Sinyal digital
Sinyal digital adalah sebuah jenis sinyal yang memiliki nilai berbentuk digital. Nilai bilangan pada sinyal digital hanya bilangan biner. Bentuknya juga hanya gelombang pulsa. Sinyal digital dapat mengirimkan informasi dengan kecepatan tinggi secara berulang tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas informasi. Daya kerja sinyal digital rendah dan memiliki kinerja maksimal.
Dalam sebuah sinyal digital, kuantitas fisik yang mewakili informasi dapat berupa arus atau tegangan listrik variabel, intensitas, fase atau polarisasi medan optik atau elektromagnetik lainnya, tekanan akustik, magnetisasi media penyimpanan magnetik, dan sebagainya. Sinyal digital digunakan di semua elektronik digital, terutama peralatan komputasi dan transmisi data.
Karakteristik
[sunting | sunting sumber]Sinyal digital memiliki bentuk gelombang pulsa atau kode. Bentuk gelombang maupun kode pada sinyal digital dapat berubah-ubah secara tiba-tiba. Selain itu, gelombang pulsa yang dihasilkan oleh sinyal digital hanya mempunyai dua nilai. Begitu pula dengan kodenya. Nilai tersebut adalah 0 dan 1.[1]
Informasi yang dikirimkan melalui sinyal digital dikirim dengan kecepatan tinggi hingga mencapai kecepatan cahaya. Kualitas dan kuantitas informasi tidak mengalami perubahan meski dikirim berulang-ulang. Informasi yang dikirim melalui sinyal digital juga dapat diproses dan dimodifikasi dengan mudah menjadi beragam bentuk. Sinyal digital juga memiliki kemampuan pemrosesan informasi dalam jumlah besar. Pemrosesan informasi juga dapat dilakukan dalam kondisi interaktif. Informasi yang dikirim melalui sinyal digital disebut bit.[2]
Sinyal digital menghasilkan interferensi digital yang rendah pada kanal. Sehingga pengoperasian sinyal digital juga dapat dalam daya yang rendah. Selain itu, sinyal digital memiliki lebar pita yang sempit, sehingga kinerjanya sinyal digital dapat maksimal.[3]
Produksi
[sunting | sunting sumber]Sinyal digital dapat dihasilkan melalui konversi sinyal analog ke sinyal digital. Prinsip pengubahan sinyal analog ke sinyal digital ada dua, yaitu kecepatan penyampelan dan resolusi. Kecepatan penyampelan menyatakan intensitas pengubahan sinyal analog ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu.[4]
Pengolahan
[sunting | sunting sumber]Sinyal digital merupakan salah satu contoh deret waktu. Sinyal pada dasarnya merupakan sebuah fungsi waktu secara analog. Sinyal digital mulai digunakan ketika penggunaan komputer digital mulai digunakan untuk proses pengolahan data. Rekaman data yang dihasilkan juga harus berbentuk digital. Sinyal analog kemudian diubah ke sinyal digital menggunakan alat konversi analog ke digital.[5]
Data atau sinyal umumnya memiliki gangguan. Bentuk gangguan ini ada yang diketahui dan ada pula yang acak. Informasi dari suatu sinyal dapat diketahui sebanyak-banyaknya melalui analisis dan diproses dengan komputer. Karena komputer menggunakan data digital maka sinyal harus diubah terlebih dahulu menjadi sinyal digital. Kegiatan ini dinamakan sebagai pemrosesan sinyal digital. Pemrosesan sinyal digital juga dinamakan analisis sinyal digital atau analisis runtun waktu.[6]
Transformasi Fourier cepat
[sunting | sunting sumber]Dalam pengolahan sinyal digital, Transformasi Fourier cepat digunakan sebagai teknik penyelesaian transformasi Fourier. Transformasi Fourier cepat digunakan pada sinyal digital untuk analisis runtun waktu. Pada kasus deret waktu, komputer dapat menyelesaikan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu sistem lebih cepat menggunakan Transformasi Fourier cepat. Kecepatan penyelesaiannya lebih cepat dibandingkan dengan penyelesaian hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu sistem dalam suatu kawasan waktu.[7]
Peran
[sunting | sunting sumber]Ekonomi digital
[sunting | sunting sumber]Kemampuan pemrosesan sinyal digital merupakan salah satu inti dari bisnis dalam ekonomi digital. Sinyal digital dibagikan secara individu di dalam bisnis melalui komputasi awan. Sinyal digital ini dibagi dalam bentuk data dasar oleh individu dalam bisnis skala kecil dan menengah.[8]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Yusro, M., dan Diamah, A. (2019). Sensor dan Transduser (Teori dan Aplikasi) (PDF). Jakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. hlm. 21.
- ^ Hendrawati, Tuti (2014). Sumekar, S., dan Purwanto, T., ed. Pedoman Pembuatan E-book dan Standar Ahli Media (PDF). Jakarta Pusat: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. hlm. 4. ISBN 978-979-008-686-9.
- ^ "Penggabungan Prinsip Kerja GPS dengan Sinyal ATSC untuk Membantu Sinyal GPS pada Saat Berada di Luar Daerah Line of Sight" (PDF). Seminar on Application and Research in Industrial Technology (SMART). Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada: 37. 2007.
- ^ Syamsuri, Tresna Umar (2016). "Merancang dan Membuat Modul Input Analog PLC Kecil untuk Sensor Analog". Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang. 8: C–82. ISSN 2085-2347.
- ^ Wati 2018, hlm. 1.
- ^ Wati 2018, hlm. 2.
- ^ Wati 2018, hlm. 7.
- ^ Wibowo, Agus (2022). Santoso, Joseph Teguh, ed. Inovasi dan Transformasi Perusahaan Digital (PDF). Semarang: Yayasan Prima Agus Teknik dan Universitas Sains & Teknologi Komputer. hlm. 51. ISBN 978-623-573-435-4.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Wati, Erna Kusuma (2018). Hidayanti, Fitria, ed. Teori Pengolahan Sinyal Digital (PDF). Jakarta Selatan: LP UNAS. ISBN 978-623-7376-56-9.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Monty Montgomory. Digital Show & Tell.
- CodSim 2.0: Open source Virtual Laboratory for Digital Data Communications Model Departemen Arsitektur Komputer, Universitas Malaga. Mensimulasikan pengkodean garis digital dan Modulasi Digital. Ditulis dalam HTML untuk peramban web apa pun.