Sidoagung, Sruweng, Kebumen
Sidoagung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kebumen | ||||
Kecamatan | Sruweng | ||||
Kode pos | 54362 | ||||
Kode Kemendagri | 33.05.14.2017 | ||||
Luas | 516 Ha | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
|
Sidoagung adalah sebuah desa dari 21 (dua puluh satu) desa yang ada di kecamatan Sruweng, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Dan merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen di sebelah barat dengan luas 516 Ha.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Secara geografis, Desa Sidoagung masuk dalam wilayah Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Dan secara topografi terdiri dari tanah datar (perkampungan), dataran rendah (persawahan) dan sebagian pegunungan. Ini merupakan sebuah desa yang terbesar di Kecamatan Sruweng yang terletak di bagian utara dari jalan raya utama Sruweng.
Batas-Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah dari Desa Sidoagung sebagai berikut:
Utara | Giripurno, Karanganyar, Kebumen |
Timur | Karangjambu, Sruweng, Kebumen |
Selatan | Klepusanggar, Sruweng, Kebumen |
Barat | Candi, Karanganyar, Kebumen |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Desa Sidoagung merupakan desa pengabungan dari dua desa, yaitu Desa Serkitik dan Desa Klangon. Berdiri pada tahun 1945 berdasarkan sejarah tentang pembentukan Desa Sidoagung Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen.
Nama Sidoagung diambil dari dua kata yaitu "Sido" yang berarti "Jadi" dan "Agung" berarti "Besar". Jadi, Sidoagung mempunyai arti menjadi "Desa yang Besar". Sebelumnya, Desa Sidoagung terdiri dari dua desa, yaitu Klangon dan Serkitik. Desa (Kademangan) Klangon berada di sebelah barat, menurut cerita orang yang pertama kali menjabat sebagai Lurah (Demang) dan orang yang pertama kali merintis adalah Kyai Sampe Beduk atau K. Fathurrahman (Nama Islam) atau Wangsoyudho (Nama Jawa). Sekarang, posisi makamnya terletak di sebelah timur Masjid Nurul Barokah RT. 03 / RW. 04 Sidoagung. Konon, Kyai Sampe Beduk adalah termasuk prajurit Keraton Mataram, yang berasal dari Desa Kalasan Kabupaten Demak.
Wilayah Klangon pada saat itu terdiri dari beberapa pedusunan, yaitu Klangon, Klangon Tempel, Curug, Pacalbalung, dan Sipendok. Adapun yang pernah menduduki jabatan tertinggi di Desa Klangon, yaitu:
- Kyai Sampek Beduk (belum diketahui tahunnya)
- Martasenjaya (belum diketahui tahunnya)
- H. Husen (belum diketahui tahunnya)
- Raden Wangso (belum diketahui tahunnya)
Sedangkan di Sebelah timur, dulunya bernama Desa Serkitik. Nama Serkitik diambil dari kata "Merketek" yang artinya "Tanaman yang Sulit Tumbuh". Desa Serkitik dirintis oleh tokoh yang sakti bernama Satidharma (sekarang makamnya di perbukitan wilayah Serkitik sebelah utara saluran irigasi Sempor).
Adapun yang pernah menduduki jabatan tinggi di Desa Serkitik, yaitu:
- Satidharma
- Mukman
- Atmodirjo
Kemudian, pada saat Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 atas usulan Lurah Atmodirjo dan para tokoh masyarakat terjadi musyawarah dan kesepakatan untuk menggabungkan dua desa tersebut untuk mengintrigasikan Wilayah Klangon dan Wilayah Serkitik. Dengan perjanjian, Balai Desa terletak wilayah Dusun Klangon dan lapangan desa di wilayah Dusun Serkitik. Penggabungan dua desa ini dilatarbelakangi karena adanya persaingan yang kurang sehat antara Lurah Klangon dan Lurah Serkitik.
