Sime Darby
Publik | |
Kode emiten | MYX: 4197 |
ISIN | MYL4197OO009 |
Industri | Konglomerat |
Pendahulu | Sime, Darby and Co. Guthrie Golden Hope |
Didirikan | 2007 |
Kantor pusat | , Malaysia |
Wilayah operasi | Asia Pasifik |
Tokoh kunci | Samsudin Osman, Chairman (Plt) Jeffri Salim Davidson, CEO) |
Produk | Industri, mesin, logistik |
Pendapatan | MYR 36,9 milyar (2020)[1] |
MYR 820 juta (2020)[1] | |
Karyawan | Lebih dari 20.000 |
Induk | Permodalan Nasional Berhad |
Situs web | www |
Sime Darby Berhad (MYX: 4197) adalah sebuah konglomerat perdagangan asal Malaysia. Perusahaan ini terutama berbisnis di bidang industri, mesin, logistik, pelayanan kesehatan, dan asuransi.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Sime Darby yang eksis hingga saat ini dibentuk pada tahun 2007 melalui penggabungan dari tiga perusahaan.
Sime, Darby & Co. Ltd
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Oktober 1910, pebisnis asal Britania Raya, William Sime dan Henry Darby mendirikan Sime, Darby & Co. untuk berbisnis di bidang budidaya karet. Perusahaan ini lalu berekspansi ke budidaya kelapa sawit dan kakao. Pada saat mendirikan perusahaan ini, William Sime baru berusia 37 tahun. Setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai asisten pedagang di Singapura, ia pernah berbisnis di bidang impor-ekspor dan budidaya kopi, tetapi dua bisnis tersebut kemudian gagal. Sedangkan Henry Darby saat itu adalah seorang bankir kaya berusia 50 tahun asal Inggris yang memiliki properti di Malaya bagian utara.[2]
Pada bulan September 1973, mitra senior dari firma yang mengaudit Sime Darby ditemukan meninggal.[3][4] Dalam dua surat yang ia tulis sebelum bunuh diri, ia menduga bahwa dia dibius dan ditipu oleh Dennis Pinder, chairman dan direktur utama dari Sime Darby, terkait audit yang sedang ia lakukan terhadap Sime Darby.[4] Kemudian, Dennis Pinder dituduh menyalahgunakan uang senilai lebih dari S$3 juta.[4] Pada saat itu, Sime Darby adalah salah satu perusahaan terbesar di Singapura dan Malaysia. Pinder lalu dipenjara setelah mengaku bersalah pada bulan Oktober 1975.[3]
Pada tahun 1977, Sime Darby diakuisisi oleh investor asal Malaysia, terutama melalui Tradewinds (Malaysia) Sdn. Bhd. Pada bulan Desember 1979, dengan telah didirikannya Sime Darby Bhd (SDB) dan Consolidated Plantations Bhd (CPB), Sime Darby memindahkan kantor pusatnya ke Kuala Lumpur dan menjadi perusahaan yang didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di Malaysia.[5]
Guthrie
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan di Singapura pada tahun 1821 oleh Alexander Guthrie. Perusahaan ini adalah perusahaan perdagangan asal Britania Raya pertama di Asia Tenggara. Guthrie memperkenalkan karet dan kelapa sawit di Malaysia masing-masing pada tahun 1896 dan 1924. Guthrie Group mengadakan penawaran umum perdana pada tahun 1987, dan kemudian resmi melantai di Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) pada tahun 1989.[6]
Golden Hope
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1905, Harrisons & Crosfield, sebuah perusahaan perdagangan teh dan kopi asal Britania Raya, membeli sejumlah kebun kecil di Malaysia dengan harga £50.000, dan kemudian menggabungkan kebun-kebun tersebut untuk membentuk Golden Hope Rubber Estate.[7] Pada tahun 1982, Harrisons & Crosfield menjual Golden Hope, Pataling, dan London Asiatic[8] – ke sebuah perusahaan asal Malaysia dengan harga £146 juta.[7] Pada tahun 1990, nama perusahaan ini diubah menjadi Golden Hope Plantations Bhd setelah Permodalan Nasional Berhad menguasai mayoritas saham dari perusahaan ini. Bisnis utama dari perusahaan ini adalah awalnya di bidang perkebunan tropis, tetapi perusahaan ini kemudian juga berekspansi ke bidang lain, seperti produksi gliserin, jus buah, dan lahan yasan. Perusahaan ini memiliki 83 anak usaha di 7 negara. Kebun utama dari perusahaan ini terletak di Carey Island dan Banting di Selangor.[9]
Penggabungan
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Januari 2007, Sime Darby, Guthrie, dan Golden Hope bergabung untuk membentuk Synergy Drive. Pada tanggal 27 November 2007, nama Synergy Drive diubah menjadi Sime Darby Berhad.[10] Hingga tahun 2011, Sime Darby menguasai tanah seluas 850.000 hektar.[11] Pada tahun 2011, pemegang saham terbesar di perusahaan ini berturut-turut adalah Amanah Saham, Employees Provident Fund, dan Permodalan Nasional Berhad.[12] Pada tahun 2010, CEO perusahaan ini adalah Datuk Mohd Bakke Saleh, yang juga merupakan CEO dari Bank Islam.[13][14]
