padang (1984–1999), Anggota Dewan Pertimbangan KOSGORO Sumbar (1985–1999), Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Sumbar 1985–1987, Ketua PWNU Sumbar (1994–1999), dan Dewan Komisaris Yayasan Al Islam (1999–2004).[4]

Shaimoery meninggal dunia pada 18 Februari 2005 pukul 03.00 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tunggul Hitam, Padang. Ia meninggalkan seorang istri bernama Rosma Arief dan tujuh orang anak.[1][2] Pada 2014, namanya diabadikan menjadi sebuah nama jalan kota di Barangin, Sawahlunto.[5][6] Uty Shaimoery dan Nadhifa Salsabila merupakan keturunan Shaimoery.[butuh rujukan]

  1. ^ a b c d "Lambang, Bendera, Mars Dan Tujuan PMII | PDF | Ilmu Sosial | Perjalanan". Scribd. Diakses tanggal 11 Feb 2025. 
  2. ^ a b c d e Name, Your (18 Agu 2023). "Mengenal Pengarang Mars PMII, Sahabat Shaimoery W.S". Diakses tanggal 11 Feb 2025. 
  3. ^ a b "Jelang Ramadhan, Sejumlah Aktivis Ziarahi Makam Penggubah Mars PMII". NU Online. Diakses tanggal 11 Feb 2025. 
  4. ^ a b c d "PMII Cabang Padang Ziarah ke Makam Shaimoery". NU Online. Diakses tanggal 11 Feb 2025. 
  5. ^ https://issuu.com/haluan/docs/hln021214/21
  6. ^ "PERDA Kota Sawah Lunto No. 2 Tahun 2018". Database Peraturan | JDIH BPK. Diakses tanggal 11 Feb 2025.