RT / RW dan Dusun
[sunting | sunting sumber]Desa Sidoagung memiliki 36 RT (Rukun Tetangga) dan 9 RW (Rukun Warga). Dengan nama dusun sebagai berikut:
- RW 1: Dusun Curug
- RW 2: Dusun Klangon Tempel
- RW 3: Dusun Pacalbalung
- RW 4: Dusun Klangon
- RW 5: Dusun Sipendok
- RW 6: Dusun Karangjati
- RW 7: Dusun Serkitik
- RW 8: Dusun Depok
- RW 9: Dusun Bersole
Daftar Kepala Desa / Lurah
[sunting | sunting sumber]- Madsupyan (1956-1986)
- Sudjono (1986-2006)
- Mulyanto (2007-2013)
- Ahmad khomarudin (2013-Sekarang)
Jejak Peristiwa
[sunting | sunting sumber]1943-1948
- Terjadi kelaparan (Tahun 1943)
- Penjajahan Belanda II (Tahun 1947-1948)
1950-1951
- Pemberontakan Angkatan Oemat Islam (AOI)
1964-1965
- Pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/PKI)
1970-1988
- Di bawah Pimpinan Kades Madsupyan, Desa Sidoagung mendapatkan Juara II Lomba Desa Sekecamatan Sruweng dalam Rangka HUT RI ke 25 (Tahun 1970)
- Desa Sidoagung mendapatkan Juara II Gerak Jalan Putra (Tahun 1986)
- Juara III Bola Voli Putra pada Lomba Olahraga Bulan Bakti LKMD Tingkat Kecamatan (Tahun 1986)
- Terjadi paceklik dan mendapatkan bantuan beras bulgur, susu dan sarden (Tahun 1973)
- Di bawah Pimpinan Kades Madsupyan, Desa Sidoagung mendapatkan Piagam Penghargaan Percepatan Pembayaran IPEDA/PBB dari Bupati Kebumen (Tahun 1976-1988)
- TP PKK Desa Sidoagung mendapatkan Juara III Lomba PKK Tingkat Kecamatan (Tahun 1987)
- Desa Sidoagung mendapatkan Juara II Bola Voli Putri dalam Rangka HUT RI ke 42 Tingkat Kecamatan (Tahun 1987)
- Desa Sidoagung mendapatkan Bantuan Bangunan Masjid Nurul Barokah di Dusun Klangon dan Rehab Masjid Nurul Hidayah di Curug dengan perantara Menteri Perhubungan, Rusmin Nuryadi (Tahun 1987)
- Pemilihan Kepala Desa dengan Kades terpilih Sudjono (Tahun 1988)
1991-1998
- Terjadi tanah longsor, 1 orang meninggal dunia di wilayah RW. 01 (Tahun 1991)
- Mendapatkan Program Bantuan IDT I (Tahun 1995)
- Mendapatkan Program Bantuan IDT II (Tahun 1996)
- Mendapatkan Program Bantuan IDT III (Tahun 1997)
- Pemilihan Kepala Desa dengan Kades terpilih Sudjono (Tahun 1998)
2001-2007
- Menerima bantuan pengaspalan jalan 1500 m (Tahun 2001)
- Tanah longsor di perbatasan Desa Sidoagung-Penusupan (Tahun 2003)
- Pemilihan Kepala Desa dengan Kades terpilih Mulyanto (Tahun 2007)
2011-2019
- Betonisasi jalan Sidoagung Penupusan Program PNPM Mandiri sepanjang 2040 m (Tahun 2011)
- Betonisasi jalan Sidoagung-Giripurno Program PNPM Mandiri sepanjang 2035 m (Tahun 2012)
- Rehab Balai Desa Sidoagung (Tahun 2012)
- Rehab Gedung PKD (Tahun 2012)
- Pengaspalan jalan Sidoagung-Sidoagung (Tahun 2012)
- Pemilihan Kepala Desa dengan Kades terpilih Ahmad Komarudin (Tahun 2013)
- Jembatan Sidoagung Purwodeso ambruk (Tahun 2013)
- Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 137 unit dari APBN (Tahun 2014)
- Program Dana Desa (DD) dari APBN terlaksana untuk kegiatan pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan (Tahun 2015-2019)
- Banjir cukup besar di awal tahun dan jembatan penghubung di RT. 02 / RW. 04 ambruk (Tahun 2019)
- Pemilihan Kepala Desa dengan Kades terpilih Ahmad Komarudin (Tahun 2019)
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Masyarakat di Desa Sidoagung umumnya lebih banyak mengandalkan penghidupan sehari-hari sebagai buruh tani. Terutama sebagai petani padi.
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Di bidang pendidikan, Desa Sidoagung memiliki sarana pendidikan dari Satuan PAUD Sejenis (SPS), Kelompok Belajar (KB) / Taman Kanak-Kanak (TK) / Sederajat, dan Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sederajat.
Satuan PAUD Sejenis (SPS)
[sunting | sunting sumber]Kelompok Belajar (KB) / Taman Kanak-Kanak (TK) / Sederajat
[sunting | sunting sumber]Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI) / Sederajat
[sunting | sunting sumber]Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Curug Silangit Ini merupakan tempat wisata yang paling populer yang dimiliki desa ini. Curug Silangit adalah sebuah air terjun yang tingginya sekitar 12 meter dengan kondisi air yang cukup bersih. Jika pada hari Minggu, banyak pengunjung yang datang untuk sekadar berekreasi ataupun untuk mandi.
Namun, setelah kejadian tragis yang menewaskan seorang warga dari desa tetangga sekitar tahun 90-an, kini Curug Silangit Sidoagung sepi dikunjungi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Legenda dan Sejarah Desa Sidoagung Kec. Sruweng, Kab. Kebumen Diarsipkan 2020-04-06 di Wayback Machine.