Melantai di bursa saham
[sunting | sunting sumber]Pada bulan November 2017, Sime Darby Berhad resmi memperdagangkan saham dari dua anak usahanya, yakni Sime Darby Plantation Berhad dan Sime Darby Property Berhad, di Pasar Utama dari Bursa Malaysia, sehingga menciptakan tiga perusahaan yang berbisnis di bidang masing-masing.[15] Pemisahan tersebut bertujuan untuk membuka nilai dari perusahaan-perusahaan tersebut dan menyediakan visibilitas terhadap performa dari tiap perusahaan. Jeffri Salim Davidson saat ini menjabat sebagai CEO Sime Darby Bhd, sementara Mustamir Muhamad menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Datuk Thomas Leong Yew Hong menjabat sebagai Direktur Strategi. Permodalan Nasional Berhad memegang 52% saham Sime Darby Bhd.[16]
Bisnis
[sunting | sunting sumber]Divisi industri dan mesin
[sunting | sunting sumber]Divisi ini adalah penyumbang pendapatan terbesar bagi Sime Darby.[17]
Pelayanan kesehatan
[sunting | sunting sumber]Ramsay Sime Darby Health Care Sdn Bhd (RSDH) adalah sebuah joint venture yang dimiliki bersama-sama oleh Sime Darby dan Ramsay Health Care asal Australia.[18]
Di Malaysia, RSDH memiliki dan mengoperasikan tiga rumah sakit, yakni Subang Jaya Medical Centre, Ara Damansara Medical Centre, dan ParkCity Medical Centre.[18]
Di Indonesia, perusahaan ini mengoperasikan dua rumah sakit di Jakarta, yakni RS Premier Bintaro dan RS Premier Jatinegara, serta satu rumah sakit di Surabaya, yakni RS Premier Surabaya.[18]
Bisnis lain
[sunting | sunting sumber]Sime Darby Global Services Centre mempekerjakan 510 orang dan menyediakan layanan manajemen sumber daya manusia, keuangan, pengadaan, dan teknologi informasi untuk perusahaan yang ada di dalam Sime Darby Group. Layanan yang disediakan antara lain pemrosesan hutang dan piutang, pembukuan, administrasi dan penggajian sumber daya manusia, pengadaan dan pendaftaran pemasok, kartu korporat, serta hosting peladen. Pada bulan Mei 2019, Sime Darby Global Services Centre diakuisisi oleh DXC Technology.[19]
Sime Darby Lockton Insurance Brokers Sdn Bhd (26364-U) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kepialangan asuransi. Perusahaan ini menyediakan layanan manajemen resiko, asuransi, dan takaful. Sime Darby Berhad memegang 60% saham Sime Darby Lockton Insurance Brokers Sdn Bhd, melalui anak usahanya, yakni Sime Darby Allied Products Bhd. Sementara Lockton Overseas Ltd memegang sisanya.[20]
Saham Eastern & Oriental
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Agustus 2011, Sime Darby membeli 30% saham pengembang properti asal Penang, Eastern & Oriental Bhd (E&O) dengan harga RM766 juta atau RM2,30 per lembar saham. Saham tersebut dibeli dari direktur utama E&O, Terry Tham, pebisnis Wan Azmi Wan Hamzah, dan perusahaan kepialangan saham asal Singapura, GK Goh Holdings Ltd.[21]
Pada tahun 2014, Sime Darby menjual 110 juta lembar saham biasa E&O ke Morning Crest Sdn Bhd dengan harga RM319 juta atau RM2,90 per lembar saham. Setelah penjualan tersebut selesai, Sime Darby masih memegang sekitar 22% saham E&O.[22]
Pada tahun 2016, Sime Darby menjual 10% saham E&O dengan harga RM323,3 juta atau RM2,45 per lembar saham ke direktur utama E&O, Datuk Seri Terry Tham.[23]
Saham Lotus's Stores
[sunting | sunting sumber]Sime Darby memegang 30% saham Lotus's Stores Sdn Bhd.[24] Tesco Malaysia adalah salah satu peritel makanan terbesar di Malaysia dengan mengoperasikan lebih dari 50 unit hipermarket.[25]
Tanggung jawab sosial
[sunting | sunting sumber]Yayasan Sime Darby adalah unit filantropis dari Sime Darby. Sime Darby Bhd setuju untuk menyumbang RM 20 juta per tahun ke Yayasan Sime Darby selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2017.[26]
Kontroversi
[sunting | sunting sumber]Tuduhan tenaga kerja paksa
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Januari 2022, Customs & Border Protection (CBP) mengumumkan bahwa mereka telah memiliki informasi yang cukup untuk menetapkan bahwa Sime Darby Plantation menggunakan tenaga kerja paksa dan bahwa barang milik Sime Darby Plantation dapat disita.[27] Pada bulan April 2022, Cargill mengumumkan bahwa mereka telah berhenti membeli minyak sawit dari Sime Darby Plantation Bhd. sejak tanggal 25 Februari 2022, setelah Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka menemukan indikasi adanya tenaga kerja paksa di Sime Darby Plantation.[28]
