Situhiang, Pagelaran, Cianjur
Situhiang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Cianjur | ||||
Kecamatan | Pagelaran | ||||
Kode Kemendagri | 32.03.18.2010 | ||||
Luas | 1.045,67 ha | ||||
Jumlah penduduk | 7673 Jiwa | ||||
Kepadatan | 156,2555607/Ha | ||||
|
Situhiang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Desa ini terbentuk dari pemekaran Desa Pangadegan pada tahun 1982. Pemekaran dari Desa Pangadegan ini menghasilkan 4 desa, yaitu Desa Bunijaya, Desa Pasir Baru, Desa Buniwangi, dan Desa Situhiang. Nama Desa Situhiang ini berasal dari 2 kata yaitu "Situ" dan "Hiang". Situ yang berarti rawa dan hiang diambil dari bahasa sunda yaitu manghiang yang memiliki arti banyak yang mengaji. Penamaan desa ini bukanlah suatu kebetulan, namun sesuai dengan sejarah dimana pada zaman dahulu desa ini terdapat banyak tokoh-tokoh ulama, hal itulah yang menyebabkan banyak pesantren yang berkembang di desa ini. Selain itu, desa ini juga memiliki banyak rawa. Seiring dengan perkembangan zaman rawa tersebut sudah dijadikan pondok pesantren, yang sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren An-Nasiriyah. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Desa Situhiang antara lain kantor desa, poskesdes, posyandu, lapangan voli, GOR Desa, dan tempat peribadatan berupa masjid.
Desa situhiang memiliki wilayah seluas 1.045,67 ha dengan ketinggian 766 mdpl (BPS, 2021), yang berbatasan dengan Kecamatan Capaktamulya di bagian utara, Desa Pangadegan di bagian selatan, Desa Pasir Baru di bagian barat, dan Kabupaten Bandung di bagian timur. Jarak antara Desa Situhiang dengan Kecamatan Pagelaran sejauh 15 km, jarak Desa Situhiang ke kabupaten Cianjur sejauh 60 km, dan jarak antara Desa Situhiang dengan Provinsi Jawa Barat sejauh 134 km.
Desa Situhiang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dengan mayoritas penduduknyaa bermata pencaharian sebagai petani padi. Hal ini didukung oleh luas lahan sawah yang cukup luas, yaitu seluas 410,217 ha dengan luas irigasi teknis seluas 2,58 ha dan penadah hujan seluas 2,13 ha. Selain itu, Desa Situhiang memiliki lahan yang digunakan untuk pekarangan dan bangunan seluas 211,500 ha, perkebunan seluas 211,122 ha, dan wilayah perhutani yang sangat luas sebesar 4000 ha.
Desa Situhiang memiliki beberapa lembaga desa, antara lain BPD (Badan Permusyawaratan Desa), LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), Karang Taruna, PKK, Dasa Wisma, Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
Desa Situhiang memiliki tradisi yang rutin dilakukan setiap tahunnya, yaitu tradisi Ngucek Rawa. Ngucek Rawa merupakan salah satu tradisi di Rawa Kajar-Kajar dimana masyarakat melakukan Ngaheurap atau menangkap ikan menggunakan rakit dan jala. Tradisi ini dilakukan satu kali dalam satu tahun. Tujuan dari tradisi ini adalah mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan masyarakat Desa Situhiang.
Untuk budaya yang dimiliki Desa Situhiang, antara lain marawis, bulkosit (dulag), dan pencak silat. Marawis merupakan salah satu musik perkusi tradisional yang biasa dipakai dalam perayaan-perayaan hari besar Islam, contohnya pada perayaan muharaman. Bulkosit (dulag) adalah alat musik perkusi yang terbuat dari kayu dan kulit hewan atau yang biasa disebut bedug. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan atau dengan menggunakan alat pemukul. Bulkosit sering digunakan dalam berbagai acara, seperti upacara adat, pertunjukan musik, dan tarian tradisional. Pencak silat merupakan salah satu bela diri tradisional yang ada di Indonesia. Seni bela diri ini mencakup berbagai gaya dan teknik yang menekankan pada keterampilan fisik maupun pengembangan spiritual. Di Desa Situhiang sendiri pencak silat biasanya ditampilkan pada acara-acara seperti upacara adat, pertunjukan seni dan samenan.
Daftar Pustaka
[BPS]: Badan Pusat Statistik. 2021.
Tempat menarik
[sunting | sunting sumber]• Rawa Beber
Rawa beber merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Desa Situhiang, yang tepatnya berada di Dusun Beber. Untuk menuju ke rawa beber dapat ditempuh selama kurang lebih 15 menit dari Kantor Desa Situhiang. Fasilitas yang terdapat di rawa beber diantaranya saung, toilet umum, dan lapangan voli. Untuk wisata yang tersedia yaitu taman yang dapat digunakan untuk camping ground, spot-spot foto yang menarik, dan terdapat wahana air seperti perahu angsa dan body rafting.
• Curug Cijampang
Curug Cijampang merupakan salah satu objek wisata alam berupa air terjun yang terdapat di Desa Situhiang, tepatnya berada di Dusun Simpang. Curug ini merupakan salah satu curug tertinggi yang ada di Desa Situhiang. Untuk menuju ke Curug Cijampang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam 20 menit dengan berjalan kaki. Fasilitas yang tersedia di Curug Cijampang yaitu saung untuk tempat duduk-duduk dan spot foto yang menarik. Selain itu, di dekat Curug ini juga terdapat petilasan bagi pengunjung yang ingin berwisata religi.