Pada tanggal 26 April 2022, Sime Darby mengumumkan bahwa mereka telah menyerahkan sebuah laporan ke CBP. Laporan tersebut diharapkan dapat membatalkan Withhold Release Order (WRO) yang dikenakan oleh CBP kepada mereka sejak bulan Desember 2020.[29]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Annual Report 2020" (PDF). Sime Darby Berhad. Diakses tanggal 4 December 2020.
- ^ "Malaysia targets alternative fuels market". The Telegraph. 22 December 2006. Diakses tanggal 19 December 2016.
- ^ a b Lim, Peter H L (2009). 1959-2009 Chronicle of Singapore Fifty years of Headline news. Editions Didier Millet. ISBN 9789814217750. Diakses tanggal 1 August 2016.
- ^ a b c Waterhouse, Ronald (27 March 2013). Child of Another Century. The Radcliffe Press. ISBN 9780857733146. Diakses tanggal 1 August 2016.
- ^ "Transnational corporations from Asian developing countries: The internationalisation characteristics and business strategies of Sime Darby Berhad". International Journal of Business Science and Applied Management. January 2008. Diakses tanggal 19 December 2016.
- ^ "September 1981 – The Dawn Raid". Hifzan Shafiee. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-27. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ a b "Answers - The Most Trusted Place for Answering Life's Questions". Answers.com. Diakses tanggal 21 January 2016.
- ^ "AIM25 collection description". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-14. Diakses tanggal 21 January 2016.
- ^ "Geostatistical analysis of N, P and K in Dusun Durian Estate Golden Hope Plantations Bhd. Banting, Selangor". United Nations. 2002. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ "A new Malaysian global champion is born". Sime Darby. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2007. Diakses tanggal 21 February 2018.
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 99
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 80/81
- ^ Helena Varkkey, The Haze Problem in Southeast Asia (Abingdon: Routledge, 2015), p. 81
- ^ "Board of Directors". Sime Darby. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2016. Diakses tanggal 21 January 2016.
- ^ "Sime Darby Prop and Plantation see weak start on debut". www.thesundaily.my (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 2018-05-30.
- ^ "Shareholder & Dividend Info - Sime Darby Berhad". www.simedarby.com. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ "Industrial division to continue driving FY18 growth at Sime Darby". The Edge Markets. 23 February 2018. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ a b c "Ramsay Sime Darby eyes portfolio expansion". The Star. 27 October 2018. Diakses tanggal 21 November 2018.
- ^ "US Listed DXC buys Sime Darby's global services centre". The Star. Diakses tanggal 31 May 2019.
- ^ "Our Shareholders". www.simedarbylockton.com. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ "Sime Darby's strange purchase and sale of E&O". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-18. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ "Sime Darby reduces stake in E&O". www.thesundaily.my. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ "Sime Darby sells E&O stake to Tham at lower price - Business News - The Star Online". www.thestar.com.my. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ Chester Tay (2018-06-30). "Sime Darby in no hurry to divest 30% stake in Tesco, CEO says". The Edge Markets. Diakses tanggal 2018-11-21.
- ^ "Other Businesses | Sime Darby Berhad". Simedarby.com. Diakses tanggal 2018-11-21.
- ^ "Proposed Internal Restructuring". Bursa Malaysia. Diakses tanggal 18 June 2018.
- ^ Reuters (2022-01-28). "U.S. says sufficient evidence of forced labour at Malaysia's Sime Darby Plantation". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-24.
- ^ Raghu, Anuradha. "Cargill Says Sime Didn't Adequately Address Forced Labor Reports". BloombergQuint (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-24.
- ^ "Sime Darby Plantation submits report to US CBP in bid to lift WRO". The Star (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-28.